Break The Ice "25"

4K 328 3
                                    




"Dia tidak cocok jadi ketua!"
"Anak kecil begitu!"
"Kenapa dia selamat ? Kenapa tidak mati saja ? Tidak berguna!"
"Kakaknya tewas demi melindunginya. Seharusnya dia yang jadi ketua."
"Dia tidak berguna"
Si Aomine kecil mendapatkan tekanan batin yang cukup dalam tapi hal itu berhasil dia lalui bersama dengan kazu yang selalu menemaninya sejak dia datang ke rumah ayahnya.

Dia juga mengetahui ayahnya yang punya wanita simpanan dan bersenang-senang di sini, padahal ibu dan saudaranya mati tidak lama ini, tapi dia sudah melupakan mereka. Dia pun mulai membenci ayahnya. Dia dilatih setiap hari hingga babak belur, tubuh kecil itu pun hancur karena latihan berat yang mereka berikan. Kazu selalu merawat tuan mudanya.

"Aominecchi! Jangan melamun saja. Ada apa ?"
Tanya Kise membangunkannya dari mimpi buruk. Tiba-tiba Aomine berbalik dan menimpa tubuh Kise. Kise sedikit terkejut dengan perubahannya.


"Kenapa tiba-tiba ingin melakukannya ? Bukannya tadi sudah ?"
Tanya Kise bingung dengan sikapnya akhir-akhir ini. Dia lebih diam dan Kise sering memergoki dia melamun jika tidak melakukan aktivitas.

Aomine langsung mencium Kise dengan kasar, setelah itu dia menghisap leher Kise dan menggigitnya hingga berbekas merah, Kise merintih sakit. Dia memegangi tangan Kise yang mencoba memberontak dengan kuat dan tak segan-segan.

Dia begitu kasar dan tak terkendali. Tanpa persiapan apapun dia langsung menghantam dinding rectum Kise dengan kuat dan cepat, dia tidak lagi memikirkan sakit yang dibuat pada tubuh Kise yang membuat nya menjerit sangat kesakitan.


"AHHH! AAHHHH! Sakit... sakit.... Aomine..cchi... sakit..... AHH.... AHH.. Aominecchi...."
Jeritnya, yang tidak dipedulikan Aomine.

Aomine seperti orang yang sudah kehilangan kewarasannya. Dia lebih melebarkan kaki Kise dan bergerak dengan keras dan cepat kembali membuat Kise merintih. Dia ingin melawan tapi tenaganya seperti tersedot habis oleh Aomine di dalamnya, hingga dia hanya bisa menjerit memanggil namanya berkali-kali.


"Aomineeccchi..."
Dia terus menghunjam dinding lembut Kise tanpa berhenti membuat Kise kembali menjerit kesakitan, dia sudah mencapai batasnya matanya sedikit buram untuk melihat ekspresi Aomine. Dia mengangkat tangannya ke udara menyentuh pipi Aomine dengan lembut dan memanggil namanya,
"Aominecchi....."


Dan saat itu juga tangannya kembali mendarat ke kasur dan dia tidak lagi menjerit. Kemudian Aomine tersadar dengan perbuatannya dan dia melihat Kise yang terbaring tidak sadarkan diri dengan air mata berurai.
"Kise?"
Panggilnya menyentuh pipi Kise, tapi tidak ada respon darinya.
"Kise! kise! kise!"
Panggil Aomine histeris.
"Kise!"
Teriaknya memeluk Kise dengan erat.

Apa yang sudah dia lakukan pada orang terkasihnya?! Dia menyakitinya.

Aomine melihat darah yang sudah memenuhi kasur putihnya. Aomine telah merobek dinding lembut Kise karena kekasaran saat melakukannya. Darahnya belum berhenti mengalir keluar, Aomine panik. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut
dan berlari keluar.


"Kazu! Kazu! Kazu!"
Teriak Aomine panik, setelah beberapa saat kazu pun muncul melihat tuan muda nya yang begitu panik.
"Kazu! Apa yang harus kulakukan ? Kise terluka! Tolong kazu!"
Ucapnya memohon.


"Tenang tuan muda. jangan panik."
Ucapnya segera mengambil kotak p3k dan masuk ke dalam kamar Aomine. Saat melihat keadaan Kise dia sedikit terkejut.

Dengan segera membuka kotak p3k dan mengeluarkan kapas untuk menyeka darahnya yang belum berhenti mengalir. Dengan tangan terlatih dia mengobati Kise.
"Apa yang sudah anda lakukan tuan muda?!"
Marah kazu. Aomine terdiam. Baru kali ini dia melihat kazu semarah itu padanya.
Dia benar-benar melakukan suatu kesalahan yang amat fatal.


"Bukankah dia orang berhargamu ? Kenapa anda menyakitinya ?"
"Maaf kazu. Aku.. Aku tidak tahu apa yang kulakukan.. Aku tidak tahu...Setelah kusadar, aku sudah menyakitinya.."
Isaknya menyesal.

Kazu tidak lagi menanggapi tuannya dan fokus mengobati kise. Aomine pun terduduk di pojok lantai (mojok) dengan tatapan kosong dan tidak percaya, rasa dingin tidak dia rasakan meskipun dia Cuma memakai boxer.
Apa yang sudah dia lakukan ?! Apa yang sudah dia perbuat?!
teriak Aomine dalam hati yang frustasi. Dia hanya diam di sana.

"Tuan muda."
Panggil kazu membangunkannya dari lamunan.
"Kise! bagaimana Kise? Kazu ?"
"Dia sedang istirahat saat ini. Anda tidak perlu khawatir."
"Syukurlah."
"Sebenarnya apa yang anda pikirkan ?"

Tanya Kazu yang menyadari juga perubahan masternya.
"............................"
"Tuan muda, jika anda menyukai seseorang jadi lah jantan dan menjadi perisai untuk melindunginya. Bukan menyakitinya. Aku tidak tahu apa yang anda pikirkan, tapi lebih baik jujurlah padanya. Dan jangan menyembunyikannya apapun darinya."
Pesan kazu sebelum pergi.


"Hanya kazu yang mengerti diriku"
Ucapnya duduk di samping Kise sambil menggenggam tangannya. Kazu mendengar kata Aomine dan menghilang dibalik pintu.

Aomine mengingat kata-kata kazu, hanya dia yang mengerti dirinya. Hanya dia yang selalu bersamanya, hanya dia yang selalu ada untuknya. Dia seperti kakak untuk Aomine. Dia mencium tangan Kise yang dia genggam dengan erat dan menyesali perbuatan jahatnya. Kise akan membencinya mungkin..

Break The IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang