E N D

31.5K 989 36
                                    

Michelle telah siap dengan dress bewarna peach yang terlihat sangat pas di tubuhnya. High heels yang senada menambah kesan elegan di benak setiap orang yang melihatnya.

"Kau cantik" Jeslyn muncul di balik pintu setelah memaksa Michelle memakai baju yang dipilihnya. Jeslyn juga nampak cantik dengan gaun baby blue yang senada dengan high heels nya.

Michelle menghembuskan nafasnya kasar. "Siapa dulu yang memaksaku memakai dress ini" Ujarnya malas

Jeslyn tertawa kecil. "Kau memang cocok memakai itu di acara penting seperti ini"

Michelle menoleh menatap sahabatnya itu, "Apakah acara ini sungguh penting sampai kau menyuruh Bundamu mencarikan dress ini di butik legendarisnya?"

Jeslyn tersenyum tipis, "Mungkin ini terdengar aneh bagimu! Kau tidak tau seberapa penting acara ini, tapi bisa kupastikan kepadamu bahwa kau akan menangis bahagia selepas acara ini"

Michelle mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya? Gue nggak ngerti!!"

"Hei, sudah waktunya kita berangkat" Evelyne muncul di balik pintu, menatap kedua sahabatnya bergantian. "Matthew memanggil kita semua"

Mendengar kata Evelyne, buru buru Michelle dan Jeslyn mengikuti Evelyne dari belakang. "Kau tau, ternyata di pulau ini ada pelabuhannya lho, gue denger sih yang buat keluarganya Matthew. Kaya banget yah tuh anak" Evelyne membuka percakapan.

"Dan darisana kita bakal naik kapal ke tengah laut disana kapalnya ada" Jelas Evelyne. Michelle dan Jeslyn hanya mengangguk mendengarkan.

Sesampainya mereka bertiga di pelabuhan yang dimaksud Evelyne, yang lain sudah menunggu disana dengan segera mereka semua masuk ke dalam kapal yang akan mengantarkan mereka semua menuju pusat acara.

□□□□□□□■□□□□□□

Mereka semua telah berada di dalam kapal, kapal pesiar Norwegia Epic, kapal yang telah didesain khusus untuk acara-acara khusus seperti hari ini. Michelle dan teman temannya menatap takjub dengan kapal yang telah didesain dengan sangat indah di hadapannya.

"Bagaimana? Apa kalian betah disini?" Matthew datang bersama teman temannya di belakang.

Cassy yang pertama sadar langsung menjawab pertanyaan Matthew. "Pasti, pasti kami akan betah berada disini!" Perkataannya itu membuat Alvin tertawa kemudian mengacak pelan rambut pacarnya itu.

"Kau memang menggemaskan, kenapa tidak sekalian kau minta kepada orang tuamu agar tinggal disini saja?" Tanya Alvin

"Ah kau benar!! Kenapa tidak kuminta saja mer---!!"

"Kapan acaranya mulai" Michelle yang mulai malas langsung memotong perkataan Cassy hingga menbuat gadis itu kesal dan mengerucutkan bibirnya.

"Sebentar lagi" Jawab Rafael

Michelle hanya mengangguk kemudian mengedarkan pandangannya mencari tempat untuk beristirahat. Setelah mendapatkannya dengan segera dia kesana dan duduk lalu memangku wajahnya di kedua tangannya sebagai tumpuan.

Nathalie yang melihat Michelle tanpa berpikir langsung menyusulnya. "Kau kenapa? Ada masalah?" Tanya nya begitu duduk di kursi yang ada di hadapan Michelle.

Michelle yang tadinya menutup mata  beristirahat sejenak kembali membuka matanya dan menatap Nathalie. "Tidak, I'm fine"

Nathalie tersenyum kemudian mengangguk. "Kalau ada masalah, jangan sungkan memberitahu kami. Kami semua kan sahabatmu" Nathalie berdiri kemudian Jeslyn, Evelyne dan Cassy datang lalu merangkul Nathalie.

Michelle tersenyum. "Tentu saja"

Tiba tiba semua lampu padam,  semua teman teman Michelle telah menghilang dari hadapannya. Michelle mengerutkan keningnya bingung, tiba tiba lampu kembali menyala.  Herannya mengapa lampu itu hanya menyorot ke arah nya, pikir Michelle.

"Michelle Elizabeth Kearney" Matthew  berlutut di hadapan Michelle, mengambil tangan kanannya lalu mengenggamnya. "Aku bukanlah seorang pemuda yang pandai berkata manis ataupun bersifat romantis. Aku hanyalah pemuda biasa yang bisa mencintai wanita sepertimu. Wanita yang mampu membuat kehidupan ku jungkir balik. Wanita yang mampu membuatku tersenyum senyum sendiri jikalau mengingatnya "

Pandangan Michelle tergenang oleh air mata yang hampir menetes. Ia tak menyangka bahwa akan seperti ini, sungguh dia sangat bahagia sekaligus terharu.

Matthew tersenyum lembut, kemudian mengambil sesuatu dari saku celana belakangnya. "Maukah kau menjadi seorang wanita yang pertama dan terakhir di dalam hidupku?  Wanita yang akan menjadi Ibu dari anak anakku kelak? Will you marry me?? "

Tangisan Michelle pecah seketika. Dia sangat sangat bahagia. "Yes, I will"

Senyuman Matthew mengembang. Cintanya telah diterima oleh wanita yang sangat dicintainya.

"I Love You Michelle" Matthew memeluk Michelle dengan sangat erat begitupun sebaliknya.  "I Love You too" Ujar Michelle

Tepuk tangan menggema, semua orang turut bahagia atas hal yang baru saja terjadi.  Teman teman, sahabat, keluarga, semuanya tersenyum bahagia melihat kejadian itu.

Dan hari itu adalah hari yang tak akan pernah di lupakan.

E N D

5 Beautiful Nerd Vs 5 Handsome Boy ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang