eps 12

5.9K 353 41
                                    


"Kau siap?"

Chanyoel bertanya begitu ia memarkir mobil di depan rumah besar keluarga Xi. Hari ini, setelah menghabiskan waktu satu minggu untuk berpikir, kekasihnya memutuskan untuk bertemu dengan keluarga barunya.
Tapi baekhyun belum beranjak sama sekali dari tempatnya, ia masih duduk dengan gelisah di kursi penumpang mobil yamg mereka kendarai

"Apa aku boleh kembali saja?"
Cicitnya begitu gagal mengontrol rasa gugup. Chanyoel tersenyum maklum, mengerti akan rasa cemas itu.

"Tidak bee, kau harus masuk. Aku akan meninggalkanmu di sini. Telpon aku jika semuanya selesai oke"

Ia membelai lembut helai rambut baekhyun, berusaha memberi kekuatan.

"Apa menurutmu semuanya akan baik-baik saja?"

"Tentu saja. Kau akan bahagia setelah ini. Percaya padaku oke"

Baekhyun terdiam sebentar, menatap pagar rumah besar itu dengan dalam, chanyoel tidak tahu apa yang dipikirkan kekasihnya. Yang ia tahu, semuanya akan membaik jika baekhyun masuk. Demi apapun, chanyoel sangat mengharapkan kebahagiaan mungil kesayangan ini.

"Hmm.. Aku akan masuk"

Putusnya. Chanyoel tersenyum dan memberikan kecupan ringan di kening baekhyun sebelum si mungil turun dari mobil. Memperhatikan langkah gugup itu, chanyoel tersenyum senang begitu baekhyun memasuki gerbang. Baekhyun nya, telah mengambil jalan kebahagiaan yang selama ini ia damba, sekarang tinggal chanyoel sendiri yang mengambil langkah untuk menggapai baekhyun lebih dekat.

Dan disinilah baekhyun. Duduk meremas kedua tangan di depan nyonya xi dan luhan di ruang keluarga mereka yang hangat. Sejak ia masuk lima belas menit yang lalu, belum ada satupun pembicaraan yang keluar. Nyonya xi menyibukkan diri menatap putra bungsunya sementara Luhan terlihat takjub melihat keluarga utuhnya.

"Boleh ibu memelukmu?"
Itu kalimat pertama yang keluar dari wanita cantik itu. Baekhyun mendongak untuk mendapati mata berlinang milik ibunya. Ibunya, ooh hatinya begitu hangat bahkan hanya dengan mengetahui kenyataan itu.
Dengan gerakan malu-malu baekhyum membawa dirinya kedalam pelukan sang ibu. Dan air matanya tumpah begitu saja, rasanya sungguh ajaib. Jika selama ini ia hanya membayangkan pelukan ibu kandungnya dalam diri Kibum, sekarang ia merasa dadanya begitu penuh. Seperti ini rasanya, ternyata seperti ini rasanya pelukan ibu yang selama ini ia damba, hangat dan nyaman

"Ooh putraku. Putra kecilku yang malang"
Bisik ibunya.

"Umma"
Ucapnya pelan, mengundang tangisan bahagia dari nyonya Xi. Takjub mendengarnya.

"Katakan lagi"
Pintanya sambil menagkup kedua pipi putranya

"Umma"

"Terima kasih sayang"
Nyonya xi memberikan baekhyun begitu banyak ciuman diwajahnya, sebelum membawa baekhyun kembali pada pelukannya

"Umma aku merindukanmu"

"Umma juga. Umma merindukanmu bahkan dalam tidur.. Putraku sudah besar, aku melewatkan peran merawatnya, aku ibu yang sungguh buruk sekali"

Baekhyun menggeleng. Jika dulu ia berpikir demikian, mak kini tidak, rasa kecewa pada sosok ibu luntur begitu ia merasakan hangat pelukannya.

"Tidak. Tidak ada ibu yang buruk, aku mencintaimu"

Nyonya xi mengahapus sisa air matannya. Ini adalah hari terbaik dalam hidupnya, memeluk putra yang selama ini hilang. Duduk bersama Luhan dan baekhyun diruang keluarga dengan berpelukan. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

"Jadi kapan baekkie akan pindah kemari umma?"
Pertanyaan Luhan memecah suasana haru biru dari bakhyun dan ibunya.

"Tentu saja secepatnya. Benarkan sayang"
Nyonya xi bertanya Pada baekhyun

The heirs (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang