DP Chapter 5

12K 1.3K 6
                                    


"Hhaaachi....!!"
Masato menggosok bawah hidungnya dengan kasar.

Pemuda itu menarik selimut tebalnya hingga sampai di bawah leher.
Dia menggigil karena merasakan tubuhnya ke dinginan.

"Ibu pergi saja...aku tidak papa..."
Ucapnya saat melihat sang ibu duduk di sampingnya dengan wajah cemas.

"Apa kau baik-baik saja ibu tinggal sendiri...?"

"Tidak papa, ibukan hanya pergi belanja..."

Sang ibu akhirnya bangkit juga dari duduknya setelah berdiam diri untuk sesaat.
"Baiklah kalau begitu, kau istirahatlah...
Ibu akan segera pulang setelah selesai belanja.
Apa kau ingin sesuatu, akan ibu belikan...?"

"Tidak ada bu...hati-hati saja di jalan..."
Ucap Masato sebelum menutup matanya.

Terdengar suara pintu di buka dan di tutup kembali, Masato tahu ibunya sudah pergi dari dalam kamarnya.

Pemuda itu memilih untuk segera istirahat,
Karena kondisi badannya sungguh tidak enak.

Sejak semalam dia sudah merasakan tenggorokannya sakit di tambah karena dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Hal itu di sebabkan karena kejadian yang dia lakukan dengan Ryuji kemarin.

Masato masih terbayang-bayang dengan hal itu sampai membuatnya tidak bisa tidur.

Kini pemuda itu ingin tidur sekarang, mungkin saja saat bangun nanti dia sudah baikan.

"Dasar konyol...bagai mana dia bisa kena flu di saat musim panas begini...?"

Tampak Ryuji duduk di kusen jendela di samping meja belajar Masato.
Sambil membawa makanan dan beberapa obat di dalam kantong plastik yang dia bawa.

Tadi pemuda itu sudah mengetuk pintu tapi tidak ada yang membukakannya.

Apa lagi pintu rumah Masato dalam keadaan terkunci.
Karena itu dia putuskan memanjat langsung ke kamar Masato.

Ryuji berjalan mendekati Masato dan duduk di sisi ranjang tepat di samping pemuda itu.
Dia meletakkan bawaannya ke atas meja lampu yang ada di samping tempat tidur.

Yosuke tadi yang bilang padanya kalau Masato sedang sakit, saat Ryuji tidak melihat sang kekasih berangkat ke Sekolah bersama sahabat baiknya itu.

Ryuji memperhatikan wajah Masato yang sudah sangat merah.
Itu mungkin pengaruh karena kekasihnya itu sedang demam.

Dia menyentuh kening Masato yang masih memejamkan mata.

Masato tidak sadar jika Ryuji berada di sampingnya sekarang.

"Badan mu panas sekali..."
Desah Ryuji pelan sambil mengalihkan tangannya dari kening pemuda itu.

Dia mengambil plester penurun demam dan meletakkannya ke kening Masato.

Di kecupnya perlahan dahi pemuda itu, Ryuji menatap lekat paras tampan kekasihnya.

Senyumnya, tatapan matanya, suaranya semua yang ada pada Masato sudah memikat hatinya.

Pemuda itu mengelus rambut Masato, menyibakkan ke belakang.
Menyingkirkan beberapa helai rambut yang menjuntai ke depan.

"Kau harus cepat sembuh...aku tidak suka melihat mu terbaring sakit begini"
Bisiknya sembari mendaratkan sebuah ciuman ke bibir kekasihnya.

Ryuji memegang erat-erat tangan Masato sambil terus memandangi wajah pemuda itu.

"Aku mencintai mu..."

******

"Masato..."
Suara sang ibu membangunkan pemuda itu.

Entah sudah berapa lama dia tertidur karena suasana di luar jendela tampak sudah sore, keadaan badannya juga sudah lebih baik sekarang.

Dangerous Pleasure (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang