"Ka Viny, maafin aku. Aku mau kembali lagi sama kamu kaya dulu..."
Viny menatap Shani dengan tatapan yang sulit di artikan. Pensil yang sedari tadi dipegangnya terjatuh ke kasurnya. Viny memejamkan matanya dengan kedua tangannya yang terkepal.
"Kamu pikir bakal semudah itu kamu kembali, Shan?" Tanya Viny sambil membuka matanya dan menatap Shani.
"Ka Viny, maafin aku." Lirih Shani menundukkan kepalanya. Tak kuat melihat mata Viny yang memancarkan banyak luka.
"Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf. Jadi aku rasa kamu ga perlu ngucapin kata maaf lagi." Ucap Viny.
"Kaka.."
"Hati aku udah terlanjut sakit dan kecewa saat kamu milih orang lain. Dan sekarang kamu minta balik lagi sama aku? Kamu nganggep hati aku ini apa? Mainan? Yang sesuka hati kamu buang saat bosen lalu di pungut lagi saat kamu ga ada mainan lain?"
"Ga gitu, Ka.." lirih Shani. Hatinya terasa sakit mendengar ucapan Viny yang terdengar sangat terluka.
"Aku salah ga mau ngikutin kata hati aku kemarin. Aku cuman mikirin pikiran aku yang lagi nyaman sama ka Lidya karna kamu sibuk." Lanjut Shani.
"Aku sibuk buat kamu, Shan! Buat masa depan kita! Aku harus bisa selesaiin kuliah aku untuk lebih fokus dengan hubungan kita yang udah serius ini!" Ucap Viny dengan nafas terengah. Emosi dan rasa sakit yang selama ini ia pendem seakan-akan ingin ia keluarkan.
"Maaf," lirih Shani bergetar. Air matanya mulai turun membasahi pipinya. Viny memalingkan wajahnya melihat air mata Shani. Air mata yang selama ini selalu bisa melemahkannya.
"Kasih aku kesempatan buat perbaikin itu semua, Ka. Aku janji setelah ini--"
"Ga usah janji kalau ga bisa nepatin." Potong Viny dengan cepat.
"Aku ga akan ninggalin kam--"
"Dulu kamu bilang kaya gitu juga! Tapi nyatanya?! Apa kamu pikir kepercayaan aku ini bisa balik lagi?!"
"Kaka..." lirih Shani menundukkan kepalanya saat mendengar nada bicara Viny semakin meninggi. Viny memejamkan matanya berusaha meredakan emosinya yang semakin tak terkendali.
"Mending kamu pulang sebelum makin malem. Rumah kamu jauh." Ucap Viny sambil membuka matanya namun matanya tetap tak mau menatap Shani.
"Tapi Ka--"
"Tolong, Shan. Aku ga mau sampe bentak kamu. Emosi aku lagi ga stabil." Potong Viny lagi.
Shani menghela nafas panjang lalu mengusap air mata dipipinya. Ia menatap Viny yang masih enggan menatapnya.
"Oke aku pulang. Sekali lagi aku minta maaf, Ka. Aku sayang kamu." Lirih Shani lalu membalikkan badannya dan perlahan berjalan menuruni tangga kamar Viny.
Setelah kepergian Shani, Viny menghempaskan tubuhnya ke kasur. Ia mengacak rambutnya kasar lalu mengusap kasar wajahnya.
"Kenapa kamu acak-acak hati aku sesuka kamu Shan?"
~
Shani menyandarkan kepalanya di jendela mobil. Tatapan matanya terlihat kosong dan sesekali tangannya menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Lidya yang berada di sebelahnya hanya diam dan tak berani untuk menegur Shani.
Lidya mengulurkan tangannya lalu menyalakan radio di mobilnya.
Oh ini kisah sedihku
Ku meninggalkan dia
Betapa bodohnya akuDan kini aku menyesal
Melepas keindahan
Dan itu kamuShani menoleh sedikit saat mendengar lagu yang mengalun ditelinganya. Ia menghela nafas panjang. Mengapa lagunya seakan menyindirnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Viny Shani (Season 2)
FanficKembali mengisahkan kelanjutan hubungan Viny dan Shani di JKT48.