Part 4: Nostalgia

111 41 20
                                    

Hari pertama masuk sekolah di SMA Mandala membuat Kezia merasa deg-degan karena SMA pilihannya itu terkenal akan ekskul di bidang seni baik seni tari, seni musik dan seni rupa yang telah meraih banyak prestasi di tingkat nasional.
Pagi itu Kezia diantar oleh supir pribadinya yang biasa mengantarnya ke sekolah selama ini. Kezia pun turun dari mobil merahnya dan melangkahkan kakinya melewati gerbang sekolah yang kokoh. Dilihatnya sekeliling area sekolah itu dan tampaklah Reinhard yang melambaikan tangannya ke arah Kezia sambil tersenyum lebar.
Kezia langsung menghampiri Reinhard karena hanya Reinhardlah satu satunya orang yang ia kenal saat itu.

"Lo sekolah disini juga, Rein?" Tanya Kezia

"Hehe iyaa. Dunia emang sempit ya Zi, atau jangan -jangan kita yang jodoh," jawab Reinhard cengengesan

"Apaan sih. Siapa lagi nih dari SMP Cendana yang lanjut kesini? Masa cuma gue sama lo doang."

"Dirga juga masuk sini kok Zi, tadi tuh anak disini tapi sekarang entah kemana, mungkin cari gebetan kali ya," ujar Reinhard

"O aja, ya kan," jawab Kezia cuek

"Woy Kezia !!" teriak seseorang yang datang dari luar gerbang sambil berlari dan langsung menepuk bahu Kezia.

"Eh Qila, ya ampun kangen banget gue sama lo, kemarin lo bilang mau nyambung ke pesantren, kok sekarang ada disini?"

"Ih lo ya Keiza katanya kangen, kok malah nanya kenapa gue disini, lo gak seneng ya kalo gue sekolah disini," saut Qila pura pura ngambek.

"Ah lo mah lebay Qil. Cini peyuk cini kangen gue," ujar Kezia sambil Merentangkan tangannya ke arah Qila yang langsung memeluk sahabat smp nya itu.

"Boleh ikutan gak?" celetuk Reinhard yang sudah merentangkan tangannya ke arah Qila dan Kezia yang sedang berpelukan

"Gaaakk," teriak Kezia dan Qila serentak.

***

Setelah menyusuri tiap tiap lorong kelas di SMA Mandala akhirnya Kezia dan Qila menemukan nama mereka berdua pada kertas yang tertempel di pintu kelas X IPA 2. Betapa senangnya mereka karena bisa satu kelas lagi.

"Yeaayy!! Kita sekelas lagi Qil." teriak Kezia sambil lompat-lompat merangkul Qila.

Terlihat dua siswa laki-laki yang datang ke arah Kezia dan Qila. Mereka juga mengecek nama pada kertas yang menempel dipintu.

"Ga nama lo ada disini." Tunjuk Reinhard pada tulisan Dirga Arbyan yang nomor absennya 5.

Belum sempat Dirga menjawab, Reinhard bicara lagi.

"Ke-zi-a Ra-zi-lee. Wah lo juga dikelas ini Zi?" ujar Reinhard membulatkan matanya dan memalingkan wajahnya ke arah Kezia.

"Hmm," gumam Kezia sambil mengangguk.

"Rein liat deh, ini nama lo kan?" Tunjuk Dirga pada tulisan Reinhard Axelino.

"E-ehh tunggu Syaqila Giandra nama lengkap lo kan Qil? Lo dikelas ini juga?" tanya Reinhard sambil menunjuk nama yang posisinya tepat dibawah namanya.

Qila mengangguk sambil senyum malu malu karena ada Dirga dihadapannya yang nantinya akan menjadi teman sekelasnya juga.

"Ih senyum senyum. Awas kesambet lo Qil," ujar Kezia

Dirga menarik tangan Reinhard masuk ke kelas untuk memilih tempat duduk yang strategis. Dan akhirnya ia memilih bangku di barisan ke tiga paling pinggir dekat dinding dimana pintu menempel. Sedangkan Kezia dan Qila memilih tempat duduk tepat didepan Dirga dan Reinhard.

"Eh temen lo yang satu lagi si Se..Sekar ya, kok gak bareng lo berdua" Tanya Reinhard

"Sekar sekar. Shena !!" ujar Kezia denga nada tinggi.

"Katanya sih dia mau sekolah ke luar negeri, tapi gak tau dimana tepatnya," ujar Qila.

Dirga yang dari tadi diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun akhirnya memetik senar gitar yang selalu ia bawa kemana-mana. Petikan gitarnya sontak membuat siswa kelas X IPA 2 berkerumun melingkari mejanya.

"Mau lagu apa Zi?" tanya Dirga

"Ehm..ehm kok tanya gue?" jawab Kezia gugup karena banyak pasang mata baru yang melihatnya saat itu.

"Suara lo kan lumayan Zi. Yaa nyambunglah sama suara gitar gue".

"Duet dong duet sekalian nostalgia !! " teriak Reinhard.

"Duet! Duet! Duet!" teriak seluruh siswa X IPA 2 sambil bertepuk tangan".

Tanpa disadari pipi Kezia memerah, mungkin karena malu dirinya dan Dirga sedang dikerumuni banyak siswa yang teriak teriak minta duet.

Jreng...Jreng...

***

Seluruh siswa bertepuk tangan riuh, khususnya siswa cewek yang sudah terhipnotis oleh wajah tampan dan suara husky Dirga.

"Gila lo Ga, baru sehari sekolah disini udah dapet fans," ujar Reinhard menggeleng-gelengkan kepalanya.

Siswa-siswa tadi mulai bubar dari kerumunan tadi dan kembali ke tempat duduk masing masing, karena wali kelas baru mereka yakni Bu Sekar masuk untuk menentukan pengurus kelas X IPA 2.

Setelah mengadakan pemungutan suara akhirnya dipilihlah Dean sebagai ketua kelas, Vika sebagai sekretaris dan Kezia sebagai bendahara kelas.
Mereka pun bermusyawarah untuk membeli perlengkapan kelas karena sebentar lagi akan diadakan lomba menghias kelas untuk memperingati HUT RI.

Kezia mengeluarkan smartphone warna gold dari saku roknya lalu membuka aplikasi WhatsApp mencari kontak pak Adi supirnya.

WhatsApp

⬅ 👤 Pak Adi

Pak Adi nanti jangan jemput ya. Aku mau cari perlengkapan kelas bareng temen aku.


Oke. Jadi pulangnya nanti gimana?

Nanti aku naik angkot aja. Kasih tau ke Mama ya pak.

Sip👍

~~~

Bel pulang sekolah berbunyi Kezia menunggu Vika di gerbang sekolah. Tapi sudah 15 menit Vika belum muncul juga. Kemudian tampak Dean yang menghampiri Kezia untuk memberi tahun bahwa Vika sudah pulang karena tadi dikabari bahwa neneknya sedang sakit parah. Jadi Vika mengurungkan rencananya untuk belanja perlengkapan kelas dengan Kezia.

"Tadi Vika bilang udah ngehubungi lo, tapi nomor lo gak aktif," ujar Dean.

"Ah masa sih," sahut Kezia tak percaya sambil mengecek smartphone-nya yang sudah mati kehabisan daya.

"Gue duluan ya" Ujar Dean meninggalkan Kezia.

"Mampus... Pulang sama siapa dong gue?" celetuk Kezia sambil menepuk jidatnya.

Tinn...tin....
Entah suara klakson motor siapa itu yang membuat Kezia berbalik badan ke arah pemilik motor.

"Kok belum pulang Zi?"

"Gue gak dijeput, karena harusnya tadi gue pergi sama Vika cari perlengkapan kelas tapi Vikanya udah balik duluan" Jawab Kezia

"Yaudah bareng gue aja, sekalian pegangin gitar gue nih." Ajak Dirga dan menyodorkan tas gitarnya.

"Se-serius lo?" jawab Kezia yang selalu gugup saat bicara dengan Dirga.

Kezia pun naik ke motor Kawasaki Ninja Hitam milik Dirga dan menggendong tas gitar Dirga di belakang, sedangkan tas sekolahnya dipangkunya di depan.

Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang