A Dandelion Memories

212 13 2
                                    

Title : A Dandelion Memories

Genre : Romance, Sad, Angst

Lenght : Oneshoot

Rating : PG-15

"Hamparan bunga dandelionlah yang menjadi saksi bisu kisah cinta kita..."

PROLOG

"Kenapa sih kamu suka sekali dengan bunga dandelion?"

"Bunga dandelion itu seperti diriku. Bila terjatuh serbuknya langsung hancur. Sama dengan diriku yang rapuh. Bunga dandelion harus dijaga dengan baik. Seperti hatiku yang harus dijaga oleh cinta dan kasih,"

"Kalau aku bersedia menjaga hatimu dan dirimu, apakah kamu mau?"

.

.

.

Lelaki bernama Luhan itu menatap sendu langit yang terhampar luas diangkasa. Langit mendung tersebut seakan mewakilkan perasaan hati Luhan yang sama mendungnya. Sebuah toples berisi satu ikatan penuh bunga dendelion terdapat ditangan kanannya. Harusnya hari ini menjadi hari yang indah walau cuacanya mendung. Tapi karena pengakuan Luhan pada Hyerim, kekasihnya, membuat hari ini menjadi suram.

Gadis manis bermarga Kim itu langsung berlari dari hadapan Luhan saat mendengar penjelasan yang keluar dari mulut lelaki tersebut. Dihiraukannya setoples yang berisi bunga favoritnya yang sudah Luhan sodorkan padanya. Luhan menghela napas dan lalu menoleh menatap lekat toples ditangan kanannya. Air mata tertahan dipelupuk matanya, mengingat sejuta kenangannya bersama Hyerim kala meliat bunga liar tersebut yang menjadi saksi bisu perjalan cinta keduanya.

**

Seorang remaja lelaki berumur 15 tahun berjalan kesebuah hamparan taman yang luas tak jauh dari komplek perumahannya. Remaja lelaki bernama Luhan itu menatap kagum lukisan tangan Tuhan yang sangat indah di hadapannya. Walau berlokasi di tengah kota, hamparan taman bunga dandelion tersebut masih sangat asri tanpa tangan kotor manusia.

Luhan mengambil posisi duduk sambil menatap sekitar dan lalu mengambil buku sketsanya serta pensil lukisnya. Dirinya menyukai hal berbau seni seperti menyanyi, menari, akting, maupun melukis. Luhan memutuskan mengambil view taman dandelion ini sebagai bahan lukisannya.

"Hya! Kupu-kupu!" suara cempreng khas perempuan remaja terdengar ditelinga Luhan.

Luhan yang sudah sibuk tenggelam pada dunia melukisnya, sekejap menoleh ke arah seorang gadis yang memakai dress putih selutut yang tangan kanannya terdapat seikat bunga dandelion. Gadis bersurai hitam panjang tersebut tertawa dan berlari mengejar kupu-kupu putih yang tadi sempat hinggap dipundaknya. Luhan menatap gadis itu tanpa berkedip dan sedetik kemudian Luhan mencoretkan sebuah gambar gadis tersebut dibuku sketsanya dengan latar taman dandelion.

**

"Bisakah kamu mengaku sekarang kenapa dulu kamu tidak mau menunjukkan buku sketsamu padaku?"

"Karena isi buku sketsaku adalah kamu semua. Dari awal aku melihatmu di taman dandelion sampai saat ini. Aku sudah menyukaimu saat pertama kali melihatmu,"

Hyerim menatap hamparan taman dandelion yang banyak menciptakan kenangan antara dirinya dan Luhan dengan mata berair. Dirinya ingat pertama kali bertemu dengan pria itu ditengah hamparan dandelion ini. Seketika Hyerim berjongkok dan menangis mengingat semuanya.

Hyerim - Luhan's FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang