Oleh : Anik Norafni
Jangan lupa vote dan comennya. Maaf bila masih banyak typo.
Happy reading~~~~~♡♡♡♡♡~~~~~
Cinta itu akan datang
"Terimakasih Pak" ucap seorang gadis setelah turun dari tanksinya. Lalu ia berjalan memasuki pagar rumahnya.
"Motor kamu kemana Dek?." Suara Ratih diteras rumah.
"Dibengkel Bun.!" Jawabnya dengan suara kesal.
"Loh, kenapa?. Bukannya minggu kemaren baru di service." Tanya Ratih dengan suara lembutnya.
"Tadi ada cowok nyebelin nyrempet motor Dinda Bun. Lampu sain kiri pecah sama ada beberapa bagian tergores." Suaranya masih dengan kekesalannya.
"Tapi kamu nggak apa-apa kan Nak.?" Ratih tampak khawatir dengan ucapan anaknya itu sambil melihat keadaan sang buah hati.
"Dinda nggak apa-apa Bunda. Tapai motor Dinda. Gimana besok berangkatnya coba??." Jawabnya dengan nada sendu.
"Yasudah. Kan bisa bawa mobil sendiri, kasian tuh mobil cuma jadi penunggu garasi. Atau kalau nggak bisa bareng sama Ayah." Sang Bundapun bermaksud memberikan solusi.
"Ngak-ngak. Dinda masih marah sama Ayah." Iapun berdiri masuk kedalam rumah dan bermaksud masuk kealam kamarnya.
Ratih pun hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah anak gadisbya itu. "Asar anak jaman sekarang." Gumamnya lirih.
***
Disalah satu kantin batalyon, duduklah duduklah seorang gadis yang sedang menunggu seseorang. Sudah hampir satujam ia menunggu disitu belum kelihatan juga yang sedang ditunggunya. Kantin makin ramai karena ini memang jam makan siang.
"Haduuh. Mana sih kak Fian. Lama banget yah." Gumamnya dalam hati,dia sudah sangat risih dengan disekelilingnya karena mulai jadi pusat perhatian. Dan akhirnya dia putuskan untuk menunggu di parkiran. Dengan berjalan menunduk dan agak tergesa akhirnya
"Buuuk." Dia bertabrakan dengan seseorang.
"Awww."
"Maaf." Suara dari keduanya. Tanpa saling mentap.
Lalu Dinda mengambil kunci mobilnya yang terjatuh sedangkan orang yang ditabraknya tadi mengambil handponenya yang terjatuh juga. Setelah itu mereka berdiri dan saling menatap.
"KAMU!!." teriak keduanya berbarengan.
"Ngapain kamu disini.?" Suara mereka bersamaan lagi seperti di komando.
"Aku dibas disini. Kenapa?." Jawab pria itu santai.
"Kamu sendiri ngapain disini.?" Tanyanya balik.
"Apa urusanmu nanya-nanya!!." Jawab Dinda ketus.
"Yasudah. Terserah." Lalu pria itu berbalik bermaksud akan memesan makan siangnya. Tetapi sebelum ia melangkah Dinda kembali mencegahnya.
"Hai tunggu.!"
"Kenapa.?" Tanya pria itu masih dalam keadaan tenang.
"Aku mau minta pertanggung jawaban.!" Jawab Dinda.
Pria itu mengerutkan keningnya seraya berfikir sesuatu.
"Memang aku menghamili kamu. Jadi harus bertanggung jawab gitu.?" Tanyanya asal.
"Aih. Memang aku cewek murahan gitu dimatamu. Tunggu sebentar." Lalu Dinda mengambil sesuatu didalam tasnya dan menyerahkan ke pria itu.
"Apa ini.?" Tanya sang pria sesudah menerimanya
"Kamu harus ganti kerugian biaya perbaikan motorku. Enak saja main kabur, memang minta maaf saja sudah cukup apa?!. Kalau nggak bisa nyetir itu nggak usah bawa mobil biar nggak nabrak anak orang." Suara Dinda panjang lebar.
Pria itu cuma diam sambil melihat kertas yang diberikan kepadanya. Lalu ia mengeluarkan dimpet dan mengambil tiga lembar uang warna merahnya.
"Ini cukup?. Kembaliannya ambil saja." Suara pria itu sambil memberikan yang ketangan Dinda.
"Oke. Terimakasih." Dinda menerima uang tersebut.
"Eh sebentar. Ini kembaliannya." Suaranya kembali setelah mengambil uang dalam dompetnya.
Dinda menyerahkan kembalian ketangan kanan pria tersebut.
"Dua puluh lima ribu. Lumayan buat makan siang. Oke urusan kita selesai. Besok lagi kalau bawa mobil hati-hati." Lalu dinda membalikkan badannya bermaksud pergi dari tempat itu. Karena hampir semua yang dikantin memperhatikan mereka berdua. Tetapi sebelum kakinya melangkah telinganya menangkap suara.
"Dasar cewek aneh."
Dindapun membalikkan badan menghadap kepria tadi dan bertanya
" apa tadi kamu bilang.?!" Suaranya penuh kesal.
"Kamu itu yang cowok nyebelin." Dindapun berbalik dan mekangkahkan kakinya keluar dari kantin itu. Baru beberapa langkah tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya
"Adinda." Suara yang menyebut namanya.
Dindapun menoleh mencari sumber suara tadi. Ia berfikir sejenak memutar memorinya.
"Budi kah.? Budi styawan kelas IPA 3." Balasbya setelah mengetahui siapa yang memanggil tadi.
"Syukurlah kamu masih ingat dama aku Din." Jawab Budi legah.
"Ketua tiem basket dan wakil ketua osis. Siapa nggak kenal coba, cewek sesekolahan juga tahu waktu itu." Dinda mulai bercerita.
"Kamu bisa saja Din. Bay the way. Ngapain kamu disini Din. Oh ya kamu sudah punya pacar blm?" Tanya budi mencari informasi.
" aku baru nunggu seseorang Bud. Yah mungkin aku ditakdirkan buat jadi jomblo wati sejati kali Bud. Hehehe... just kidding. Aku nggak niat cari pacar tapi cari laki-laki yang mau ku ajak nikah. Kamu dinas disini Bud?." Jawab Dinda seakan sudah lupa akan kekesalan beberapa saat tadi.
"Iya Din. Aku...." belum sempat Budi menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba ada yang memotongnya
"Hai Dek. Maaf telat banget ya." Sapa seorang pria yang menepuk bahu Dinda.
"Hemm. Kakak itu kebiasaan buru nggak ilang-ilang deh." Balas Dinda setelah mengetahui siapa yang menyapanya tadi.
"Jangan marah ya. Nanti cantiknya hilang loh. Oh ya, tumben bawa mobil. Memang motormu kemana?." Tanyanya. Karena sebelum kekantin dia melihat mobil Dinda diparkiran.
"Motorku babak belur di bengkel kak. Gara-gara orang itu." Jawab Dinda sambil mengarahkan dagunya kearah pria tadi.
"Siang Ndan." Sapanya setelah mengikuti arah pandangan Dinda.
"Akbar. Dia siapa.?" Tanya pria yang dipanggil Dan tadi.
"Ini Dinda ndan. Sepupu saya. Anak dari kakaknya ayah saya." Jawabnya menjelaskan.
Ya. Pria yang ditunggu Dinda tadi adalah Akbar Fahlevi. Anak dari adeknya ayah Dinda. Dan Fian adalah panggilan di keluarganya.
"Oh." Balas pria itu singkat.
"Jadi curhat nggak Dek?." Tanya Akbar pada Dinda.
"Kita ngobrol diparkiran saja ya kak." Jawab Dinda.
"Loh. Katanya laper."
"Selera makanku hilang kak gara-gara orang itu." Jawabnya sambil melihat kearah pria tadi.
"Ya sudah. Ayok."
"Saya pernisi dulu danton." Pamit Akbar kearah pria tadi.
"Oya Bud. Lain kali kita ngobrol lagi ya. Maaf aku masih ada urusan. Permisi. Ayo Kak." Suara pamit Dinda ke Budi lalu menariktangan Akbar untuk segera meninggalkan tempat itu.
"Gue duluan ya Bro." Pamit Akbar pada Budi teman satu lettingnya itu.Bersambung...
~~~~~~♡♡♡♡♡♡~~~~~~
Jangan lupa bintangnya ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Akan Datang
Romancepertemuan yang tidak mengesankan bahkan menyebalkan. Dan pada akhirnya mereka disatukan karena perjidohan. akankah mereka akan saling mencintai?