Cinta Itu Akan Datang #5

2.6K 183 20
                                    

Jangan lupa.vote dan comennya ya... maaf jika masih banyak typo.

Happy reading 😊😊

~~~~~~¤¤¤¤¤~~~~~~

Dua bulan telah berlalu dari hari pernikahan mereka. Setelah malam pengantin itu. Ah bukan, malam kecanggungan tepatnya. Karena malam itu mereka tidak melakukan apapun selain tidur dengan saling memeluk gulingnya masing-masing.

Keesokan harinya mereka memutuskan untuk segera pindah kerumah dinas yang sudah disediakan.

"Kenapa Dinda belum pulang ya?." Suara Firza sambil melihat jam tangannya. Saat ini sudah menunjukkan pukul 19.30 , yang biasanya Dinda sebelum azan isya' istrinya sudah berada di rumah.

"Ah sebaiknya aku keluar cari makan sajalah." Firza mengambil kunci motornya lalu pergi kesuatu tempat.

Setelah sampai ke tempat yang ia tuju, yaitu sebuah warung tenda dipinggir jalan dengan menu utamanya adalah nasi goreng, capcay, mie goreng dan kuah.

Firza-pun sepertinya mengenali salah satu motor yang terparkir di sekitar warung itu. Ya motor siapa lagi jika bukan motor Dinda-Istrinya.

"Dinda!." Siara Firza setelah masuk ke warung itu dan berpapasan.

"Mas Firza." Dinda-pun agak terkejut dengan kedatangan suaminya.

"Kamu kerja disini Dek.?" Tanya Firza yang melihat istrinya sedang memegang nampan.

"Hemm... Dinda..." suaranya tertahan karena kehadiran seseorang.

"Mbak Dinda istirahat saja, biar kami yang kerjakan." Suara seorang laki-laki.

"Oh iya Dan. Kenalkan ini Mas Firza,Suamiku." Dinda memperkenalkan Firza pada salah satu karyawannya.

"Kenalkan nama saya Danu Mas. Saya yang bertanggung jawab disini. Ini semua milik Mbak Dinda."

"Kamu ini Dan."

Danu-pun menceritakan jika usaha yang mereka kelola semua milik Dinda dan beberapa usaha kuliner lainnya yang semua dimodalin oleh istrinya itu.

Setelah makam malam bersama akhirnya mereka berdua pulang dengan mengendarai motor masing-masing.

Suatu hari

"Clink." Anggap saja suara BBm masuk.

"Dek. Hari ini makan dikanti biasanya ya. Ada yang pengen ketemu."

Pesan dari Firza. Ya setelah menikah Firza memanggil Dinda Dek dan Dinda memanggilnya Mas. Jika mereka sedang akur, ingat ya jika akur. Jika Dinda kesal kadangpun masih sering memanggil kamu.

"Ya Mas. Hari ini tidak begitu sibuk."

Dikantin batlyon duduklah dua orang laki-laki yang verpangkat sama "letda" dan menjabat sebagai Danton di kesatuan masing-masing.

"Dinda baru ontheway Bang." Suara Firza pada laki-laki itu.
"Ku tunggu kok. Tenang saja. Kamu memang nggak bilang kalau aku yang datang.?" Tanyanya.

"Nggak Bang. Buat surprice." Jawab Firza.

Disisi lain, sebuah mobil yaris merah memasuki kawasan kantin batalyon lalu terparkir disana. Yang mengendarai mobil itu siapa lagi jika bukan Dinda. Dari kantor sampai mobilnya berhenti, iapun dibuat penasaran dengan pesan bbm suaminya.

"Siapa yang pengen ketemu sama aku ya.?" Gumam Dinda sendiri. Ia masih penasaran.

Setelah memasuki kantin batalyon., semua mata tertuju padanya. Ya memang Dinda mempunya daya tarik tersendiri dengan kecantikan alaminya dan kebaikan hatinya. Iapun menyapu pandangan untuk mencari keberadaan suaminya,Firza.

Tetapi setelah melihat suaminya, Dinda tidak fokus padanya justru pada laki-laki yang berada dihadapan suaminya. Dan seketika itu dia berteriak
"BANG BAIM.!" sambil berlari menghampiri.

Merasa namanya dipanggil laki-laki itu menoleh dan berdiri lalu menyambut pelukan dari sang adek tercinta.

"Eh kamu ini Dek. Main peluk-peluk saja, nggak malu apa." Sambil melihat kesekeliling mereka.

"Bang Baim kapan datang? Kok nggak ngabarin Dinda sih." Sambil melepas pelukannya dan menghapus air mata harunya. Lalu bergelayut manja dilengan sang Abang.

"Kamu ini dek. Ini semua rencana suamimu." Sambil melirik kearah Firza.

"Jadi kalian bersekongkol gitu." Jawab Dinda sambil cemberut, seakan-akan dia marah.

"Ih,adekku ini masih saja manja. Sudah nikah masih belum berubah juga." Baim mencubit hidung adeknya itu.

Ya, orang yersebut adalah Letda Ibrahim Putranto kakak kandung dari Dinda. Dan Baim adalah nama panggilamnya. Ibrahim bertugas di. TNI AU LANUD Adi Sumarmo Solo. Dua laki-laki ganteng disebelah Dinda itu adalah Firza dan Ibrahim. Suami dan kakak kandung yang paling disayangnya.

Mereka bertiga-pun menjadi pusat perhatian. Tidak sedikit dari mereka bertanya-tanya pada status Danton mereka, yaitu Firza. Karena pada waktu acara pernikahan mereka hanya atasan dan orang-orang penting setta keluarga saja yang diundang.
Hanya Akbar yang ada pada saat resepsi. Karena esepakatan mereka untuk merahasiakannya akan tetapi hari ini semua sudah terbongkar.

"Maaf ya Dek. Abang nggak bisa datang ke nikahan kalian." Baim melihat kearah Dinda dan Firza bergantian.

"Iya Bang nggak apa-apa." Jawab Dinda.

Setelah ngobrol panjang lebar dan makan siang bersama, Dibda dan Firza mengantar sang Abang ke parkiran untuk melepaskan perpisahan mereka. Karena Ibrahim harus segera kembali ke kesatuannya bersama beberapa anggotanya.

"Dek Abang balik dulu ya. Baik-baik sama suami lo ya." Pesen sang Abang.

"Iya Bang. Hati-hati dijalan ya" jawab Dinda.

"Nitip adek gue yang paling cantik ya bro. Sabar saja, singa yang garang saja bisa dijinakkan apalagi cuma adek gue. Yakinlah dengan berjalannya waktu pasti luluh dalam pelukan." Pesan Baim ke adek iparnya sambil bersalaman dan berpelukan singkat.

"Iya Bang. Doakan semoga disegerakan ya." Jawab Firza sambil tersenyum.

"Apanya yang segera.!?" Suara Dinda dengan tatapan penuh intimidasi pada sang kakak.

"Nggak apa-apa. Itu loh dek, semoga kalian segera memberikan abang keponakan." Jawab Ibrahim yang penuh penekanan pada kata keponakan.

"Biar Abang nanti dipanggil pakde. Hahaha." Lanjut sang Abang lalu tertawa.

"Firza-pun ikut tertawa sedangkan Dinda hanya tersenyum malu sambil tertunduk.

"Ya sudah. Abang pergi dulu ya. Semoga menjadi keluarga yang Samawa dan banyak anak." Ibrahim sambil mengacak kepala Dinda.

"Iya Bang. Hati-hati. Kabari jika sudah sampai." Suara Firza dan Dinda seperti sudah direncanakan.

Melihat tingkah adek dan adek iparnya itu Ibrahim cuma tersenyum. Senyum bahagia tentunya. Dan mobil Honda jazz biru itupun meninggalkan batalyon tersebut.

"Bagaimana Dinda bisa kasih Abang keponakan. Sedangkan aku saja belum pernah memberikan hak suamiku. Dan otu adalah kewajiban utamaku sebagai seorang istri" suara hati Dinda.

Bersambung...

~~~~~¤¤¤¤¤~~~~~

Bagaimana kisah mereka selanjuynya... nantikan ya

Karanganyar 01.02.2018
Anik Norafni

Cinta Itu Akan DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang