Jangan lupa tekan bintang ⭐🌟🌟sebelum membaca ya. Terimakasih dan maaf jika masih banyak typo.
🎶Janji Suci_ Yofi&Nuno🎶
Play sambil baca ya 😊
Oleh. Anik Norafni
Sebulan berlalu akhirnya selesai juga proses pengajuan. Dan hari ini adalah hari pernikaham Firza dan Dinda.
Setelah kalimat sakral itu diucapkan Firza, semua mengucapkan syukur hamdalah. Terutama Ratih sampai terjaru dan menitikkan air mata.
Sedangkan didalam kamar, Dinda yang sudah selesai dirias dari tadi khusyuk mendengarkan ikrar dari Firza yang sekarang menjadi suaminya.
"Ayo sayang. Kita keluar dan temui suamimu sekarang." Suara Ratih memecah lamunan Dinda.
"Sekarang ya Bun.?" Jawab Dinda yang masih duduk didepan meja riasnya.
"Alahmdulillah. Selamat ya sayang, kamu sekarang sudah menjadi seorang istri. Bunda nanti akan merindukan rengekan dan keributan dirumah ini lagi." Ratih memeluk anak gadis satu-satunya itu sambil menitikkan air mata bahagia.
Semua yang ada diruangan itu melihat kearah Dinda datang. Dinda hari ini terlihat sangat cantik dan anggun. Mengenakan kebaya putih dan jilbab senada dengan beberapa helai rangkaian melati yang berada dibahu kirinya.
"Cantik." Suara Firza dalam hati memuji Dinda yang sekarang sudah menjadi istrinya.
Setelah sampai dihadapan Firza. Dinda mengulurkan tangan lalu mencium punggung tangan Firza. Orang yang pernah nabrak Dinda dan menurutnya sangat menyebalkan itu. Dan harus menerimanya sebagai suami karena perjodohan kedua orang tua mereka. Setelah acara foto-foto dan bersalaman telah selesai,dan tamu undangan sudah mulai meninggalkan tempat acara. Akbar mendekati Dinda yang berada di sisi ruangan.
"Selamat ya Dek. Semoga menjadi keluarga yang Shakinah Mawaddah Warohmah dan Berkah ya Dek. Baik-baik sama pak Danton ya dan yang akur hehe." Suara Akbar yang membuyarkan lamunan Dinda.
"Eh iya kak. Makasih banyak doanya kak." Suara Dinda yang sedikit gaket.
"Oya kak. Dinda boleh minta tolong nggak."
"Boleh. Minta tolong apa Dek.?"
"Tolong rahasiakan dulu pernikahanku sama Mas Firza ya. Nanti jika sudah waktunya kita publikasikan."
"Yaelah Dek- dipublikasikan kayak artis saja. Tadi bilang Danton apa, Mas.??! Ciee... mesranya. Sudah baikan sekarang." Suara Akbar menggoda saudara sepupunya itu.
"Kaka Akbar." Dinda tersipu malu.
Akhirnya acara malam itu selesai juga setelah Dinda dan Firza berdiri berjam-jam menyalamin tamu. Dinda pamit ke semua keluarganya untuk masuk kedalam kamar. Setelah berjam-jam tadi memakai hill ia ingin segera melepaskannya karena sudah menyiksa kakinya. Belum sempat melepatnya dinda tidak bisa menjaga keseimbangan langkahnya dan
"Kyaaaa." Suara teriakannya.
Tok tok tok
"Kreeek." Suara ketukan pintu lalu pintu itu terbuka. Ya siapa lagi jika bukan Firza yang masuk kamar.
"Kamu kenapa.?" Tanya Firza setelah masuk kamar dam melihat istrinya duduk dilantai.
"Aku jatuh gara-gara sepatu ini.!" Dinda melempar sepatu itu kesembarang tempat.
"Coba ku lihat." Firza memeriksa kaki Dinda lalu tiba-tiba dia mengangkat istrinya ala bridal stily keatas ranjang.
"Eh kamu mau ngapain aku.!?" Dinda kaget sekaligus panik.
"Kamu itu kenapa sih, curiga mulu ma aku. Tenang saja aku cuma mau lihat kaki istriku saja." Jawab Firza Dingin.
"Ini harus segera diurut,kalau tidak akan semakin bengkak." Suaranya lagi.
"Haduuh gimana dong."
"Kamu disini dulu jangan kemana-mana, aku keluar dulu sebentar ambil baskom sama minyak urut." Perintah Firza. Lalu ua pergi keluar kamar. Tak lama kemudian ia kembali kedalam kamar itu.
"Tahan ya. Mungkin agak sakit." Suara Firza memperingatkan.
"Iya." Jawab Dinda sambil menganggukkan kepalanya."Bismillah." Firza mulai mengurut kaki Dinda pelan.
"Haduuuh, sakit Mas." Suara rintihan Dinda sambil meneteskan airmata.
"Sabar. Aku lakukan pelan-pelan kok. Nanti lama-lama juga nggak sakit. Tahan ya dikit lagi."
"Mas Firza, pelan-pelan sakit." Suara Rintihan Dinda.
"Iya. Ini juga pelan-pelan. Nikmatin aja sambil diam ya biar aku yang bekerja."
Sedangkan diluar kamar tidak sengaja Ratih mendengarkan percakapan Dinda dan Firza. Ia tersenyum-senyum sendiri.
"Bunda ngapain.?" Suara Rudi yang menghampiri istrinya.
"Eh. Itu Yah. Dinda sama Firza kayaknya asyik banget." Jawab Ratuh sambil menunjuk kamar Dinda. Senyumnya masih mengembamg di bibirnya.
"Bunda nguping ya. Ayo kekamar. Biarkan mereka menikmati malam pengantinnya." Rudi memeluk bahu istrinya dan mengajak kedalam kamar mereka.
Ketika Firza fokus pada kaki Dinda dengan mengurutnya pelan dan sesekali mengoleskan canterpain supaya kakinya hangat. Ia memperhatikan suaminya secara seksama.
"Ganteng" suara hati Dinda. Tapi tiba-tiba dia menepis pikirannya itu.
"Tidak-tidak. Sekali nyebelin tetap nyebelin." Sanggahnya dalam hati juga.
Setelah dikira sudah baikan, Firza melihat istrinya sesaat.
"Sudah nggak sakit?." Tanyanya tiba-tiba."Su- sudah kok Mas. Makasih ya." Jawab Dindavsedikit gugup.
"Aku panggilkan simbok dulu ya supaya bisa bantu lepas bajunu itu." Tanpa menunggu persetujuan dari Dinda, Firza sudah berjalan keluar kamar.Dan malam itu adalah malam penuh kecanggungan oleh keduanya.
Bersambung...
***
Bagaimana kisah mereka. Nantikan kelanjutannya.
Karanganyar, 15.01.2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Akan Datang
Romancepertemuan yang tidak mengesankan bahkan menyebalkan. Dan pada akhirnya mereka disatukan karena perjidohan. akankah mereka akan saling mencintai?