Chapter 7

8 2 0
                                    

Senin pagi hari ini cuaca tampak sangat cerah. Tapi, Raya masih asyik bergelung di bawah selimutnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.15. Sudah daritadi pagi Raya bangun, tapi ia enggan turun dari kasur kesayangannya itu.

"Gue nggak mau sekolah. Gimana nanti kalo Jingga nanya soal semalem?! Mau di taruh mana muka gue?!" kata Raya pelan di balik selimutnya.

"RAYAAA!! Mau sampe kapan kamu disituu?! Ini udah siang, kamu nggak mau sekolah?!" teriak mama Raya saat melihat putrinya masih belum bersiap sekolah. Tapi tetap diam dan malah mencari posisi yang lebih nyama di balik selimutnya.

"Ya Tuhan, ini anaknya siapa sih?! Kenapa anak gue yang rada gesrek cuma dia doang. Sabar mah jadi ibu-ibu." gumam ibu Raya melihat tingkah laku anaknya.

"Raya, mama tau kamu udah bangun. Kamu mau sekolah atau semua barang-barang kamu yang warna merah mama buang! Apapun itu yang berwarna merah!" kata mamanya lembut sambil menyibak selimut Raya, lalu tersenyum kearah Raya. Sedangkan Raya, menatap tajam mamanya.

"15 menit lagi Raya berangkat ke sekolah." kata Raya sambil tersenyum selebar mungkin dan turun dari kasurnya menuju kamar mandi. Mamanya yang melihat itu menghela nafas kesal.

.
.

Sampai di sekolah, ia memasang wajah kesalnya. Ia berjalan menuju kelasnya sambil menghentakkan kakinya sebal. Beberapa murid yang melihatnya sampai heran dengan tingkah laku Raya.

"Mama udah nggak sayang apa sama anaknya?! Masa barang-barang gue mau dibuang. Lah barang-barang gue kan merah semua. Mamanya sapa sih!" gerutu Raya.

"Si Raya pagi-pagi udah cemberut aja. Kenapa lo?" kata Jingga yang tiba-tiba datang lalu merangkul Raya.

"Ah...? Eh... Lo nga-ngapain disini?" tanya Raya gugup.

"Lo sakit Ray? Gue mau sekolah lah, masa iya gue disini mau balapan." kata Jingga heran.

"Hah? Enggak kok. Eh Senja!" kata Raya saat melihat Senja lewat. Senja pun menoleh ke arah Raya.

"Raya, kenapa lo?" tanya Senja yang sudah di hadapan Raya.

"Gue mau ngomong sama lo. Ayok." kata Raya lalu menarik Senja menjauh dari Jinggga.

"Apaan sih lo?! Main tarik-tarik aja." kata Senja kesal yang tiba-tiba diseret oleh Raya.

"Nanti malem lo ke rumah gue, ada yang mau gue ceritain. Jangan lupa!" kata Raya.

"Iya iya. Udah ah gue mau ke kelas." jawab Senja malas, lalu meninggalkan Raya.

.
.

Sebelum memasuki kelas, Senja berbelok berjalan menuju taman sekolah. Ia duduk di salah satu kursi taman. Kemudian, seulas senyum hadir di wajah cantiknya. Ia teringat akan semalam.

"Ngapain lo disini?" tanya seseorang yang tiba-tiba sudah duduk di samping Senja.

"Nggak ngapa-ngapain Sa. Lo sendiri?" kata Senja yang masih tersenyum, malah semakin lebar senyumnya.

"Lo kenapa? Sakit? Nggak biasanya lo senyum selebar ini." kata Esa khawatir, sedangkan Senja hanya tertawa kecil menggelengkan kepalanya.

"Senja, tadi gue ketemu cewek cantik. Gue sapa dia, tapi dia..." kata Esa mulai bercerita. Senyum pun langsung hilang dari wajah Senja. Ini yang Senja tidak suka dari Esa.

Is You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang