NO - 10

197 34 5
                                    

Aku dan Jaehwan sudah selesai makan. Tapi tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. Aku bingung harus memulai dari mana. Aku takut Jaehwan akan kecewa dengan masa laluku.

"Jae..." aku memberanikan diri memanggilnya.

"Hm?" hanya itu respon Jaehwan. Dia memalingkan pandangannya dari jendela padaku.

"Aku tau masa lalu adalah hal yang sensitif untuk kita bahas. Tapi bukankah kita harus mengetahui masa lalu masing-masing?" tanyaku.

"Iya... Tapi aku bingung harus mulai dari mana..." jawabnya.

"Aku penasaran... Apakah kamu benar-benar tidak pernah pacaran?" aku memberanikan diri untuk mulai bertanya.

"Seperti yang sudah pernah aku katakan. Aku tidak memiliki pengalaman tetang perempuan. Jadi, aku memang belum pernah pacaran. Mungkin kamu yang pertama." benar. Dia pernah mengatakan itu. "Tapi bukan berarti aku tidak pernah dekat dengan perempuan." lanjutnya.

"Jadi?"

"Waktu kuliah, aku pernah menyukai seorang perempuan. Teman sekelasku di beberapa mata kuliah. Aku berusaha mendekatinya tapi suatu hari dia tiba-tiba menjauhiku. Aku bingung. Ketika aku tanya dia hanya mengatakan bahwa aku laki-laki yang tidak peka dan tidak perhatian. Beberapa hari kemudian dia jadian dengan temanku sendiri. Sejak saat itu, aku tidak ingin berurusan dengan perempuan." Jaehwan mengakhiri ceritanya.

"Sampai sekarang kamu belum tau kenapa dia tiba-tiba meninggalkanmu dan pacaran dengan orang lain?"

"Akhirnya aku tau bahwa perempuan itu merasa aku hanya PHP padanya, padahal aku sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya."

"Kenapa kamu tidak ingin mendekati perempuan lagi setelah itu?"

"Entahlah... Mungkin aku terlalu malas memahami perempuan..." jawabnya asal.

"Hm..." aku hanya menganggukkan kepala.

"Bukankah kamu yang ingin memulai membicarakan masa lalu? Kenapa jadi aku yang cerita?"

"Sejujurnya, aku takut masa laluku akan mengecewakanmu." jawabku jujur.

"Kenapa?"

"Karena ini adalah masa lalu yang selalu aku simpan. Tidak ada orang yang tau, kecuali Eunbin. Bahkan aku tidak pernah menceritakan kepada orang tuaku."

"Lalu kenapa kamu menceritakannya padaku?"

"Dia kembali. Orang dari masa laluku..."

"Siapa?"

"Apakah kamu akan marah padaku kalau aku mengatakan bahwa aku pernah tidur dengan laki-laki lain sebelum menikah dengamu?"

Jaehwan tidak menjawab. Tapi aku tau dia terkejut.

"Maafkan aku. Aku tau kamu pasti kecewa padaku." aku ingin menangis tetapi aku tidak ingin melakukannya di depan Jaehwan.

"Bisa kita lanjutkan di rumah? Sepertinya kita terlalu lama disini." kata Jaehwan.

Tidak terasa aku dan Jaehwan sudah menghabiskan waktu hampir 2 jam di tempat makan ini. Jaehwan berdiri lalu meninggalkan meja. Sepertinya dia sangat kecewa padaku.

Perjalanan ke rumah terasa sangat lama. Tidak ada obrolan apapun. Hening.

"Kamu mau mandi dulu? Biar aku siapkan air hangat..." kataku kepada Jaehwan.

"Iya, terima kasih."

Aku membuat teh hangat setelah selesai mandi lalu menyusul Jaehwan di ruang tengah. Dia sedang menonton TV. Aku memberikan gelas berisi teh padanya dan dia menerimanya tanpa mengatakan apapun.

"Siapa?" tanya Jaehwan tiba-tiba.

"Hm?" aku bingung dengan pertanyaan Jaehwan yang tiba-tiba. Ku lihat wajahnya tetap tenang.

"Laki-laki itu?"

"Kamu mengenalnya. Orang yang kamu suruh mengambil berkasmu kemarin, Kak Dongho. Dia kakak tingkatku sewaktu kuliah."

Jaehwan bergeming.

"Maafkan aku, Jae." gumamku.

"Aku tidak tahu harus berkata apa padamu, Chae..." kata Jaehwan.

"Aku mengerti. Aku akan tidur, sedah malam. Sebaiknya kamu juga segera tidur. Besok kan kamu harus pergi bekerja."

Aku meninggalkan Jaehwan dan masuk ke dalam kamar. Aku tau dia kecewa padaku. Sudahlah, biarkan dia sendiri dulu. Aku akan menjelaskannya besok pagi.

No Other - Chaeyeon & Jaehwan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang