NO - 23 END

197 27 9
                                    

Aku terbangun jam 11 siang setelah nyampe jam 2 dini hari. Aku sebenernya udah beberapa kali bangun tapi tidur lagi. Aku bangun karena Jaehwan nggak ada di sampingku.

"Aku berisik ya, sampe kamu kebangun?" tanya Jaehwan. Dia mendudukkanku di atas kursi meja makan.

"Enggak kok, kenapa kamu udah bangun?" tanyaku.

"Aku laper... Hehe" dia senyum-senyum sambil ngisi segelas air putih. "Nih minum dulu." dia ngasih segelas air putih buat aku.

"Makasih."

"Aku lagi bikin roti bakar nih. Mau?" Jaehwan mengangkat roti yang keluar dari toaser dan mengoleskan selai di atasnya.

"Boleh." jawabku karena sesungguhnya aku juga laper. Jaehwa menyuapkan roti padaku.

Akhirnya kami sarapan roti bakar dan susu. Beberapa hari ditinggal jadi nggak banyak bahan makanan di lemari es.

"Kayaknya kita harus ke swalayan deh, Jae. Persediaan kita banyak yang habis." kataku setelah meminum susuku.

"Iya. Aku mandi dulu deh..." Jaehwanpun pergi ke kamar mandi. Aku mencuci piring dan menyiapkan baju gantinya.

***

"Sayang, liat dasi warna biru yang biasa aku pake nggak?" teriak Jaehwan dari dalam kamar.

Kami sepakat untuk saling manggil sayang. Aku masih ngerasa aneh tapi juga seneng. Aku meninggalkan meja makan dan menghampiri Jaehwan yang sedang mencari dasinya.

"Aku kan udah nyiapin dasi buat kamu pake, Yang?" tanyaku.

"Nggak mau. Aku mau pake yang biru itu..." hari ini kami mulai beraktivitas seperti biasa. Jaehwan di perusahaannya dan aku di butik. Sejujurnya aku kadang masih kepikiran kali Jaehwan bakal pergi ke London.

"Sayang, aku berangkat ya..." Jaehwan mencium kepalaku lalu pergi.

"Hati-hati di jalan..."

Aku menginjakkan kaki di butik setelah sekian lama. Tidak banyak yang berubah.

"Selamat pagi..." sapa Eunbin. "Ciye, yang baru pulang liburan... Mana nih oleh-olehnya?" Eunbin memelukku.

"Ada kok, nih!" aku menyerahkan sebuah paper bag pada Eunbin. "Bagi Hyeri sama Soyeon juga tuh..." Hyeri dan Soyeon datang dan mereka sibuk membagi oleh-oleh.

Aku pergi ke ruanganku untuk melihat laporan butik selama aku tinggal. Nggak ada masalah. Eunbin masuk lalu duduk di depan meja kerjaku.

"Gimana butik selama aku tinggal?" tanyaku padanya.

"Biasa aja. Oh iya, ada yang ngundang kita ke acara fashion show. Mau dateng nggak?"

"Kapan?"

"Sebulan lagi..."

"Boleh. Masih ada waktu buat persiapankan?"

"Ada kok." kamipun sibuk membicarakan soal pekerjaan dan butik.

Aku sampai di rumah sore hari. Setelah membersihkan diri aku menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Jaehwan

15.50

Sayang, pulang jam berapa?
Aku mau masak nih, kamu mau dimasakin apa?

Jaehwan tidak membalas pesanku. Lalu dering telponku berbunyi. Dia menelponku.

"Halo..."

"Halo, Sayang... Maaf ya, kayaknya malem ini aku nggak makan di rumah."

"Lembur ya? Padahal baru aja masuk habis liburan."

"Iya, Chae. Maaf ya..."

"Nggak apa-apa kok. Jangan lupa makan ya."

"Kamu juga ya."

"Iya..."

Akhirnya aku makan sendirian malam ini. Sedih tapi mau gimana lagi.

Aku merasa seseorang masuk ke dalam kamarku, Pasti Jaehwan. Dia menghampiriku yang sedang tertidir dan mencium keningku.

"Kamu udah pulang?" aku terbangun.

"Iya. Kamu tidur lagi aja. Aku mau mandi dulu..."

"Mau disiapin air anget buat mandi?"

"Nggak usah." Jaehwan mengelus pipiku pelan.

"Udah makan."

"Udah kok. Kamu tidur lagi deh. Good night." Jaehwan membenarkan letak selimutku dan mengelus rambutku sebelum masuk ke kamar mandi.

***

Sudah tiga hari Jaehwan selalu lembur. Kami hanya bertemu beberapa menit dalam satu hari. Jaehwan pulang ketika aku sudah tidur dan berangkat setelah menghabiskan sarapannya.

Hari ini Jaehwan mengajakku makan siang bersama dan aku sangat senang. Setidaknya kami ada waktu bersama. Aku tiba di tempat janjian lebih dulu lalu menunggunya.

"Hai, Sayang... Maaf telat." sapanya padaku.

"Nggak apa-apa, Jae. Aku tau kerjaan kamu banyak."

"Aku kangen berduaan sama kamu kayak gini..."

Kami makan sambil sesekali ngobrol, melepas rindu. Jaehwan menggenggam tanganku membuatku merasa nyaman.

"Ada yang ingin aku bicarakan, Chae." kata Jaehwan. Aku tau dia tidak akan mengajakku makan siang di sela kesibukannya tanpa ada hal penting.

"Apa?" tanyaku.

"Aku sudah memutuskan akan menggantikan posisi Papa. Aku ingin Papa istirahat." jawabnya.

Aku tau hal ini akan terjadi. Aku sudah mempersiapkan diri beberapa hari ini, tapi mendengar langsung dari Jaehwan membuatku sedih.

No Other - Chaeyeon & Jaehwan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang