NO - 13

188 35 2
                                    

Aku merasa ada yang aneh ketika aku bangun. Seingatku kemaren aku ketiduran di sofa tapi sekarang aku ada di ranjang. Dan tidak ada Jaehwan. Apa dia menghindariku lagi?

Ketika aku bangun aku menemukan sebuah catatan kecil di meja samping tempat tidurku.

Selama pagi,
Aku pergi ke gym sebentar, Chae...
Aku ingin sarapan pancake... Hehe

Jaehwan

Aku senang ternyata Jaehwan tidak menghindariku lagi. Buktinya dia meninggalkan pesan untukku dan dia ingin sarapan pancake.

Aku segera bersiap-siap untuk memasak sarapan. Aku memasak pancake seperti yang diinginkan Jaehwan. Aku memasak sambil menyalakan musik dan bergerak mengikuti iramanya.

Aku terkejut ketika sebuah lengan tiba-tiba mengalungi leherku. Reflek aku menengok dan terlihat Jaehwan sedang melihat apa yang aku masak. Posisi Jaehwan yang seakan-akan memelukku membuatku kaget.

"Jae, kamu bau keringat. Lebih baik kamu segera mandi!" kataku mencoba sebiasa mungkin. Karena sejujurnya aku merasa hatiku akan meledak.

"Oh iya, aku baru selesai nge-gym jadi keringetan." jawab Jaehwan.

"Sana pergi mandi!" kataku sambil berusaha melepaskan tangan Jaehwan dari leherku.

"Baiklah. Aku akan mandi." kata Jaehwan sambil melepaskanku. "Oh, iya.. Jangan lupa pancakenya diangkat, nanti gosong!" kata Jaehwan.

Aku baru sadar, pancakeku hampir gosong. Aku terlalu sibuk mengatur detak jantungku yang menggila karena Jaehwan.

"Chae, dimana dasiku yang berwarna biru?" tanya Jaehwan yang muncul dari dalam kamar.

"Di tempat biasa. Aku kemaren taruh disana." jawabku sambil meletakkan piring terakhir di meja makan.

"Aku udah cari tapi nggak ada." jawabnya.

Aku masuk ke kamar dan mencari dasi yang dimaksud Jaehwan. Dan aku langsung menemukannya. Dasar Jaehwan!

"Ini." aku memberikan dasinya kepada Jaehwan.

"Aku sedang sarapan." kata Jaehwan sambil mengunyah pancakenya.

Aku menghadapkan tubuh Jaehwan padaku lalu memasangkan dasi padanya.

"Terima kasih." katanya setelah aku selesai memasangkan dasi.

"Sama-sama." aku duduk di depan Jaehwan dan bersiap untuk sarapan.

Aku baru sadar. Sikap Jaehwan berubah. Bukankah kemaren dia marah padaku. Kenapa tiba-tiba dia menjadi seperti ini.

"Ehmm... Jae..." aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Hem? Aku sudah selesai sarapan. Aku harus berangkat sekarang karena ada meeting pagi ini. Kita bicara lagi lain kali." Jaehwan meneguk habis susu coklatnya. "Aku pergi dulu." dia mengelus rambutku lalu pergi.

***

Seperti kemaren, pagi ini Jaehwan pergi setelah menghabiskan sarapannya. Semalam Jaehwan juga lembur sehingga aku tidak punya waktu untuk berbicara dengannya.

Aku harus berbicara dengan Jaehwan hari ini karena lusa sudah weekend. Aku memutuskan untuk mengajak Jaehwan makan siang hari ini.

"Kamu mau hubungin siapa sih? Ribet amat..." tanya Eunbin.

"Jaehwan. Aku mau ngajak dia makan siang tapi dia nggak bisa dihuhungi." jawabku.

"Datengin aja kantornya." jawab Eunbin asal.

"Bener juga. Yaudah, keluar dulu ya..." aku langsung pergi tanpa menunggu jawaban Eunbin.

Setelah sampai di depan kantor Jaehwan aku merasa ragu. Haruskah aku masuk dan mencari Jaehwan?

Akhirnya aku sampai di ruangan yang dikatakan sebagai ruangan Jaehwan oleh resepsionis di bawah tadi. Ada seorang wanita duduk di kubikel depan ruangan yang aku yakini sebagai sekretaris Jaehwan.

"Selamat siang... Ada yang dapat saya bantu?" tanya wanita yang memakai name tag bertuliskan Siyeon.

"Maaf, apakah benar ini ruangan Pak Jaehwan?" tanyaku.

"Benar, Bu."

"Apakah saya dapat menemuinya? Bukankah ini jam makan siang?" tanyaku.

"Akan saya tanyakan dulu." jawabnya.

Tiba-tiba ruangan Jaehwan terbuka. Seseorang yang aku kenal keluar dari dalam ruangan itu, Kak Dongho! Kenapa aku harus bertemu dengannya saat ini?

No Other - Chaeyeon & Jaehwan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang