-4-

2.4K 105 1
                                    

Natasha sedang berbaring tengkurap di tempat tidurnya. Dia membaca novel yang baru saja ia beli bersama Erika tadi siang. Pintu kamar Natasha terbuka menampilkan bundanya yang tersenyum melihat putrinya itu. Bunda pun duduk disamping tempat tidurnya, lalu mengelus kepala Natasha yang membuat si empunya menoleh.

"eh bunda" Natasha merubah posisinya menjadi duduk menghadap bundanya. "ada apa bun?" lanjutnya.

"engga bunda cuma mau ngecek aja, soalnya kamu dari tadi sore ga keluar kamar taunya lagi asik baca novel, pantes aja anteng di kamar"

Natasha menyengir, "hehehe, maaf ya bun, abisnya novelnya lagi seru nanggung kalau bacanya di nanti-nanti"

"kamu udah makan Nat?" Natasha menggeleng, "kamu makan dulu sana, nanti kamu sakit" bunda yang masih mengelus rambut Natasha menggeleng melihat putrinya, Natasha pun bangkit keluar kamar untuk makan yang pastinya, "yaudah bun Natasha makan dulu ya."

***

Hari ini adalah hari minggu, ini adalah kesempatan bagi seorang laki-laki yang masih bergelung dalam selimut di kamarnya. Shanin menggeleng melihat kelakuan putranya jika hari libur.

Shanin berjalan membuka gorden kamar Arkan supaya Arkan bangun. Tapi ternyata pancaran sinar matahari tidak membuat Arkan bergerak. Shanin mendengus kesal, putranya ini kalau sudah tidur sudah seperti kebo, susah dibangunin.

Shanin menggoyangkan tubuh Arkan, "Arkan bangun!"

Arkan menggeliat merasa tidur panjang nya itu di usik. "Arkan! Bangun! Kalau kamu ga mau bangun, mama siram pake air nih" ancamnya

Arkan yang mendengarnya langsung terlonjak kaget dan langsung duduk menatap mamanya itu, Arkan menyengir "udah bangun kan Arkan, jadi jangan disiram ya ibu negara" Arkan memasang muka sok imut nya itu.

"yaudah mandi sana" Arkan langsung beranjak menuju kamar mandi.

Arkan berjalan menuruni tangga, ia memakai baju santai karena hari ini ia tidak berniat untuk keluar rumah. Arkan duduk di sofa dan meraih remote TV. Zilla yang berada di depan Arkan hanya menatap Arkan.

Merasa ada yang memperhatikannya , Arkan menoleh melihat Zilla yang asik menatapnya tanpa berkedip, "gue tau gue ganteng, gausah terus ditatap gitulah"

Zilla bergidik ngeri, "pede banget lo, tumben udah bangun, biasanya jam segini kalau hari minggu lo masih ngebo dikamar"

Arkan mendengus, "mama ngebangunin gue, padahal tadinya gue mau hibernasi seharian ini" Arkan cemberut, Zilla yang melihat aksi abangnya itu tertawa, Arkan melihatnya heran, kenapa nih anak tiba-tiba tertawa?

Arkan langsung menempelkan punggung tangannya di dahi Zilla yang langsung ditepis oleh adiknya itu, "apasih bang, pegang-pegang aja deh"

"lagian lo tiba-tiba ketawa ngakak gitu, gue kira lo sakit...sakit jiwa hahaha" balas Arkan yang langsung tertawa terbahak-bahak.

Zilla sebal di tertawakan seperti itu, ia melipatkan tangannya di depan dadanya. Arkan yang tertawa langsung berhenti melihat aksi merajuk adiknya itu

"yah Zilla ngambek," Zilla diam, "Zil," Zilla tetap diam. Arkan mendengus, "Zilla jangan ngambek dong, abang turutin kemauan Zilla deh biar Zilla ga ngambek lagi"

Senyum Zilla merekah, kesempatan buat dia minta untuk jalan-jalan hari ini dengan Arkan. "oke, Zilla bakalan ga ngambek lagi, tapi ada syaratnya" Zilla tersenyum miring

"yaudah apa syaratnya?" tanya Arkan dengan malas

"bang Arkan harus ajak Zilla jalan-jalan seharian ini, lagian Zilla bete bang di rumah terus, yah yah??" Zilla memasang muka puppy eyes nya itu.

Indifferent (PINDAH KE HINOVEL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang