Boruto, bertahanlah!

4.9K 497 56
                                    

Dini hari, Boruto terbangun dari tidurnya. Panggilan alam mengharuskannya terpaksa meninggalkan pelukan hangat Mitsuki sejenak untuk menuntaskan hasrat. Ia berjalan gontai menuju kamar mandi.

Pandangan kabur karena kantuk membuat Boruto tak dapat melihat dengan jelas, bahkan ia tidak menyadari jendela kamar mandinya yang terbuka lebar, seseorang bahkan mengintip di balik tirai bathtub.

Sebuah hantaman keras Boruto rasakan di kepalanya, darah segar mengalir dari luka bekas hantaman.
Boruto terhuyung, lalu ia oleng. Tangannya dengan refleks menggenggam tirai erat.

Bruk! Trang!

Debuman keras terdengar, Boruto jatuh telungkup dengan perut mendarat lebih dulu. Tirai beserta besinya  ikut terjatuh dan menyebabkan suara ribut.
"Ughh....," ringisan kesakitan meluncur dari bibirnya kala rasa sakit luar biasa menyerang kepala dan perutnya. Dengan sisa-sisa kekuatan, ia menengadah dan bertatapan langsung dengan seorang pria tak di kenal namun terasa familiar bagi Boruto tengah berisap menghujamkan sebuah pisau padanya.

"AAAAAAARRRRGGGGGGHHHHH!!!"

===========================

Desc : Masashi Kishimoto

Pair : SasuNaru, MitsuBoru dll

====== Happy Reading ======

Naruto pov

"AAAAARRRRGGGGGHHHHHH!!!" Aku terlonjak kaget, nyaris menjatuhkan Menma dari pelukan saat mendengar teriakan yang terdengar nyaring. Sementara botol susu yang tadinya di hisap oleh Menma sudah tergeletak di lantai.

"Suara ribut siapa itu?" Kulirik Sasuke yang berujar setengah mengantuk, ia baru saja tidur beberapa menit yang lalu setelah berhasil menidurkan Naruko. Aku nenatapnya cemas. Suara itu jelas-jelas berasal dari kamar Boruto. Entah ada apa, tapi aku yakin ini bukan sesuatu yang bagus. Kulihat Sasuke turun dari ranjang sembari berkata,
"Aku akan memeriksanya, kau tetaplah di sini." Setelahnya ia pergi keluar, menuju kamar Boruto dan Mitsuki.

Krieeettt...

Pintu kamar kembali terbuka beberapa menit kemudian, kulihat Himawari memasuki kamar dengan raut cemas sekaligus takut. Aku mengernyit heran, kulambaikan tangan memberinya isyarat mendekat. Himawari mendekat, ia duduk tepat di sampingku. Kemudian pelukan erat kudapat darinya yang menangis ketakutan.

"Himawari, ada apa?" tanyaku bingung, perasaan yang memang sudah tak enak sedari tadi semakin tak enak.
"Mereka kembali, Touchan." lirih Himawari di sela isak tangis. Aku membeku.

Apa benar mereka kembali? Mereka yang dulu pernah menyerang kami? Tapi bagaimana bisa? Bukankah mereka sudah di tangkap polisi?

"Himawari, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bicara begitu?" tanyaku lagi.
"B-boruto-nii, Boruto-nii di serang....," ujarnya lagi, membuatku membeku untuk yang kedua kali.

"Apa? Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Di mana kakakmu?" seruku tak tenang. Jadi ini arti dari perasaan tak enakku? Kami-sama, lindungilah keluargaku.

"Boruto-nii terluka, sekarang dia sudah di bawa ke rumah sakit oleh Mitsuki-nii. Pelaku penyerangnya sudah di bawa oleh Papa ke kantor polisi," jelas Himawari.

"Himawari, ayo kita ke rumah sakit! Touchan ingin memastikan keadaan kakakmu," ajakku. Himawari di luar dugaan menggeleng.
"Tidak, Touchan. Kita tidak boleh keluar dari rumah ini." Penolakan yang di lontarkan Himawari membuatku mengernyit heran.

"Kenapa?"
"Saat ini Sarada-nee sedang mengatur bodyguard untuk menjaga tempat ini. Walau pun pelaku yang menyerang Boruto-nii sudah di serahkan ke polisi, tidak ada jaminan kita sudah aman, Touchan."

anakku dan hidup barunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang