si bungsu ingin lahir,si sulung ikutan mules.

6K 585 70
                                    

Desc: Masashi Kishimoto

Pair: SasuNaru

Rated: T

=======happy reading=======

Ku pandangi pantulanku di cermin. Mengerutkan alis saat mendapati lemak berlebih di pipi. Tangan bergerak menyentuh pipi, menggunakan jari pelunjuk, kutekan - tekan pipiku. Berharap ia akan sedikit menciut.

Bosan dengan kegiatanku memencet pipi, kembali kuperhatikan pantulan diri. Kali ini sasarannya adalah dada. Kembali, alisku bertaut sebal saat melihat penampakan dada yang sedikit mengembung. Memang tidak sebesar milik wanita, namun cukup membuat Sasuke semakin bersemangat menghajarku tiap malam.

Pandanganku turun pada perutku yang semakin besar saja tiap bulannya. Yah, seperti yang kalian tahu bahwa aku hamil. Dan saat ini, kandunganku telah mencapai bulan kesembilan.

Sembari tersenyum, kuelus perut bulat dengan sayang. Sementara tatapanku kembali mengamati tubuh. Memutar tubuh 90 derajat, kini aku berdiri menyamping. Memerhatikan bulatan lain di tubuhku.

"Pantatku makin bulat saja." keluhku sembari menghela napas. Memikirkan bagaimana suamiku itu akan semakin semangat melihat pantatku.

"Kau sedang apa berdiri di depan cermin dengan bertelanjang begitu?" mengalihkan atensi, kulihat Sasuke tengah memperhatikanku dari tempat tidur. Mengulurkan tangan mengambil mantel tidur dan menyodorkannya padaku, aku berjalan menghampiri Sasuke. Tapi menolak saat Sasuke bermaksud memakaikanku mantel tidur itu. Aku lebih memilih melilitkan selembar handuk di area pribadiku.

"Kupikir kau akan senang melihatku begitu." bisikku sensual. Tanpa basa basi Sasuke memerangkap bibirku untuk mengambil jatah ciuman selamat paginya.
"Suke~ hari ini kau yang menyiapkan sarapannya ya? Aku mau mandi dulu~"

Sasuke mengangguk patuh. Ia turun dari tempat tidur, meraih baju - bajunya yang berserakan lalu memakainya, sebelum akhirnya berjalan keluar kamar menuju dapur.

Sepeninggal Sasuke, dengan riang aku berjalan menuju kamar mandi, sedari tadi aku menggenggam sabun untuk digunakan. Tapi sialnya sabun itu jatuh dan terinjak.

BRUK!!

"AAAGGGRRRRRHHHHHHHH!!!" teriakku sekuat tenaga.

Naruto pov end

---------------

Normal pov

Sasuke keluar dari kamar dan menuju dapur, di sana ia melihat boruto yang tengah memasak. Di temani mitsuki yang memotong sayuran di meja makan. Sasuke meraih celemek biru tua yang biasa ia gunakan saat memasak.

Yah, sebelum menikah lagi dengan Naruto, Sasuke memang terbiasa memasak sendiri untuk dirinya dan Sarada. Baru selesai pria raven itu memakai celemek, tatapan tajam Boruto jelas membuatnya menghentikan gerakan.
"Papa mau apa?" tanya Boruto tajam.

Mengernyit, Sasuke menatap bingung putra sulung 'istri'nya itu.
"Tentu saja menyiapkan sarapan, apa lagi?" jawaban itu menghasilkan tatapan lebih tajam dari sebelumnya.
"Tidak, papa duduk saja disana. Yang menyiapkan sarapan biar aku saja!" perintah Boruto.

"Tapi kau sedang mengandung, Boruto." Sasuke berusaha menegur sang anak. Sekali lagi, tatapan tajam sasuke dapatkan. Astaga.
"Ini keinginan cucumu, pa. Kalau papa melarang, siap - siap saja punya cucu yang ileran terus."

Sasuke bergidik, ia mendudukkan diri di samping Mitsuki yang sedari tadi asyik sendiri.
"Ukemu makin hari makin menakutkan saja." bisik Sasuke pada Mitsuki yang menghela napas.
"Ukemu juga begitu, tousama." balas Mitsuki. Lalu keduanya menghela napas bersamaan.

anakku dan hidup barunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang