Ketika manusia telah dikuasai amarah dan kebencian, maka apapun akan terlihat begitu buruk dalam pandangan egonya..
◇◇☆◇◇
Sore itu, setelah solat Ashar Amel kembali belajar. Kali ini buku paket sejarah. Sebuah mata pelajaran yang paling disukainya sejak masih SD. Besok, dia ada ulangan jam ke empat. Setelah istirahat.
Tempat favoritnya adalah meja belajar di dekat jendela. Sambil menikmati udara sore yang sejuk, dia mendengarkan musik. Sesekali, dia menyambar makanan kecil yang di sajikan Mbok Muri. Di sampingnya bertengger jus apukat, kesukaannya.
Sendirian.
Yaah dia selalu sendirian. Kedua kakak perempuannya terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Kalau nggak shoping, mereka jalan sama pacar masing-masing. Mereka tak pernah peduli dengan Amel. Si adik bungsu yang terkadang begitu kesepian.
Bunda?
Bahkan ibu yang paling di cintainya itu tak pernah sedikitpun menyayanginya. Tidak pula sejak dia lahir. Justru dia selalu menampakkan wajah penuh kebencian setiap kali Amel berada di dekatnya.
Braakk.....!!!!
Tiba-tiba suasana nyaman dan damai yang tengah di nikmati Amel harus berantakan. Saat pintu kamarnya dibuka dengan keras oleh seseorang. Reflek Amel menatap si perusak suasana hatinya.
"Dasar anak kurang ajar!" Teriaknya membuat Amel ketakutan.
Lelaki bertubuh gempal dengan mata sangar itu menatap tajam wajah Amel yang ketakutan.
"Ken.. napa Bapak marah? Amel salah apa??"
Takut-takut dia bertanya. Hatinya terlalu kaget dan secara perlahan ketakutan melanda jiwanya.
"Dasar anak pembawa sial! Kamu bilang salah apa? Lihat ini!"
Lelaki itu menunjukkan jam tangan yang pecah kacanya.
"Ini semua ulah kamu kan! Dasar anak tak tau di untung! Kamu pikir jam ini murah. Heeeh. Ini harganya 15 juta. Dan kamu merusaknya begitu saja."
"Bu.... bukkan Amel yang ngerusaknya, Pak." Amel menggeleng sambil menjawab.
"Kamu pikir omonganmu itu bisa dipercaya, hah!!!!"
Seperti yang sudah Amel duga, Lelaki itu pasti akan menjambak rambutnya setiap kali lelaki itu marah.
"Ampun, Pak. Ampun. Sakit..." Air matanya sudah mengalir. Menahan sakit di kepalanya.
"Mau menyalahkan Manda? Ieyza? Heeeh! mereka itu anak baik-baik. Tidak seperti kamu. Sialan!!!!"
"Ampun, Pak. Amel mohon lepasin. Sakit, Pak...."
"Apa? Sakit? Ini belum seberapa dengan sakit hati yang kurasakan. Kalau saja pengecut itu tidak merebut Shanti dariku, aku tidak mungkin menderita selama 10 tahun. Dia dengan liciknya menikahi wanita yang sangat ku cintai. Kamu pikir saya rela melihat Shanti menikah dengan lelaki sialan itu? Haaah! Tidak sama sekali!!"
Lelaki itu tersenyum sinis.
"Tapi sekarang saya puas. Karna saya sudah mengirim dia ke neraka. Hahahahaa...." Lelaki tambun itu tertawa.
"Ap.. paa maksud Bapak?"
"Kamu tau anak kecil? Lelaki sialan yang kamu panggil Abi itu sudah membusuk menjadi abu. Tewas berkalang tanah. Kamu tau kenapa? Karna tangan ini sudah membunuh jahannam itu di rumahnya. Dia mati di rumahnya yang terbakar. Hahahahahaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Syauqillah (Terbit E-BOOK)
Spiritual#1 In Ponpes: 21 Dzulhijjah 1439 #1 In Gus : Senin, 14 Syawal 1440 #1 In Wattpadbaper: Senin,14Syawal1440 #1 In Akad: Kamis, 08 Dzulqo'dah 1440 #1 In Neng : Kamis, 30 Rajab 1443 TERBIT EBOOK di @Aedigitalbook. BEBERAPA BAB DI WATTPAD DI UNPUBLISH ...