6. Sorot 2

46 3 0
                                    

#Bandung, 15 Desember 2014
#Pukul 20:30
#Umur Ree masih 15thn....

****

*Seorang Diri

Warna-warni lampu jalanan menyorot wajah lesu Ree. Bak sorot mentari di pagi hari. Hingga menyilaukan pandangannya. Buram, sedikit agak pusing.

Lengan kirinya menggamit tas selendang, yang menempel ditubuhnya. Dan tangan kanannya memegang sebatang kayu kecil. Seakan siap siaga jika terjadi sesuatu.

Ya...malam itu Ree berjalan menuju rumahnya. Namun ini yang ia tidak sukai. Ia harus melewati terowongan gelap yang cukup panjang. Dengan gang-gang sempit mengalir aliran air comberan di beberapa sudut jalan. Warna ijo pula iww.....Di sertai Ree harus melewati jembatan kecil, kusam dan agak lapuk kayu penyangganya. 

Berjalan perlahan menyusuri deretan lampu jalanan...Tuk...tuk..Suara sepatu cantik Ree terdengar kecil ditelinganya. Beserta nyanyian jangkrik malam.

Menghentikan langkahnya. "Heupp...siapa itu?". Menelan air liur dengan pelan.

"Kodok kah...jangkrik, atau orang-orangan?". Orang-orangan tanda kutip 'Setan'. "Jangan ganggu ya!...saya tidak mengganggu anda...dan anda tidak menggangu saya, jadi masing-masing sajah ya!". Giginya menggrutu ketakutan. Dengan mengacungkan tangannya seraya membentuk jari V. "Ampun-ampun!!!".

Err, eu, eu errr...Suara gonggongan anjing mengejutkan Ree. Jongkoklah ia seketika. Sedikit menengok kebelakang. Dengan kepala ditutupi tas.

2 pasang sorot mata menyala di kegelapan malam. Terlihat dari ujung pojok terowongan. Gerakan teleportasi kaki anjing itu. Tidak bisa dielakan lagi. Serentak Ree menjerit dan berlari semampu tenaga yang ada.

Bertubrukanlah ia dengan laki-laki diterowangan itu. Yang sibuk dengan ponsel ditangannya. Bukk...terjatuhlah Ree kebawah.

"Aww...aduhh..adudu..maap-maap!". Tangan memohon.

Laki-laki itu kaget, dan membantu Ree bangun dari jatuhnya. "Tidak papa,,,apa ada yang luka?". Membantu Ree bangun. Seakan perduli dengan Ree. Ia tak sadar ponselnyapun terlempar saat bertubrukan dengan Ree. *Dasar bodoh...so baik shi....upss.

"Terimakasih,,terimakasih..maap,,
maap tidak sengaja?". Badan membungkuk. Seraya meminta maap.

Menggaruk-garukan kepala...Gatel ya Bang banyak kutu?.... Laki-laki itu baru menyadari kemanakah ponsel yang tadi jelas-jelas ada ditangannya. Halamasah, pikun ni orang.

Masih menggaruk-garuk kepalanya.

"Euu..kenapa?". Tanya Ree pada laki-laki itu.

"I..itu." Dengan gugup. "Tadi saya pegang Ponsel...tapi kemanakan yahh?". Sambil meliuk-liukkan tangannya ke kiri-kanan. Seperti orang menari.

Ree yang tidak tau apa-apa. Hanya bengong dan berkata. "Euuu." mulut mengangah. Macem orang ileran...masih soak dengan anjing tadi. Mata waspadanya celingak-celingek. Melihat keadaan sekitar. Dalam hatinya yakin, seyakin-yakinnya cintaku padamuh...eehh bukan...

Ree yakin anjing itu datang lagi.

Dan benar saja, datang tak di undang, pulang tak di antar. Datang juga tu anjing. "Haaaaahh." Ree menjerit. Mata melotot ke arah wajah laki-laki itu.

Masih bicara sendiri. Ikut kaget dengan jeritan Ree. "Haaah..apaaa?". Sama-sama bertatap mata melotot.

"Anjiiing...lariii!!!". Nada keras Ree.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih Khayalanku - (WonJae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang