5. Sorot 1

58 4 11
                                    

Ketika waktu terus berjalan. Hati ini semakin membatu. Dengan keyakinan yang ada. Yang semakin kuat. Dan seakan-akan membunuhku perlahan-lahan.

Kalian bercinta, aku bercita. Tapi terkadang dalam angan yang pasti. Yang masih sangat jauh keberadaannya. Tiba-tiba aku rindu akan sosok "Cinta". Cinta yang seperti apakah itu?. Gumam Ree pada dirinya.

Lagi-lagi orang bilang. Jika kita bermimpi sesosok laki-laki. Namun wajah laki-laki itu samar. Itu adalah jodoh kita. Hemm...entah benar atau tidaknya, itulah yang di katakan banyak orang *menurut ema-ema sepuh disana, termasuk orangtua kita*.

****

*Mimpi malam itu*

#Di dalam kls

Kaos kaki putih panjang selutut. Dengan rok kotak-kotak bergaris. Beserta balutan jas cokelat full, senada dengan warna langit hari itu.
Melingkar dasi bergaris panjang berwarna cokelat muda perpaduan dengan warna kuning. Menempel di tubuh rampingnya.

Terikat 1 rumbai rambut panjang sebahunya. Duduk di bangku kls yang ramai dengan riuk-pikuk dialog para siswa.

Tidak 1pun siswa yang Ree kenali didalam kls tersebut. Sekalipun teman satu bangkunya. *maldo andwe(Tidak mungkin)*. Itu aneh. *Isangan(aneh)*.

Dia hanya kebingungan dengan keadaan yang dialaminya saat ini. Matahari yang bersembunyi dari mendungnya cuaca. Terlihat jelas dari balik kaca samping tempat duduknya.

Ketukan sepatu halus nyaris tak bersuara....Melewati depan meja tempat duduk Ree. Ree memang tidak terpana dengan laki-laki itu.

Yang berperawakan tidak tinggi. Dan berpakaian pormal, seperti guru honoran gitu. Wajah kecil. Rambut bercat putih.

Kedua pasang matanya terpokus pada tangan putih cerah, yang tersingsatkan kemeja putih tembus pandang. Dengan sedikit terlihat jelas urat-urat lelahnya. Sambil membawa boneka Bear. Seperti orang tergesa-gesa. Dengan tatapan jutek. Kemudian...

Pukk...jatuhlah boneka Bear itu tepat dimeja Ree. Alisnya menyambung seketika, terkaget melihat boneka jatuh dihadapannya. Tanpa pikir panjang ia ambil boneka tersebut dengan tangan kirinya. Dan melambaikan tangan kanannya. Seraya memanggil laki-laki itu.

Karena perawakannya seperti seorang guru. Di panggillah laki-laki itu dengan sebutan Bapak. "Pak bonekanya jatuh..pak, pak?" Sahut Ree.

Entah tidak terdengar atau apa. Atau mungkin tersumbat telinganya oleh angin mendung yang tak tertampak. Entahlah.... Langkahnya melaju terus seperti kerata api tanpa awak.

Di save dengan jelas wajah laki-laki itu oleh Ree. Wajah yang tidak jelas, buram. Jarak Ree memang kurang dari 1 meter dengan laki-laki itu. Hanya saja Ree dibagian wajahnya yang entah kenapa buram, dan tidak jelas. Seperti melihat orang dibalik kaca mobil, yang terbasahi air hujan. Ia hanya bisa menangkap senyum manisnya.

Reepun...keluar dari mejanya sambil tergesa-gesa. Hingga menubruk mejanya berharap Bapak itu. *Ya sebenarnya tidak pantas disebut bapak, karena wajah mudanya*. tidak pergi. Lantas ia segera berlari ke arah kanan. Yang berbanding terbalik dengan Laki-laki itu. Ia berlari dengan cepat ke arah kiri. Namun Ree berlari ke arah kanan.

Ree berlari gancang melewati beberapa bangunan sekolah yang berdiri megah. Dengan gaya bangunan berasitekstur tahun
90-han, dengan bertelanjang kaki. Melewati beberapa kls, belakang bangunan sekolahnya. Kaki Ree seperti roket melaju cepat membawa boneka Bear ditangannya. Suara keprokan, tangan-tangan, Siswa-siswa lain di balik jendela kelas. Mengeproki Ree dengan keras dan berkata."Ayo Ree!...Cepat, cepat, kejar, ayo-ayo!".

Ree tersenyum merekah. Rasanya seakan terbang membawa harapan. Roket kakinya terhenti, seakan-akan kehabisan bahan bakar. Sampailah ia keluar gerbang kecil. Di temuilah 2 siswa laki-laki yang berpakaian seragam, namun berbeda warna. Sepertinya dari sekolah lain.

Entah...apa yang di lakukan ke2 siswa dari 2 sekolah yang berbeda itu. Yang 1 berperawakan tinggi. Warna kulit terang. Beserta wajah timun suri tampannya. Dan yang satu, perawakannya berbanding terbalik dengan yang sebelumnya. Hemm....memang tidak jelek shi. Hanya saja agak kecoklat-coklattan seperti buah Cacao yang baru dipanen.

Tubuh lemas Ree. Wajah yang meringkuk kelelahan, yang butuh pasokan air. Ditanyalah Ree oleh si wajah timun suri itu. "Ree...kenapa dengan kakimu?". Bersuara halus.

Wajah kawatir nampak pada wajah si timun suri itu. Lanjut bertanya. Suaranya menggrutu. "Ka,,,kimu....berdarah." Sambil menunjuk kaki.

Mulut mengangah melihat keberadaan mereka ber2. Ree hanya menjawab dengan tatapan kosong.

"O" Melihat ke arah kakinya.

Benar saja. Telapak kaki Ree berlumuran darah.

Bayangkan saja seberapa cepat, dan lamanya. Sampai banyak keringat yang Ree keluarkan hingga tubuhnya hampir tumbang. Dan pasokan tenaganya sangat berkurang. Hanya untuk mengejar laki-laki itu.

So....ini tidak masuk akal. Tapi itulah faktanya.

Di boponglah Ree oleh timun suri itu. Karena lelah dan tak berdaya. Dengan pasrah, tanpa berkutik. Ia menurut saja. Siswa laki-laki yang satunya hanya terdiam di pojok pagar sekolah. Melihat kejadin yang ada.

Timun suri bak malaikat penyelamat hidup Ree. Ree hanya terdiam dengan sedikit mulutnya terbuka. Dengan memandang langit yang masih sama warna, terang-mendung. Ia masih memikirkan laki-laki pemilik boneka Bear ditangannya.

Dan penuh dengan keikhlasan tersorot jelas kebaikan pada wajah timun suri itu. Yang di berikan Timun suri pada Ree.

#Ree yg masih ditempat acara HUT Kota Kuningan
#1 Jam 50 Menit tersisa menuju mereka tampil

Dekat tenda peristirahatan tamu undangan. Ree jongkok termenung sendirian.

#Ternyata ilham yg aku dapat tengah malam..macam kalong dong...Aku rampung buat part ini 01:20 lohh, semoga tingkat kebaperannya dapet ya 😅

#Commentnya hihi😊.....
#Jangan lupa bintangnya😊.....

Kekasih Khayalanku - (WonJae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang