Kebanyakan orang bilang seni itu tidak perlu sekolah. Jika menurutku itu salah besar. Dengan bersekolah. Kita mendapatkan materi sesuai kurikulum yang ada. Dan belajar kita lebih terarah. Dengan aturan - aturan tertentu.
Ree adalah murid SMA Karya. Dia sangat menyukai yang namanya acting. Itu sebabnya ia kini menjadi anggota Teater Club disekolahnya. Dia K-Popers berat, lebih tepatnya KoreanLovers berat shi...Kalau diibaratkan Korea itu bagian dari hatinya. 1 Hatinya di bagi Dirinya, Mamah, Bapak, Adik laki-lakinya. 1 : 4, : 2 Mamah, Bapak, : seper2 Dirinya. 100 : 2, 50,50....Aaah pusing itung sendirilah. Intinya dia benar - benar sangat cinteuuuu...sekali dengan Korea.
Teaternya cukup sangat terkenal. Di kalangan para TeaterClub. Tingkat kampung shi. Teaternya selalu aktif dan selalu di panggil untuk tampil dalam beberapa acara. Macem acara hajatan, nikahan, perpisahan, sunatan, kondangan, dan hari jadi gua sama lu....Eh salah ketang. Hari jadi kota, desa, macem ntu. Malam itu...
#08 Seftember 2017
*Dalam Bilik kecil
Sempit, agak sunyi. Hanya ada 6 penghuni ruangan disana. 3 wanita dan 3 laki - laki termasuk Ree. Tinggallah sementara mereka 1 atap dalam ruangan yang tidak cukup luas. Bisa di katakan sempitlah. Hanya ada 3 ruangan. 2 kamar tidur dan 1 ruang masak alias dapur, kitten...kalo Koreanya apa ya ? *cari google translet gih!* google minta promot ceunah..Hihi.
Ini hari ke 2 kami tinggal disini. Teater kami lebih tepatnya. Di undang oleh Kemendikbud untuk tampil dalam acara Hari Jadi Kota Kuda, Kuningan, Jawa Barat. Berhubung jarak daerah kami dan Kuningan Kota cukup jauh. Mau tidak mau kami harus menginap beberapa hari disini.
Bau rempah - rempah yang sederhana. Tidak bisa di elakan lagi. Tercium dari balik gordeng merah yang sedikit agak kusam dengan noda kecil - kecil hitam. Apa itu......
"Hi. Hi. Hi..Hihihihihh". Tawa Zea tersetam macem kunti.
Mengerutkan alis dengan pasang mata jelek. Rayn. Melihat tingkah Zea "Hih...Hahahahh, kamu kenapa, kesambet lu Ze?".
Menyodorkan ponsel kepada Rayn seraya berkata. "Lucu Pe,a...noh drakornya seru." menggabrug Rayn sampai tersungkur.
"Alamasah...biasa aja kali Ze, apaan lu...Lu mah sukanya kaya bgonoan." mempijit-pijit jari ke layar ponsel Zea.
Menjawab keras, dengan tekanan. "Adegan Kiss coyyyyeuhh.....". Tanpa memperdulikan di luar ruangan ada Pak Jon guru pembimbingnya.
Mimi menurunkan ponselnya ke lantai. Seraya berkata pada Zea."Berisik Ze...diluar ada Pak Jon ma Kak Ben, nanti denger gimana?".
Dengan wajah agak kawatir. "Heh...iya gimana dong?".
Sikap Ree lama agak diam. Seperti ponsel habis di isi penuh batre. Berkicau juga dia. "Iya nah loh Ze?". Mengolok-ngolok Zea. "Kisseu..kisseu..kisseu...Po,po,po...Hahhahh."
Rayn menutup mulut Ree. "Diam kau batre kendor, diem ntar dirimu ditinggal Oppa...O Pak Kuwu.". Memonyongkan bibir.
Raut wajah Ree berubah mengerut, sedikit bersedih. "Dih jangan atuhh....jahat, engga lucu". maklum baperan Ree mah gitu kalo disinggung Oppa-oppahan.
Berjalan menghampiri dapur. "Cing tar dulu ye...sepertinya ada panggilan perut nih." Ree meninggalkan mereka ber3.
#Masih didalam kamar
"Heumm bau apa ini?". Rayn menepuk punggung Zea.
Sedikit agak tersungkur kepalanya kebawah. "Heyy, apaan shi?". Zea melotot pada Rayn.
"Diam!diam! wah ini bau ramen namanya." hidung Mimi mengendus.
Serentak Rayn & Zea berkata"Mie sedapp maksudnya?".
"Betul Hahahahh"(Zea,Mimi,Rayn). Engga lucu.
Mereka mencari sumber bau. Sebelum mereka sampai.....
*Beberapa menit sebelumnya*
"Ree kemari!". Lambaian tangan guru pembimbing Ree. Seraya menyuruh sesuatu padanya.
Ia menghampiri dengan sedikit agak malu "Iya pak, kenapa?".
"Kalian laparkan, masakkin mie gih, bahan - bahannya mah udah ada semua didapur sekalian masakin yang lainnya juga, kalo mau itu juga, kalo engga nanti masak sendiri - sendiri!"
Ree pun mengiyakan suruhan dari guru pembimbingnya yaitu Pak Jon. Kemudian ia pergi ke dapur.
Seeuutt....tetapi tubuhnya berbalik seperti anak panah yang terpental. Menghampiri kembali Pak Jon.
"Iya kenapa Ree?". Tanya Pak Jon sambil Meletakan ponselnya.
"Bapak sama Kak Ben juga mau Ree buatkan mie?". Meliuk-liukkan jari telunjuknya ke kiri-kanan. Seperti orang menunjukan arah mata angin.
Jawab Pak Jon sambil meletakan kacamatanya. "Tentu atuhh. Kan bapak tadi bilang semua. Ya semuanya di buatkan mie". Nada cukup tegas.
Sambung Kak Ben "Iya gimana shi Ree. Kebiasaan nih pak. Kebanyakan nonton Drakor pak. Jadi hidupnya penuh drama. Hahahh". Dengan nada mengejek.
Pak Jon menunjuk Ree dengan kacamatanya. "Betulkah Ree?". Menyunggingkan senyumnya.
Mengecek jam tangannya "Jam 20:30 euy, ayu Ree jangan kemalaman masaknya, engga bae makan mie terlalu malam!"
"Siap pak laksanakan". Hormat Ree seperti kapten pada Pak Jon.
Pak Jon & Kak Ben hanya tertawa kecil.
Mie yang di masak Ree hampir matang. Bau pedas cabe-cabean dan.....upps cabai original maksudnya, beserta gurih, nan harum daun bawang. Membuat orang tergoda bagi yang mencium wanginya heumm....
Sebelum ia mengangkat mie yang hampir matang. Ia menyicip mie tersebut. Yapp sudah ia duga. Mienya kurang gula. Ia ambil gula dirak kecil besi kawat putih, dihadapannya.
Beserta terjejer rapi piring - piring plastik bersender dekat gula. namun agak tinggi posisi raknya. Sudah ia duga ia pasti menjatuhkan piring - piring tersebut. Benar saja, jarinya tak sengaja menyenggol piring - piring tersebut. Seperti biasanya dia memang ceroboh.
Yapp apa yang terjadi. Ooh....tidak ya dan ternyata piring-piringnya jatuh kawan...kaya nonton bola ya.
Dan kemudian jatuhan piring mengejutkan semua penghuni ruangan.
*Kembali ke leptop*
Rayn, Mimi, dan Zea terkaget - kaget bukan main. Mereka berposisi seperti orang yang mengintip bak tangga berjajar. Dari bawah keatas. Zea yang posisinya dibawah. Dia terkejut. Lalu berdiri tanpa merasa ada orang dibelakangnya. Menghantam keras hidung Mimi yang Mancung bak pelatuk anak burung beo.
"Aaaw, hadeuhh hidungku, hidungku, Zeaaa?". Mengibas-ngibaskan tangan pada hidung kecilnya. Seakan kawatir dengan hidung mancungnya patah.
Pak Jon dan Kak Ben. Yang sedang berbincang asyik diluar ruangan. Mengeremkan dialog. Mendengar suara gaduh didalam ruangan.
Kak Ben pundurkan kepalanya, dengan kerutan alis jarangnya. Telinganya terpancing pada suara gaduh dari dalam ruangan. "Suara apa itu pak?".
"Suara apa ya, ayo coba lihat!". Jawab Pak Jon.
Bergegaslah mereka menghampiri sumber suara.
Dengan Watadosnya, Di rasa sudah cukup matang. Ree segera mematikan kompornya. Ia ambil jatuhan piring tersebut. Sebelum Pak Jon mengetahui. Disimpanlah kedalam rak kembali.
"Berisik atuh, ada apa?". Dengan nada yang sedikit agak kawatir. Tanya Pak Jon.
Jawab Rayn. "Ini pak, Ree menjatuhkan semua piring."
"Halamasah....Kebiasaan Ree mah memang begini ihh. Mani ceroboh.". Sahut Kak Ben.
Seperti tidak terjadi apa-apa. Di makanlah bersama-sama. Mie buatan Ree. Dengan di temani hawa dingin luar ruangan. Yang agak gelap dibagian pojok halaman. Mungkin karena suasananya malam ya.
#Comment & Votenya jangan lupa, 1 coment sangat berharga buat saya😙 Next Seuhh...->
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Khayalanku - (WonJae)
Misteri / ThrillerSekuntum bunga yang menolak semua kumbang yang ada. Hanya untuk mengharapkan 1 cinta khayalannya yang tidak pasti. Bodoh/Gila shi....Akankah ia mati tanpa arti?