W E S T B O R N : The Blue Engine

W E S T B O R N

***

   Bangunan utama itu nampak tua, terlihat keramik-keramik persegi yang menghiasai dindingnya yang sudah kehilangan putih sucinya. Seluruh lapisan bangunan itu dihiasi keramik persegi dengan panjang 15 cm dan lebar 5 cm, yang asalnya berwarna putih kini berubah sedikit kecoklatan. Orang dulu bilang, putih adalah lambang suci. Itu tercatat di buku sejarah di perpustakaan.     

    Masalahnya hanya kelompok HQ yang bisa mengakses seluruh informasi yang pernah terjadi di bumi, bahkan masa depan. Namun mereka lebih suka menyimpanya rapat-rapat dan tak mau menceritakan detailnya pada orang-orang. Tentang kebenarannya.

     Dulu, tanah yang kini penuh bangunan-bangunan agung itu hanyalah sebidang tanah penuh rawa-rawa. Katanya, Mahisa Wonga Aroku mendirikan gubug kecil diatas tanah itu, seiring berjalannya waktu dibangunlah sebuah gedung yang di beri nama : Mahisa Balairung untuk menghormatinya sebagai raja tanpa mahkota. Yang kini berubah menjadi gedung besar nan megah yang diberi nama West Born. Perlu mengakses mendalam ke perpustakaan bila ingin lebih tahu asal-muasal namanya berubah menjadi West Born.

   West Born, sekolah asrama internasional yang memiliki luas 7 km persegi. Memiliki 8 bangunan besar sebagai bangunan utama. Menara menjulang tinggi ditengah-tengahnya. Lampu warna-warni menambah keindahanya ketika malam tiba. West Born selalu penuh kehidupan setiap sudutnya, kecuali diatas jam 12 malam yang diwajibkan seluruh penghuninya untuk tidur, kecuali para tamu yang selalu datang setiap saat dan mereka yang berjaga shift malam.

    Meskipun West Born memiliki luas yang lumayan, nyatanya Akademi itu butuh tanah yang lebih luas lagi. Tanah yang dulu  hasil pembagian waris ketika Sang Singa, raja para raja tanah javanesea Ken Aroku mati. Mahisa yang anak sulung mengalah pada adik-adiknya dan memilih hidup tenang, menyingkir dari keluarga kerajaan. Membiarkan adiknya Panji Prawispra Aroku duduk di tahta Gandring.
   Namun, perperangan yang dahsyat antara Panji dengan Ansnermar, sang anak tiri yang mengaku bahwa ialah keturunan terakhir dari keturunan Airlangga akan membalaskan dendam ayahnya Tunggal Amateung dan mengembalikan keturunan Airlangga sebagai pewaris sah di tahta seluruh kerajaan javanesea. Ansnermar menyatakan bahwa ia akan membunuh seluruh keturunan Werasri. 

  Peperangan tersebut dimenangkan pihak Airlangga. Ansnermar mengklaim sebagai raja sah seluruh kerajaan di javanesea. Crimson Lion's dan Madnerhart. Ansner mengirim surat pada Mahisa bahwa ia akan dibunuh jika ia tidak mau bersipuh duduk mengakui bahwa ia sekarang raja yang sah. Mahisa menerimanya.

  Untuk mengenang seluruh keturunan raja Ken Aroku yang gugur dimedan perang, semua saudara termasuk Mahisa dijadikan simbol untuk 6 gedung utama, juga Dewi Rambi dan 3 saudaranya anak selir dari Ken Aroku.

   Panji  Prawispra yang mewakili kecerdasaan dilambangkan menara. Kelompok Menara 17' memberi gelar : The Exalted Tower.
   Kedua saudari dari sang premasuri dan selir ; Raina dan Rambi dijadikan lambang dua gedung putri untuk para Admiral wanita. Keduanya dilambangkan sebagai wanita tangguh dan lembut, simbol daun melati. Sekarang, ketangguhan dan kelembutan mereka mewakili Comander kelompok PZZ 722'.

  Setelah peperangan berakhir. Ansnermar hanya menikmati masa jayanya selama 5 tahun, yang akhirnya seluruh kerajaan di Javanesea hancur. Kerajaan-kerajaan direbut dan  dimusnahkan oleh Tje Slaver Dutch Man. Lalu Tje Slaver Dutch Man mulai menjajah tanah Javanesea selama hampir 4 abad lamanya.

  Setelah Nusantara merdeka. Raja-raja tak bermahkota tunduk dan patuh pada negara.

  West Born adalah saksi bisu bahwa keturunan Werasri masih hidup dan mereka meraih kejayaannya lewat menjadi para Admiral, bukan seorang raja maupun bangsawan. Setiap sudut gedung di West Born menyimpan ceritanya masing-masing. Cerita di mana antara masa lalu, masa kini, masa depan menyatu untuk dikisahkan.

   Apa yang dikatakan Loh Ness dulu  pada Ken Aroku benar, bahwa Ken Dedaris adalah wujud dari Werasri Ghinantra. Ibu para raja.