Nusantara

12 1 0
                                    

Nenek moyangku orang pelautGemar mengarung luas samudraMenerjang ombak tiada takutMenempuh badai sudah biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa

Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda b'rani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai
     

   Dahulu bangsa pertama yang menduduki Nusantara adalah bangsa Andalas, bangsa pelaut yang konon sudah menakhlukan 7 samudera.

   Mereka menyebrangi seluruh samudera hingga sang kapten merasa lelah dan bosan. Ia pun memutuskan menetap di sebuah pulau yang kekayaan alam dan sumber dayanya luar biasa melimpah. Ia berpikir bagaimana caranya mengambil seluruh wilayah yang mencakup dua pulau terbesar.

   Ialu, ia mengobarkan bendera perang, mengalahkan para  suku asli dan manusia purba yang disebut San Nhiran, tubuh mereka dipenuhi dengan bulu dan telanjang bulat, menggunakan kapak dan tombak batu sebagai senjata, meskipun diberkahi kekuatan fisik yang luar biasa  kuat, mereka sama sekali tidak memiliki kecerdasaan untuk menyusun startegi. Hingga akhirnya penduduk asli Nusantara, si manusia purba San Nhiran pun punah, tengkorak-tengkorak mereka yang sekeras batu dijadikan hiasan para penakhluk. Dan bagi para suku asli yang tidak menentangnya diasingkannya di tanah berbatu dan penuh hutan di pulau Mataram.

   Ia yang mengaku bernama Gusti Arye Werdhana, murid para Brahma dan mengaku titisan Siwa, menyebarkan agama Hindu Pertama, menjadikan bahasa Sanserkatya  sebagai bahasa resmi di awal pembangunan kerajaanya, mengangkat Panani sebagai juru hukum dan guru Devanagarimenikahi putri suku hutan yang paling besar, Suku Batak, dikarenakan jumlah pengikutnya yang paling luar biasa banyak.

   Sang kapten takut akan kekalahannya, hingga memutuskan menjalin aliansi dengan menikahi putri kepala suku.

   Dari pernikahannya, terlahirlah suku pertama ras asli Nusantara, Austronesia. Setelah manusia purba San Nhiran punah. Setelah itu Anak-anak turun Gusti Werdhana dinikahkan dengan anak kepala suku-suku asli. Sehingga penduduk asli Nusantara digantikam anak cucu Gusti Werdhana, dengan ciri khas kulit kuning langsat hingga kecoklatan, mengkilat yang halus, dengan tubuh yang ramping dan memiliki rambut sehitam darah ayam cemani, klimis berminyak bagaikan kilatan pisau yang tajam.

  Berjalannya waktu, Gusti Werdhana akhirnya bisa menyelesaikan istananya, dia mendirikan dua kerajaan sekaligus, Kerajaan Sisingamangaraja dan Kerajaan Matarapura di semenanjung Timur dekat dengan pulau Mataram.

  Suku-suku disatukan, bila yang menentang dan menolak akan dimusnahkan. Suku asli tanah Golden Gold dijadikan pekerja dengan upah tanah merdeka di perbukittan dan pegunungan di tanah Tanpa Nama'

  Nusantara semakin maju, Gusti Werdhana hampir bisa merebut seluruh wilayah Nusantara hingga dataran lain. Jiwa pelaut dan ketangkasannya melegenda. Bangsa-bangsa lain menyeganinya, menyebutnya Sang Penakhluk Lautan.

  Beratus-ratus kemudian, bangsa-bangsa ras putih mulai berdatangan, dimulai bangsa-bangsa Scotish, yang datang untuk mencari suaka. Bangsa-bangsa Timur Tengah dan bangsa Urdu juga mulai berdatangan, Nusantara berkembang pesat menjadi peradabaan kota yang maju. Nusantara semakin kaya akan budaya asli, budaya campuran dan bahasa daerah semakin banyak lagi.

   Ken Aroku yang berhasil merebut tahta dari keluarga Airlangga mengganti nama kedua kerajaan tersebut, menjadi Crimson Lion's dan Madnerhart.

  

   

W E S T   B O R N : The Blue EngineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang