Suara bising lautan menciptakan suara yang tak berjeda menyadarkanku, bahwa sekarang aku tidak di rumah lagi. Aku bergegas menuju kantor pendidikan, di sana tempat pendaftaran mahasiswa baru. Aku melewati halaman luas di depan kantor, disamping kiriku ada Al Quds. Aku melawati gang yang tidak terlalu besar lalu menuju gedung bertuliskan 'Kantor Pendidikan' setelah melewati koperasi.
Kantor? Ah apa lagi ya, gedung yang namanya kantor? Kantor Pendidikan bisa dibilang pondasi Menara, tepatnya Kantor Pendidikan' adalah gedung paling bawah atau kakinya Menara, tidak terlalu besar sebenarnya tapi sungguh mengherankan bisa menopang menara setinggi itu hanya dengan 6 tiang kecil untuk menyangganya. Mengagumkan. Aku masuk ruang kantor, tidak terlalu luas. Sudah banyak yang mengantri, entah mengantri mendaftar atau mau mengambil sertifikat. Kantor Pendidikan terdiri dari 2 ruangan, yang satunya dipisahkan oleh tembok, ruangan kecil disebelah kanan diposisiku yang menghadap ke barat, mungkin tempat istirahat bagi para staf, ruang utama tidak terlalu besar, ruangan dibagi atas tiga ruang. Ruangan yang di huni para staf yang bekerja yang dipisahkan dengan meja besar dengan ruangan yang kuinjak saat ini, sementara ruanganku dipisah jadi dua bagian dengan sekat kaca tebal, tempat ruangan para gadis mendaftar.
Banyak remaja yang mendaftar, kebanyakan mereka bersama ayah, kakak, atau paman mereka. Hanya aku yang sendirian. Seorang remaja disampingku mungkin bersama kakaknya sedang mengisi formulir pendaftaran, terlihat dia sedikit bodoh terlihat logatnya penuh tanda tanya. Wajahnya polos san lugu membuatku tertarik mendekati mereka dan melihatnya. Aku tak perlu kenalan atau mencari teman. Mereka bakal datang sendiri. Ku jamin.
Aku mengisi formulirku, kebanyakan bertanya data pribadi, apa hobimu, nama ayah-ibu, riwayat dan riwayat singkat lainnya. Setelah mengisi formulir Aku bergegas sarapan.
Tempat sarapan pagi bernama dapur Firma, dapur yang disediakan khusus para tamu. Setelah sarapan dengan nasi pecel Aku jalan-jalan keliling WB.
WB sangatlah luas, kakiku sudah pegal-pegal berkeliling ke pasar, lihat pemandangan dari menara, jalan-jalan mengitari komplek Dhayu, dan memutari blok selatan WB. Banyak gang berkelok, dan aku tidak berani mencoba masuk ke sana. Tidak takut tersesat, cuma Aku benci bila diberi kesempatan melihat Daemon, Aku paling benci sangat benci dengan hal yang berbau supranatural.
Dengan rasa lelahku, kubawa kakiku menuju gedung besar itu, pengeras suara sudah berpuluh-puluh kali menyebut aula WB. Aku akhirnya bisa istirahat, kubaringkan tubuhku diatas keramik-keramik merah yang menghiasi lantai WB, gedung yang bernama WB, singkatan dari nama Universitas ini.
Gedung WB terdiri tiga lantai gedung yang lebar dan sangat luas. Lantai pertama bernama lantai bebas, ruangan tanpa tembok dan pintu, tepatnya ruangan terbuka untuk bertemunya para Admiral dan para Investor, kumpulan keluarga yang menjenguk anak anaknya, para CKA baru, tamu dan para peserta.Tiba-tiba kami semua disuruh pergi sementara, lantai WB akan dibersihkan.
Mula-mula mereka berlarian dari berbagai penjuru entah muncul dari mana, lalu mereka berkumpul setelah berlarian mengambil sapu yang sudah disiapkan teman mereka. Mereka menempatkan posisi masing-masing seolah itu sudah menjadi tempat sakral mereka. Mereka bersiap menunggu aba-aba sambil membersihkan pijakan sekitar mereka. Posisi mereka sekarang sudah siaga, seseorang dari mereka mulai berteriak. Posisi mereka membentuk barisan lurus memanjang. Mereka mengangkat sapu mereka tinggi-tinggi dan salah satu dari mereka memberi komando dengan teriakan, "Satu ,... dua ,... tiga ,..."Dung ,... Dung ,... Dung ,...
Suara hentakan kaki mereka di lantai seperti serbuan raksasa, menggetarkan bumi.
Mereka mengayunkan sapu memiringkan badan menyamping, gerakan tubuh mereka ketika menyapu begitu aneh dan menarik, mereka seperti burung mengepakan sayapnya ketika terbang. Ketika posisi badan mereka menyamping, sebelum berputar, mereka mengangkat kedua tangan mereka seperti sayap, sapu mereka bergerak perlahan dengan ritme mereka sangat serasi. Kaki mereka bergerak seoalh sedang berlatih dansa, begitu luwes. Lalu ketika mereka berbalik lawan arah, gerakan tangan mereka seperti merangkul, gerakan menyapu mereka malah menjadi liar, sangat cepat, dan tentu saja tidak ngawur.Mereka seperti atraksi. Gerakan yang dinamis, gerakan yang tak pernah kulihat sebelumnya. Mereka menyapu atau mau atraksi?
Gerakan kaki, tubuh, tangan, semuanya serempak dan kompak, menciptakan ritme seperti orang menari. Tak cukup itu, setelah menyapu mereka menyebar, menuju posisi masing masing, berlari mengembalikan sapu seperti lari marathon. Dengan sigap dan cekatan sudah ada sekitar sepuluh anak memegang tongkat dan kain. Ow, mereka mau mengepel? Tapi cara mereka sama sekali tak lazim. Sebagian anak naik ke lantai dua, sebagian berlari menuju tangga. Mereka sama menunggu intruksi aba-aba ketua mereka. Dan ini benar benar seperti pertunjukan, remaja yang mengepel begitu cepatnya dengan gerakan dan irama hentakan kaki yang seirama seperti penari dan musiknya. Seragam.Plak ,... Zeg zeg zeg ,... Sret ,...
Plak ,... Zeg zeg zeg ,... Sret ,...Mereka melipat kain pelnya menjadi lebih panjang seperti sosis yang kempes. Menaruh kedua tangannya di tiap ujung kain, lalu mereka mulai beraksi. Menyeret kainnya mengikuti tangga yang memanjang, kaki mereka seperti meluncur saat mengikuti irama tubuh ketika tangan menggosok lantai tangga. Lalu mendorong kebelakang seperti kelinci yang sedang menggali, kemudian kembali menggosoknya. Seperti bermain ice skating. Meluncur bebas dengan gerakan yang teratur. Skill kelincahan tangannya luar biasa. Mereka menarik kebawah, mendorong, meluncur, lalu menurun. Sungguh ini mengagumkan.
Tak hanya diriku yang terpana tapi hampir semua orang juga, ada yang memfoto, merekam, dan juga memuji bahkan para tamu bertepuk tangan. Banyak yang bertanya tanya siapa mereka. Mereka mahasiswa juga calon Admiral, mereka kelompok paling terkenal dari hampir semua kelompok, ya, anak anak kelompok WB.
Aku masih belum tahu soal, kelompok-kelompok di sini. Dari yang kudengar, asrama putra dibagi atas berbagai kelompok. WB yang paling terkenal. Dengan warna kaos yang mencolok sebagai lambang dan atribut kelompoknya, warna biru berpadu kuning dengan lambang huruf W dan B yang dibungkus emblem perisai.
Aku masih mengamati mereka, aku merasa heran saja. Dengan banyaknya alat yang ditinggalkan orang dulu pada zaman canggih, yang bisa digunakan untuk membersihkan gedung. Entah kenapa mereka malah melakukannya dengan manual, apa lagi begitu banyak membuang energi. Dengan gerakan seperti itu, meskipun mempunyai stamina kuat. Pasti ada perbedaan pada lengan-lengan mereka.
Setelah Lantai Bebas' dibersihkan, aku berbaring istirahat. Aku tidur beberapa jam di sana. Ketika tengah hari, Golden Week sudah mulai sepi, meskipun masih banyak orang berlalu lalang. Aku segera menuju kantor pendidikan. Mencocokan jadwal keberangkatanku menuju bangsal.
Yah, perlu beberapa waktu lagi agar aku bisa kembali lagi ke tempat ini. Aku menengadah melihat menara. Angin bertiup sangat kencang di atas sana, pemandangan seluruh West Borm dan kota Dhoho bisa terlihat sepanjang mata memandang. Ada bukit sakral di sebelah barat ketika memandang dari ketinggian. Bangunan-bangunan megah nan tinggi peninggalan zaman canggih juga masih nampak bagus dan terawat. Di sebelah selatan terdapat sungai terbesar kedua di wilayah Timur Laut. Sungai Brantos.
Ketika akan masuk ke wilayah West Born, biasanya akan melewati jembatan besar dan panjang yang dibawahnya mengalir aliran sungai deras yang terdapat pulau kecil ditengah-tengahnya.
Aku masih ingat pelajaran waktu masih sekolah. Dulu, kota ini adalah kota industri yang besar, memiliki pabrik rokok terbesar di dunia. Pesatnya pembangunan disebabkan banyaknya investor datang kesini. Mungkin itu sebabnya, Mereka' biasa di sebut Investor juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
W E S T B O R N : The Blue Engine
Fantasy100% Fantasi, dunia yang berdiri sendiri meskipun setting dan latar ada di dunia nyata. Silahkan skip perpustakaan bila tidak penasaran dengan latar/setting/tokoh aslinya. Jika Inggris punya Hogwarts, Amerika punya Perkemahan Demi God dan Sky High...