Kak Halim
Aku cuma mau kasih tahu kamu kalau aku punya sensor untuk mengetahui efek Hall
Kata Prof. Rahmat, kamu sedang membutuhkannya
Dikarenakan semalam Leeandra sudah tertalu lelah untuk melakukan apa pun termasuk mengecek ponselnya, maka baru di pagi hari inilah dia membaca pesan yang dikirimkan oleh Kak Halim kemarin.
Me
Maaf baru balas di pagi ini, Kak Halim
Iya, Kak. Leeandra butuh alat itu
Tak lama berselang, sebuah pesan balasan pun diterimanya.
Kak Halim
Bagaimana kalau siang ini, kita makan bareng?
Sekalian ngomongin alat sensornya.
Setelah mengiakan ajakan tersebut dan memastikan pesannya terkirim, Leeandra lantas mendatangi meja Mbak Ina.
"Mbak Ina... Leeandra mau minta maaf sama Mbak deh," ucap Leeandra seraya mendudukkan dirinya di samping sang resepsionis.
"Lo lagi kenapa deh, Lee? Lebaran sudah lewat, punya salah juga kagak, eh tiba-tiba gitu lo minta maaf sama gue." Mbak Ina mengalihkan pandangannya dari artikel gosip yang sedang membahas perihal perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang artis ibu kota dengan anak dari mantan pejabat negara.
"Rencana awalnya kan kita mau makan siang bareng di fakultas sebelah. Tapi, tiba-tiba saja, Leeandra nggak bisa nih, Mbak," jelas Leeandra pada ketua geng rumpita karyawati di prodinya itu.
"Wah, tiba-tibanya lo kok buat gue jadi curiga, ya?" Mbak Ina kini menatap Leeandra dengan penuh selidik. "Ah, jangan-jangan lo mau makan siang bareng sama Mas Calon Dosen yang kemarin bolak-balik ke sini hanya buat nyariin lo itu, ya, Lee?" tebaknya dengan sangat tepat hingga Leeandra hanya bisa mengangguk pasrah.
"Eh, tapi kami tidak seperti yang Mbak Ina pikirkan kok. Percayalah kalau makan siang bareng ini dilakukan karena kami mau membahas sesuatu yang ada hubungannya dengan tesis Leeandra."
Mendengar penjelasan yang sama sekali tidak dimintanya, Mbak Ina pun tertawa terbahak-bahak. "Ya, ampun, Leeandra Kusuma Atmadja... Kenapa lo jadi mirip dengan artis yang keciduk sama wartawan gosip gitu sih? Eh, gue nggak apa-apa kali kalau lo memang sedang punya urusan dengan si Mas Calon Dosen. Bahkan kalau lo jadian sama dia, gue dukung seratus persen! Secara, prianya high quality begitu," ujar Mbak Ina apa adanya.
"Pikiran Mbak Ina kejauhan banget deh!"
"Bukan pikiran gue yang kejauhan, tapi lo-nya saja yang selalu berantipati pada setiap makhluk berbatang."
"Buat mengurus prodi dan tesis saja, Leeandra sudah sering sakit kepala. Bagaimana lagi kalau ditambah ngurusin perasaan, Mbak? Ih, nggak deh." Seperti inilah Leeandra. Selalu menganggap bahwa sesuatu yang berhubungan dengan perasaan apalagi rasa cinta terhadap lawan jenis adalah hal yang sangat merepotkan.
"Yowes, semoga suatu hari nanti, ada malaikat yang berhasil menyadarkan lo kalau hidup ini tidak hanya untuk belajar saja ya, Lee," tanggap Mbak Ina sambil mengusap lengan dari gadis yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri itu.
"Doanya Mbak Ina buat Leeandra gemas!" Di sela-sela tawanya, Leeandra pun meminta Mbak Ina untuk tidak menggosipkan dirinya yang akan absen dari makan siang bersama.
"Lo maunya gue doakan berjodoh dengan si Mas Calon Dosen ya, Lee?"
"Mbak Ina, ih! Sudah, ah, Leeandra mau balik ke meja dulu," ucap Leeandra yang kemudian bangkit dan meninggalkan Mbak Ina yang kini tertawa terbahak-bahak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Segera Terbit)
Fiksi Umum[Daftar Bacaan Wattpad Romance - Januari 2022] Setelah berhasil mendapatkan beasiswa, Leeandra Kusuma Atmadja resmi menyandang status sebagai mahasiswi S2 dan juga asisten di program studi Fisika. Sebagai seorang asisten, tentu saja Leeandra tidak b...