Tiga Puluh Empat

1K 49 0
                                    

Disaat dunia menjauhimu. Percayalah you are not alone

•••

Safda berjalan santai sambil bersiul riang. Senyum manis juga tercetak di wajah tampan nya.

Bagaimana tidak senang?
Sahla yang semenjak pagi marah-marah tidak jelas dengan nya,mendiamkan nya tiba-tiba mengajak ketemuan. Ya walau aneh sebenar nya,kenapa harus di taman belakang?

Kan sepi.

Safda takut?

Tidak tidak. Hanya saja aneh. Tapi tidak apalah,yang penting Sahla tidak marah lagi.

Senyum lebar nya sedikit redup saat melihat seorang gadis yang duduk di bangku taman. Gadis itu membelakangi nya,Safda rasa itu bukan Sahla.

Penasaran,lelaki itu semakin berjalan mendekat dengan senyum yang masih tersungging setengah.

Pudar,senyum itu pudar seketika saat melihat gadis yang sebelum nya duduk membelakangi diri nya membalikan badan.

Jelas. Jelas-jelas Safda sudah tahu dari awal bahwa itu bukan gadis nya.

"Fio,fio tunggu"Alfiana menahan lengan Safda yang sudah memutar tubuh nya.

Safda menyentak tangan Alfiana,membuat gadis itu terkesiap.

"Lo ngapain sih Al? Lo tuh cewe ,gak seharus nya lo kayak gini. Lo harus nya tau,ngerti dan paham kalau gua itu udah punya pacar. Please Al jangan ganggu hubungan gua lagi"Safda menghela nafas nya,menatap dalam mata Alfiana.

"Lo cantik kok Al. Gua yakin masih banyak cowo diluar sana yang mau jadi pacar lo. Lagian ya Al,lo itu cuma mantan gua,bagian dari masa lalu gua,gak kurang gak lebih. Titik."

Jleb.

Alfiana rasa nya ingin berteriak 'Lo gak tau perasaan gua gimana yo! Lo gak ngerti,lo gak tau dan lo gak paham!'

Tapi alih-alih berteriak. Gadis itu hanya diam,balas menatap mata tajam Safda,mencerna kalimat per kalimat menohok yang Safda keluarkan.

Lagi-lagi Safda membalikkan badan nya dan mulai berjalan menjauh sampai 3 kalimat yang keluar dari mulut Alfiana membuat tubuh lelaki itu diam sejenak.

"Gua minta maaf"

Safda masih diam,tidak berniat membalikkan badan.

"Gue minta maaf yo. Gua tau selama ini gua salah,gua salah udah berusaha ngerusak hubungan lo sama Sahla. Gua... Gua cuma sakit hati karena pas itu lo campakin gua gitu aja"butiran bening dari mata Alfiana sudah siap meluncur.

Safda diam,masih ingin medengar kalimat apa lagi yang akan Alfiana keluarkan.

"Tapi sekarang gua sadar,dari dulu emang lo gak pernah suka sama gua. Gua cuma jadi bahan pelampiasan. Dan mulai sekarang gua janji gak akan ganggu hubungan lo sama Sahla"

Safda membalikkan badan nya,kembali berjalan mendekat ke arah Alfiana.

Mata Alfiana melebar saat tiba-tiba Safda merengkuh nya ke dalam pelukan nya. Alfiana memberontak,ia tidak ingin menambah masalah lagi. Ia baru minta maaf dan kenapa Safda malah melakukan ini kepada nya.

SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang