Empat Puluh Tujuh

887 39 3
                                    

Anggap saja aku angin lalu. Yang tak terlihat namun selalu ada di dekatmu.

•••

Wanita itu menggulir layar ponsel nya. Ia tersenyum kecil menatap foto yang telah ia jadikan walpaper selama beberapa bulan belakangan ini.

6 bulan lebih mungkin.

Betapa manis nya senyum sang gadis dan lelaki yang ada di foto itu,tanpa perduli pengorbanan sang pemotret.

Kedua nya berangkulan,mengumbar kemesraan bahagia bersama.

Masa lalu.

Indah sekali rasa nya untuk terus di ingat.
Rasa nya ia ingin kembali ke masa lalu saja.

Mengukir kenangan manis itu kembali,merajut asa bersama.

Sahla langsung menggeleng kecil. Berfikir bahwa sama sekali tidak ada untung nya mengingat masa lalu.

Itu hanya kenangan,kenangan yang tak akan ada di masa depan.

Itu masa lalu!

Detik itu juga ia memilih untuk mengganti foto walpaper kesayangan nya itu.

Terkadang yang kelihatan nya berjalan dengan indah tak selama nya berakhir bahagia bukan?

Sahla menghela nafas nya. Bayang-bayang lelaki itu selalu ada di fikiran nya. Suatu kesalahan fatal yang selalu ia lakukan setiap hari.

Semenjak kejadian itu,tak pernah ada komunikasi di antara kedua nya.

Baik Sahla yang tidak mau dan tidak ada niat untuk sekedar berbasa basi atau memang sang pria itu sudah melupakan nya.

Tak apalah. Sahla juga berusaha untuk tidak perduli.

Salah gak sih gua kangen?

Wanita berambut sebahu itu menyumpal kedua telinga nya dengan earphone putih.

Sekilas ia melirik sebuah bangku pesawat di samping nya yang masih kosong,dan seketika ia berdoa bahwa dirinya hanya duduk sendiri disini selama belasan jam kedepan.

Sahla mengencangkan volume suara musik yang telah terputar di ponsel nya. Ia sudah mendapat tempat ternyaman nya.

Duduk dekat jendela,memasang earphone,menyenderkan kepala ke jendela pesawat dan kemudian tidur.

Tidur belasan jam di pesawat?

Siapa takut!

Sahla dapat melakukan itu dengan senang hati,daripada ia bingung harus melakukan apa saat diri nya terjaga.

Pergi ke alam mimpi memang satu-satu nya cara menghibur diri sendiri.

Alam mimpi itu selalu indah,selalu terasa nyata walau realita nya lebih dari cukup menyakitkan.

Tak butuh waktu lama,wanita berusia 24 tahun itu sudah benar-benar terbang ke alam mimpi.

Selang beberapa menit sebelum pesawat take off,seorang pria dengan masker,topi dan kacamata hitam duduk di sebelah Sahla dengan tenang.

Pria itu menatap dalam diam sang wanita yang sudah tertidur pulas.

Ia tersenyum kecil.

Kedua tangan nya terulur untuk mengangkat kepala Sahla dari jendela pesawat dengan perlahan,sama sekali tak ada niat untuk membangunkan nya.

Pria itu menaruh kepala Sahla pada pundak nya yang terbalut hoodie abu-abu. Ia membuka masker yang sedari tadi di pakai nya kemudian mencium lembut puncak kepala sang wanita yang masih tertidur dengan pulas itu.

SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang