Empat Puluh Delapan

952 41 6
                                    

Ketika kenangan itu secara perlahan mulai untuk ku lupakan. Kamu kembali hadir,membuka memori lama itu kembali.

•••

Sahla menatap rumah megah yang ada di hadapan nya.

Rasa-rasa nya sepi sekali. Tidak ada mobil yang terparkir di halaman,berarti tidak ada juga kedua orangtua beserta adik tercinta nya.

Tapi setidak nya mungkin ada Bi Iin di dalam.

Wanita itu menarik sebuah koper besar nya,di bantu sang supir taksi yang berinisiatif untuk membantu.

Sahla mengetuk pintu rumah itu dengan sedikit kencang, "Assalamualaikum Bi. Sahla pulang."

Wanita itu membuka pintu rumah nya karena tidak ada respon dari dalam.

"Udah pak,sampai sini aja. Saya bisa bawa nya kok."

"Beneran nih neng?"

Sahla mengangguk sambil memberikan senyum sopan nya, "Iya pak. Makasih udah mau repot-repot."

"Ah biasa aja neng. Yaudah bapak duluan ya."

"Iya pak,hati-hati."

Setelah melihat taxi berwarna biru itu keluar dari halaman rumah nya,Sahla kembali melanjutkan langkah nya yang sempat tertunda.

"Kok lampu nya pada mati sih?"

"Bi Iin..."

Cklek.

"WELCOME BACK SAHLA!!!"

Sahla berjengit kaget karena ketika saklar lampu ruang tengah nya ia nyalakan suara riuh itu menggema seketika.

Sahla terenyuh menatap pemandangan yang ada di depan nya.

Tak jauh dari tempat nya berdiri ada seorang wanita dan pria berkacamata sedang menggendong anak kembar berusia 1 tahun yang tersenyum manis kepada nya. 

Lalu di sebelah nya ada seorang wanita berumur kisaran 50 tahun ikut tersenyum untuk nya.

Di pojok kanan ruang tengah ada Pria dan wanita yang saling menautkan jemari sambil ikut tersenyum juga untuk nya.

Yang terakhir,ada wanita berhijab abu-abu yang berada di tengah-tengah sedang membawa kue berbentuk angka 24.

"Happy birthday,happy birthday,happy birthday Sahla," nyanyi Rain sambil menyodorkan sebuah kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang menyala.

Sahla mengusap air mata nya yang jatuh. Ia masih tidak bisa berkata apa-apa.

"Maafin kita ya,kita tau kok ulang tahun lo seminggu yang lalu. Tapi yaudahlah ya,setidak nya kita punya inisiatif," ujar sang pria yang sedang menggendong anak laki-laki nya.

"Ditiup dong la,nanti keburu meleleh ke kue nya," sang pria dengan kemeja maroon yang semula berada di pojok ruangan menjadi sedikit lebih maju mendekat bersama seorang wanita berambut kecoklatan.

"La tiup!" perintah sang wanita berkacamata.

"Ayo non tiup non!"

"Jadi ini alesan kalian semua gak respon chat-chat gua seminggu belakangan?!" Sahla menghapus air mata nya yang masih ingin turun.

Semua yang ada di ruangan itu saling pandang, "Termasuk lo Ka Bagas!" cecar Sahla pada pria berkemeja maroon.

"Gua gak ikut-ikutan anjir," bela Bagas sambil mengangkat kedua tangan nya.

"Lo semua jahat. Gak ada yang ngucapin ulang tahun ke gua pas tanggal 17," omel Sahla kesal.

"Apalagi lo Rain! Chat gua seminggu kemaren gak ada yang lo respon sama sekali. Sahabat macem apa lo?!" lanjut nya.

SASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang