“Hyung, Ayo kita lari pagi,” ucap Sanha sembari menarik selimut yang aku gunakan.
Aku yang masih merasa sangat mengantuk, menarik kembali selimutku dan menutupi seluruh tubuhku dengannya. Namun sanha tidak menyerah, dia tetap menarik-narik selimutku sampai akhirnya selimutku tergeletak dilantai.
“Kenapa aku sih?kenapa kau tidak mengajak yang lain saja Sanha?,” ucapku masih sambil memejamkan mata.
“Hyung, ayolah. Hyung yang lain tidak mau menemaniku. Hanya kau satu-satunya harapanku hyung,” ucap sanha lagi.
Akupun mau tidak mau bangun dari tidurku, dan menuju kekamar mandi. Setelah selesai dari kmar mandi, aku mengganti pakaian tidurku menjadi pakaian yang cocok untuk berolahraga. Aku sudah siap dengan pakaianku, akupun memakai sepatu sambil melihat sanha. Dia memasang cengiran yang lebar sekali. Dasar anak itu, tidak bisa melihat hyung-nya tidur dengan nyaman.
Kamipun keluar dari dorm, dan mulai berlari kecil. Baru beberapa belokan yang kami lewati, aku merasa sangat lelah. Akupun menghentikan lariku, lalu mengatur pernapasanku.
“Hyung, masa segitu saja gak kuat?Ayolah,” ajak Sanha.
Aku tidak mau kalah dengan Sanha. Tekadku.
Akupun mulai berlari lagi untuk mengejar sanha. Belum sampai 50 meter aku berlari, ada seseorang perempuan yang juga sedang berlari pagi. Wajahnya, matanya, sungguh membuat aku tertarik. Aku memperhatikannya dengan seksama, bahkan tanpa aku sadari aku berlari mengikuti dirinya.
Tidak lama dia memasuki sebuah rumah yang lumayan besar bernuansa putih. Aku rasa itu rumahnya. Aku tersenyum entah karena apa. Aku rasa aku sudah gila.
Tidak berapa lama aku tersadar, bahwa aku sendirian. Dan aku tidak tahu dimana sanha berada sekarang. Akupun memutuskan untuk kembali ke dorm.
Sesampainya aku di dorm aku melihat sanha sudah ada disana. Dia meninggalkanku?
“Sanha-ya, kenapa kamu meninggalkan aku?,” tanyaku.
“Hyung yang kemana, aku cari tidak ada,” jawab sanha.
Aku merasa ada benarnya juga, aku yang meninggalkan sanha sebenarnya untuk mengikuti perempuan itu.
“Sanha-ya, besok aku ikut lari pagi lagi ya,” ucapku seraya berjalan menuju kamarku.
....
Sudah hampir seminggu sejak pertemuan aku dengan perempuan itu, dan setiap harinya aku jadi bersemangat untuk lari pagi. Bahkan semua member astro mengira aku sedang sakit, karena biasanya akulah yang paling malas untuk berlari pagi.
Setiap aku berlari pagi, aku selalu bertemu dengannya. Aku rasa dia memang rutin melaksanakan lari pagi. Pantas saja wajahnya sangat bersinar. Eh apa hubungannya?
Hari ini aku berniat untuk mencoba berkenalan dengannya. Aku sudah membulatkan tekadku untuk itu. Aku berlari pagi sendirian kali ini, Sanha terlalu lama jadi aku berlari pagi duluan. Setelah berlari cukup jauh, aku bertemu dengannya lagi. Akupun seperti biasa mengikutinya sampai dia berhenti didepan rumahnya.
Sebelum dia memasuki rumahnya, aku memanggilnya.
“Hai,” ucapku. Entah kenapa hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.
Aku melihatnya menoleh kearahku.
“Iya?Kamu bicara sama aku?,” tanyanya. Suaranya, sangat cantik.
“I-iya kamu,” jawabku. Aih kenapa aku jadi gugup seperti ini.
“Ada apa ya?,” tanyanya lagi.