وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali Imran : 134]
Tak terasa sudah menginjak dua tahun Nisrina berada di pesantren, dia sudah mulai terbiasa dengan semua yang ada di sini. Bahkan jika harus dibandingkan berada di rumah atau pesantren Nisrina memilih ingin selalu berada di pesantren berkumpul bersama banyak teman, bertukar cerita, belajar bersama, dan melakukan aktifitas bersama. Dia sudah begitu betah berada di ruang lingkup ini, kenyamanannya tidak seperti saat berada di rumah, namun di rumah juga dia merasa nyaman hanya saja suasananya berbeda.
Kali ini kedua manik mata Nisrina menatap sebuah pintu gerbang, beberapa kali pintu itu yang menjadi pusat penglihatannya.
"Belum datang?" Iffah sahabat dekatnya datang dengan membawa makanan ringan yang berada di tangan kanannya.
Nisrina menggeleng "Belum."
Iffah memberikan makanan itu kepada Nisrina namun kali ini Nisrina menolak. Rasanya ia tidak nafsu untuk makan apapun. Sejak mendengar kabar kakaknya akan menikah, ada sucuil rasa tidak terima dari dalam hati Nisrina. Ada perasaan aneh yang menjerat rasanya.
Nisrina baru tahu saat ibunya kemarin menelfonnya. Padahal baru saja dia dari rumah saat liburan semester, tapi yang Nisrina sesali kenapa tidak ada yang memberi tahunya akan pernikahan kakaknya itu dan saat Nisrina tahu kakaknya akan menikah hanya tinggal hitungan jari saja. Dan dia juga tidak tahu siapa dan bagaimana istrinya.
"Ya udah lah males banget aku nunggu terus," ungkap Nisrina dengan melangkahkan kakinya ke dalam kamar.
Tiba-tiba sekejap suasana kamar yang tadinya ramai, terdengar sunyi. Dengan tergesa-gesa sebagian dari anak-anak yang berada di kamar menyembunyikan sesuatu yang sebelumnya mereka pegang dan menyembunyikannya di bawah bantal yang menjadi sandaran mereka. Nisrina tidak menghiraukan apa yang baru saja mereka sembunyikan, dia lebih mementingkan kenapa kakaknya juga belum datang menjemputnya. Padahal dia sudah bersiap-siap.
Saat dia memejamkan mata, suara bising dari bisik-bisik anak-anak yang berada di kamar ini terdengar. Karena ini hari jum'at jadi mereka bebas dari segala pelajaran, entah apa yang mereka sedang lakukan.
"Suratmu gimana? udah jadi?"
"Belum, ah punyamu gimana?"
"Eh diem dulu ssssstttt....."serempak saat suara itu terdengar semua mulut menjadi tertutup, Nisrina memilih menajamkan pendengarannya karena dari tadi beberapa anak yang ada dikamar ini bersuara dengan sangat halus.
"Gimana kalau surat ini dititipkan Mbak Rina, dia kan mau pulang yang pasti nanti keluar lewat masjid."
Nisrina hampir saja Loncat dari tidurnya. Sialan sekali anak-anak ini enaknya main nyuruh-nyuruh aku. Batin Nisrina bersuara.
Kemudian Nisrina memilih keluar dari kamar dari pada mendengarkan hal yang tidak bermanfaat. Saat dia sudah berada di aula dengan membawa tas sling bag. Tiba-tiba salah satu anak yang berada di dalam kamar tadi keluar menghampiri Nisrina yang sedang duduk bersama Iffah.
"Mbak Rina, mbak bisa kan ngasih surat ini ke Mas ku?" dia menyodorkan surat itu kepada Nisrina.
Nisrina melotot tajam ke arah anak yang sedang berdiri di hadapannya, anak yang umurnya tiga tahun dibawahnya. Dia termasuk murid baru tahun ini.
"Nggak." Tolaknya tegas.
"Mbak... sekali aja," ucapnya memelas.
"Nggak, A'yun..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup
SpiritualPerjalanan hidup Mengkisahkan kisah seorang gadis bernama Nisrina Al mahira yang berkeinginan untuk berada di sebuah pesantren. Karena menurutnya pesantren adalah tempat yang ingin dia ambil ilmunya untuk menjadikan sebuah bekal perjalan hidupnya...