"Chann...." Ujarku sambil terisak tangis.
Saat ini, yang kulakukan hanyalah menangis dalam dekapannya. Sangat sakit rasanya melihat langsung Cinta pertamaku oleh mata kepalaku sendiri.
Chanyeol pun melajukan mobilnya. Tangan kanannya memeagang tanganku. ia menoleh ke arahku, mulai menebak suasana hatiku. Saat ini, tangisanku sudah berhenti, dan aku hanya terpaku.
"Nay, udah tenang kan?" tanya Chanyeol sambil mengelus lembut tanganku.
"Hmm." Aku hanya menjawabnya singkat. Saat ini, aku sedang tidak mood menjawab pertanyaannya.
"Coba certain ke gue, kenapa lo nangis. Siapa tau gue bisa ngasih saran.
"Chan. Gue udah gatau mau gimana lagi. Hati gue udah hancur. Gue tau, gue agak lebay, Cuma gara-gara hal sepele cinta pertama, tapi sampe terluka banget. Tapi, lo tau Chan? Gue baru kali ini rasain cinta pertama."Jelasku sambil tersedu-sedu.
"Iya, gue tau apa yang lo rasain. Gue tahu banget, saat cinta pertama kita malah nyakitin kita. Malah suka sama orang lain. Gue tahu betul, ..." Chanyeol mulai menenangkanku.
"... Tapi, bertingkah sewajarnya ajadeh Nay, bahkan cintapertama lo itu gatau lo nangisin dia kek gini. Kesannya, lu terlalu ngasih hati lo banget buat dia. Coba deh, berpikir jernih."
Aku mulai menyaring perkataannya. Memang salah, jika aku berbuat berlebihan seperti ini, terlalu berharap pada cinta pertamaku. Tapi,bagaimana lagi, aku sudah terlanjur sakit hati.
Aku menatap kedepan. Jendela yang basah oleh guyuran air hujan. Sama seperti pipiku, basah oleh tetesan air mata.
"Iya, lo bener Chan. Ngapain juga gue ngelakuin hal ga berguna kek gini." Ucapku.
Aku pun menghapus air mataku, mulai mengembangkan senyum dibibirku dan mengepalkan tanganku. Aku pasti bisa melepaskannya.
***
Aku merasakan hembusan angin menerpa wajah senduku. Aku menopang kepalaku dengan kedua tanganku yang kusimpan di tepian jendelakamarku. Aku memandang langit seoul. Hujan tak henti-hentinya mengguyur langit seoul, seakan menemani hatiku yang sedang hujan, pula.
"Nay! Buka pintunya!" teriakan ibu membuyarkan lamunan kutentang hujan. Aku pun segera membukakan pintu kamarku yang sengaja aku kunci.
"Iya bu?" tanyaku.
"Chanyeol udah pulang? Kok kamu ga bilang-bilang sama ibu? Ibu baru tahu dari ibunya." Ucap ibuku tanpa henti.
"Iya bu, udah. Tapi nay males kasih tau ibu, ibu suka langsung nyerocos." Balasku
"Ga sopan banget kamu ke ibu! Yaudah, anterin ddeobokki sana ke rumah Chanyeol!" ibu memerintahkanku untuk segera ke rumah Chanyeol.
"Ibu! Udah berapa kali Nay bilang, Chanyeol gasuka ddeobokki!" aku geram kepada ibuku yang sulit diberitahu.
"Yaudah gapapa kali. Kan bisa buat ibunya." Ibu malah semakin menjadi-jadi
"Tapi diluar hujan bu, Nay males keluar." Aku semakin beragumen menentang kepada ibuku.
"Halah alesan. Ayo cepet!" aku pun terpaksa keluar rumah untuk menuruti perintah ibuku.
***
Aku menekan tombol bel rumah Chanyeol. Kudengar derap langkah seseorang menuju pintu. Lalu mebukakan pintu.
"Lo? Kenapa kesini?" Kulihat Chanyeol dihadapanku mengenakan kaus polos dan celana pendek selutut yang warnanya sudah pudar
"Hahaa! Lo pasti abis bobo yakan? Keliatan amat ngebonya haha!" aku terus meledeknya dengan tawaku seraya menunjuk-nujuk pakaiannya dengan jari telunjukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED - Pcy Nayeon Ff
FanfictionAku sudah lelah. Sangat sangat lelah. Aku ingin meninggalkanmu. Namun, bagaimanpun keadaannya aku selalu kembali padamu. Bodoh. Sebab sebanyak apapun upaya melepaskannya, selalu ada alasan untuk menemukan dia. Mereka hanya bisa bilang, "lepaskan", "...