"Hai! Gendut! Hahaha!"
Aku terheran. Siapa dia?
"Permisi, saya mau masuk, tolong jangan menghalangi jalanku!" Ucapku keras kepadanya.
Aku tidak tahu dia siapa, tiba-tiba saja ada di depan gerbang rumahku menghalangi jalan masuk ke rumahku. Tidak sopan sekali.
"Ya! Santai bisa ga sih ga usah baper gitu! Silahkan nona cantik~ hahahaha!"
Ia tampaknya tertawa meledekku sembari memberi ruang untukku masuk ke dalam halaman rumahku.
Saat aku sedang berjalan masuk, tiba-tiba ada sesuatu yg mengganjal yang mengganggu fikiranku. Ah! Aku seperti ingat dia siapa! Wajahnya terasa familiar! Siapa dia?
Chanyeol! Park Chanyeol! Benar! Dia teman masa kecilku!
Aku tersentak saat itu, segera aku membalikkan tubuhku mengarah ke arahnya.
Ku sentuh telinganya, berusaha meyakinkan bahwa ia adalah Chanyeol. Ternyata benar! Ia mempunyai telinga yang big size. Chanyeol! Kau kemana saja, aku merindukanmu bodoh.
Ia sepertinya terkejut dengan perlakuanku dan langsung memegang pergelangan tanganku.
"Kau sedang apa bodoh?! Apa yang kau lakukan? Tidak sopan!" Serunya
Aku langsung melepaskan pegangannya.
"Kau! Bodoh! Gajah! Chanyeol!" Sahutku.
Ia langsung terkejut saat aku memanggilnya.
"K...kau ingat aku Nay?"
Ia spontan memeluk tubuhku erat.
"Akhirnya kamu ingat. Aku kira kamu udah lupa gitu aja, gendut! Aku rindu kamu!" Ujarnya.
Aku mengeratkan pelukanku kepadanya. Selintas memori terputar di kepalaku. Saat aku dan Chanyeol bermain bersama, bekejaran, saat itu kami masih berumur 12 tahun. Saat ia mengajarikku bersepeda, saat aku jatuh, saat ia menertawakanku.
Juga,
Saat ia pergi dari pandanganku. Dengan wajah terpaksa dan tak mau pergi. Seseorang menariknya dari belakang, pria yang berwajah tegas berjas hitam.
Hingga selintas teriakkannya terdengar di pikiranku
"Nay...!!! Aku gamau pergi! Nay...!"
Dan pada akhirnya, kami terpisah, tidak saling pandang, tidak saling ejek lagi.
Sampai saat ini, Kami dipertemukan di umur 16 tahun.
Tanpa sadar, aku meneteskan air mata di dadanya. Ia sekarang terlihat tinggi, yang dulu bahkan lebih pendek dari tubuhku.
Ia melepaskan pelukannya, menghapus air mataku, dan memandangku dalam.
"Nay, kenapa harus nangis? Sekarang, aku udah balik lagi.
Jangan buang air matamu hanya karena masa lalu." Ujarnya menenangkanku."Aku rindu kamu, gajah!" Seruku sambil sedikit berteriak di telinganya membuatnya spontan menutup telinganya.
Ia tertawa terbahak-bahak nampaknya meledek perkataanku tadi.
"Hahaha! Sejak kapan kamu berani ngomong kaya gitu? Perasaan dulu kamu orang pertama yang hobinya ngeledekkin aku hahaha!" Ujarnya sambil mengacak ngacak rambutku dan kemudian mencubit pipiku yang chubby baginya.
"Biarin aja! Sekarang ga bisa aku tahan! Aku rindu teman yang dulu sih selalu ada di manapun aku ada." Kataku sambil memasang wajah cemberut ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED - Pcy Nayeon Ff
FanfictionAku sudah lelah. Sangat sangat lelah. Aku ingin meninggalkanmu. Namun, bagaimanpun keadaannya aku selalu kembali padamu. Bodoh. Sebab sebanyak apapun upaya melepaskannya, selalu ada alasan untuk menemukan dia. Mereka hanya bisa bilang, "lepaskan", "...