CSSI | 05

14.1K 886 14
                                    

Sudah hampir seminggu lamanya Raisya berada di Semarang untuk menjaga neneknya. Dan selama itu pula, neneknya mulai menunjukkan perkembangan dan mulai membaik walaupun masih agak lemah.

Kini Raisya duduk di kursi yang berada di halaman belakang rumahnya menikmati semilir angin malam yang begitu sejuk sambil mengamati bintang yang begitu indah tanpa ada awan. Kadang, ia membiarkan angin menerpa wajahnya yang tertutup kain. Ia sangat suka berada di sini sambil berzikir.

"Mba ...." Sapaan lembut dari Ilma membuat Raisya menoleh. Ilma berjalan menghampirinya.

"Mba, ini Bi Maya nelpon," kata Ilma sambil menyodorkan ponsel Raisya. Raisya pun menerima ponsenya yang masih berdering itu. Raisya pun menggeser tombol hijau di layar ponselnya lalu mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.

"As--"

"Kamu segera pulang malam ini, Rai!"

Bukan suara lembut Maya yang Raisya dengar melainkan suara dingin dan tegas milik Bayu

"Ada apa, Yah?" tanya Raisya

"Kamu harus pulang malam ini. Ayah akan mengirim sopir ke situ!" ucap Bayu dengan nada dingin lalu mematikan sambungannya sepihak.

Raisya mengkerutkan dahinya bingung.
'Ada apa dengan Ayah?' batin Raisya

"Mba ada apa?" Suara Ilma berhasil membuyarkan pikiran Raisya

"Tidak apa-apa. Mba akan pulang malam ini. Kamu jaga nenek ya? " jelas Raisya sambil tersenyum di balik cadarnya.

"Loh kok cepet banget, Mba? Ada masalah?" tanya Ilma

"Mba juga gak tau. Tapi Ayah bilang kalau Mba harus pulang malam ini. Jadi sekarang kamu yang jagain nenek ya?" pinta Raisya. Ilma pun hanya bisa mengangguk paham.

***

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, Raisya kini sudah sampai di rumahnya. Ketika Raisya mulai membuka pintu rumahnya, suasana terlihat sepi. Raisya semakin masuk ke dalam rumah. Raisya memperhatikan rumahnya yang sudah didekorasi dengan indah karena besok adalah hari pernikahan Riana dan Khayrul. Raisya terus memperhatikan seisi rumahnya hingga ia mendengar ada orang yang menyapanya.

"Raisya ...."

Raisya menoleh ke suara yang terdengar sangat lembut.

"Mba Farah," sapa Raisya sambil menghampiri Farah. Sebelum Raisya sempat mengucap salam, ia segera ditarik Farah dengan lembut menuju ruang keluarga. Dan di sana sudah ada ayahnya dan Rayhan yang terlihat menahan amarah, sementara Maya dan Riana menangis serta sepasang suami istri yang baru Raisya lihat.

"Assalamu alaikum," sapa Raisya pelan. Kini semua tatapan mengarah ke Raisya. Maya langsung menghampiri Raisya dan memeluknya. Raisya semakin bingung melihat ibunya yang menangis hingga tersedu-sedu

"Bu, ada apa?" tanya Raisya sambil memperhatikan semua orang. Dan sepasang suami istri yang baru Raisya lihat pun juga memandang ke arah Raisya mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Raisya juga tidak merasa risih dengan hal itu karena ia sudah sering mendapat tatapan aneh dari orang lain karena pakaiannya.

"Pak Surya dan Bu Ratna, ini Raisya putri kami. Dan dialah yang akan menikah dengan anak kalian," ucap Bayu dengan nada dingin tapi ada perasaan bersalah di sana. Semuanya kompak kaget atas pernyataan Bayu, terutama Raisya dan Riana.

Cinta Suci Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang