Cinta Suci Seorang Istri

CSSI | 06

Saat mengenggam tangan Bayu, Khayrul semakin grogi. Khayrul menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya.

"Ananda Khayrul Ahmad bin Surya Dermawan, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Raisya Fathia ar-Rahmah dengan mas kawin Rp. 10.000.000 dibayar tunai!"

Khayrul langsung menjawab--

"Saya terima nikah dan kawinnya Rai ...." Khayrul terdiam sejenak. Ia baru menyadari jika Bayu mengucap bukan nama Riana tapi Raisya.

Ratna dan Surya menjadi tegang karena takut Khayrul membatalkan pernikahannya

"Papa jadi takut Ma kalau begini," bisik Surya.

"Papa tenang aja. Khayrul gak bakalan bikin kita malu," jawab Ratna.

Karena Khayrul belum juga melanjutkan qabulnya, Bayu pun mengulangi lagi. Dan Khayrul akan memasang telinganya baik-baik.

"Ananda Khayrul Ahmad bin Surya Dermawan, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Raisya Fathia ar-Rahmah dengan mas Kawin Rp. 10.000.000 dibayar tunai!"

Khayrul kini menelan salivanya dan agak ragu. Ia menoleh ke arah mamanya yang berada tak jauh darinya. Ratna mengangguk sebagai isyarat bahwa Khayrul harus menerimanya. Dengan berat, Khayrul mengucapkan sesuatu yang ia tidak inginkan

"Saya terima nikah dan kawinnya Raisya Fathia ar-Rahmah dengan mas kawin tersebut tunai." Khayrul lemas mengucapkan kalimat qabul atas ijazah yang dilontarkan oleh mertuanya.

Khayrul mengedarkan pandangannya hingga tertuju di lantai dua yang menunjukkan seorang wanita yang selalu memenuhi pikirannya sedang menangis sambil memandangi Khayrul.

Khayrul juga memandangi Ratna dengan tatapan meminta penjelasan. Lalu tatapannya kembali lagi ke Riana yang terus-menerus menangis bahkan meskipun matanya bengkak.

Ratna berdeham pelan. Khayrul menoleh ke arah Ratna. Dan Khayrul baru menyadari jika sekarang saatnya berdo'a. Saat berdo'a pun Khayrul tetap memandangi Riana hingga tanpa Khayrul sadari Raisya kini telah berada di sampingnya.

"Khayrul ...." panggil Ratna. Khayrul pun kembali menoleh ke arah Ratna. Ratna mengisyaratkan agar Khayrul menoleh ke sampingnya dan mendapati Raisya di sana yang sedang menunduk. Cukup lama Khayrul menatap Raisya yang terus menunduk. Tapi, bukan tatapan cinta melainkan tatapan bingung dan kaget .

Khayrul kembali mengarahkan arah pandangnya kelantai dua mencari Riana tapi dia sudah tidak ada.

***

"Ma, ini maksudnya apa? Khayrul maunya nikah sama Riana!"protes Khayrul. Kini hanya ada Khayrul dan Ratna.

"Mama ingin kamu menikah dengan Raisya. Raisya itu wanita sholehah. Mama sangat menyukainya sejak pertama kali Mama melihatnya," jelas Ratnam

"Tapi, Ma. Ini kehidupan Khayrul. Khayrul gak bisa hidup tanpa Riana. Riana adalah cinta Khayrul!" Api amarah menyulut cepat dalam diri Khayrul hingga menghanguskan semua rasa hormatnya pada sang pemilik surga di telapak kaki.

"Sekarang kamu pilih. Mama atau Rianamu itu?" kata Ratna tegas.

Khayrul menggeram seraya menarik rambutnya kuat-kuat.

"Mama kenapa begini sih? Bukannya Mama sudah merestui hubungan aku sama Riana?" kata Khayrul dengan nada yang mulai meninggi.

"Ini alasannya Mama gak suka kamu menikah sama Riana. Kamu sekarang mulai melawan Mama hanya gara-gara jal*ng itu!"

"MA! Riana itu wanita baik-baik. Dia bukan jal*ng seperti yang Mama tuduhkan!" Khayrul semakin kesal karena tidak rela kekasihnya dihina.

"Wanita baik-baik. Kamu bilang dia wanita baik-baik? Apa dia pantas disebut wanita baik-baik jika dia punya anak di luar nikah?" balas Ratna yang sukses membuat Khayrul terdiam sejenak mencoba memproses ucapan Ratna

"Anak? Tapi bagaimana mungkin? Khayrul ...." Ucapan Khayrul mengambang.

"Ini buktinya!" Ratna menyodorkan sebuah foto Riana yang tidur bersama seorang laki-laki. Foto tersebut memang tidak dikirimkan ke keluarga Bayu melainkan ke keluarga Khayrul.

"I--ini ...." Khayrul gelagapan.

Ceklek ....

Khayrul dan Ratna menoleh ke arah pintu yang terbuka dan menampilkan Surya dengan wajah panik.

"Apa apa, Pa?" tanya Ratna.

"Riana ...." ucap Surya. Khayrul mulai khawatir dengan keadaan Riana

"Ayo!" seru Surya kemudian berjalan keluar ruangan diikuti Khayrul dan Ratna.

***