Azalia Andilauren

72 7 0
                                    

Seperti biasa, kalau sedang badmood ia pasti pergi ke toko buku untuk menenangkan pikiranya.

Seperti saat ini, ia berharap pikiranya cepat tenang karena jika tidak, air mata bisa mengalir tanpa ia kehendaki.

Sebanarnya alasan kedua ia datang kesini karena novel misteri yang sudah ia koleksi dari seri pertama sudah menerbitkan seri terbarunya.

Gadis cantik berambut coklat itu mencari-cari novel yang menjadi incaranya saat ini. Sudah setengah jam ia berkeliling di jajaran novel-novel misteri tapi yang gadis itu temukan hanya buku-buku Sherlock Holmes.

Bukanya dia tidak suka dengan cerita Sherlock Holmes, tapi menurutnya Sherlock Holmes adalah cerita yang terlalu berat untuknya.

Azalia mengembuskan nafasnya, sepertinya dia dan novelnya belum jodoh. Cewek itu berjalan ke arah jajaran novel impor.

Kali aja nemu Harry Potter yang season terakhir. Batinya.

Tapi di ujung rak-rak novel misteri yang merupakan rak terakhir sebelum rak novel impor bola matanya menemukan novel yang sedari tadi ia cari.

Buru-buru dia mengambil novel itu seakan-akan buku itu akan lenyap di sihir Harry Potter jika tidak di ambil secepat mungkin.

Gadis itu menatap novel berjudul Trio Detektif dipelukanya dengan mata berbinar, lalu kemudian pergi ke jajaran Harry Potter.

Setelah menemukan kedua buku incaranya, Azalia pergi menuju kasir karena tidak sabar untuk membaca buku yang ada di dalam pelukanya.

Dia bukan tipe orang yang suka membaca buku yang sudah terbuka bungkusnya, karena menurutnya itu sama saja tidak menghargai kerja keras penulis.

¤¤¤

"Harganya Rp 289.000 dek."

"Aduh saya gak bawa uang cash sebanyak itu, kalau gesek bisa gak mba?"

"Aduh gimana ya dek, mesin kita lagi rusak."

"Yah terus gimana dong?"

Entah dorongan dari mana Azalia ingin membantu cowok jangkung yang sedang kebingungan di depanya.

Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Azalia membuka mulutnya.

"P-pake uang saya dulu aja mba, sama sekalian buku saya juga." Ucap Azalia terbata, karena dia tidak terbiasa berbicara kepada orang selain keluarganya.

"Eh gak usah, gue ke ATM aja." Elak cowok jangkung yang terlihat tampan jika dilihat lebih detail.

"Gak pa-pa p-pake uang gue dulu aja nanti baru ke ATM buat ganti."

Sebelum cowok asing itu melontarkan protesnya lagi bukunya dan buku cowok itu sudah keburu di masukan kedalam plastik.

"N-nih, lain kali kalau mau beli sesuatu liat harganya dulu." Azalia merasa lucu sendiri, tapi karena tidak terbiasa tertawa di depan banyak orang ia hanya mengulum senyum tipis.

Sedetik kemudian Azalia berjalan meninggalkan cowok jangkung tadi yang masih setia pada posisinya.

"Lu mau nunggu di mana? Gue mau ke ATM dulu, mau ngambil duit buat gantiin duit lu." Tiba-tiba suara khas laki-laki terdengar dari belakangnya.

Baru Azalia ingin menjawab tiba-tiba ponselnya berteriak meminta untuk diangkat sedetik kemudian dia mengangkat telfon dari mamahnya.

"Aza lagi dimana? Bisa temenin mamah gak dirumah? Mamah sendirian.

"Bisa mah, sebentar lagi aku nyampe."

Tut.... 

Panggilan terputus. Azalia baru ingat kalau cowok tadi masih di depanya.

Anti Social GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang