◾Azalios #7◾

31 6 3
                                    

Azalia menghembuskan nafasnya pelan, sudah satu jam pelajaran dihabiskan pak Zaenal, guru agamanya untuk cerita pengalaman hidupnya alias curhat. Bukanya tidak suka, tapi cerita ini sudah berkali-kali diceritakan. Azalia melirik ke sekitar, sepertinya teman-temanya juga sudah bosan, terlihat dari tampang mereka. Satu jam-nya sudah sia-sia karena curhatan pak Zaenal. Harusnya hari ini ia mendapatkan ilmu agama, bukan ilmu pengetahuan masa lalu pak Zaenal. Huft... sabar.

Dan untuk pertemuan kali ini benar-benar dihabiskan pak Zaenal untuk curhat, karena sampai bel berbunyi pun beliau masih sibuk cerita. Dan katanya ceritanya akan bersambung di pertemuan selanjutnya.

'Jangan bersambung please, lagian gue udah tau lanjutanya -_-'

'Terus pertemuan ini ga dapet apa-apa?!?! Guru edan!!'

'Warbiazah ni guru -.-'

Azalia hanya bisa membatin setelah pak Zaenal keluar kelasnya. Begitulah dia, memang orangnya pendiem tapi jiwanya itu jiwa komentator. Heran author juga.

Azalia mengambil botol minum yang ada dipinggir meja lalu meneguknya sampai tinggal setengah.

"Gila yah, dua jam pelajaran dihabisin buat ceritain masa-masa istrinya mau lahiran. Emang sih niatnya mau nyampein kalo kita harus sayang sama orangtua, tapi dia udah cerita tentang itu udah lebih dari lima kali! Gue aja sampe hapal setiap kata yang bakal dia ucapin. Hadeeeh." Cowok itu menepuk jidatnya. Setelah bosan mendengarkan cerita yang sudah ia hapal di luar kepala, Elios memilih untuk menghampiri Azalia yang sepertinya bosan juga dengan cerita pak Zaenal.

"Mana detail banget lagi ceritanya, untung ga diceritain berapa tetes air mata yang istrinya keluarin pas ngegendong anak pertamanya."

Azalia menyenderkan tubuhnya disenderan kursinya. Merasa lelah mendengarkan ocehan-ocehan orang. Apalagi setelah ini adalah pelajaran sejarah. Cerita lagi ieu mah.

"Za udah ngerjain PR sejarah belom?"

"dah, ngapa?"

"Bantuin gue dong, tinggal satu nomer lagi nih."

Azalia menatap Elios sebentar. Cowok didepanya sedang memohon dengan kedua telapak tangan yang disatukan layaknya orang sedang berdoa dan mata yang memelas.

"Dah cari di buku?"

Elios ngangguk.

"Gak ketemu?"

Ngangguk lagi.

"Kok gue ketemu?"

Kini cowok itu membalasnya dengan gedikan bahu.

"Lu matanya kayak elang." Tambah Elios yang masih memohon.

"Google?"

"Ane don't aya kuota." Jawab Elios bertingkah seperti google translate abal-abal.

"DL!"

"Ihh ayolah! Ayolah! Ayo-ayo-ayolaah!!" Pinta Elios sambil menoel-noel pundak Azalia.

"Yawdah, nomer?"

Elios meninjukan tanganya ke udara. "Makasih bebeb nya aa Elios!!! Makin gemes tau ga?" Saking senangnya Elios nyubit kedua pipi Azalia lalu digoyangkanya pipi itu membuat empunya ngamuk.

"Lwepas atwo gwak jadwi!!!" Aura biskuatnya keluar. (Lepas atau gak jadi!!!).

"Apa? Aa gak denger," walaupun aroma-aroma ngamuk udah keluar, tapi Elios tetap melanjutkan kegiatan tanganya dipipi Azalia.

Azalia mengangkat kedua tanganya lalu berusaha melepaskan tangan Elios yang masih menggunyeng pipinya. Setelah kedua tangan Elios terlepas, pipi Azalia yang tadinya berwarna putih berubah menjadi merah.

Anti Social GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang