◾Azalios #2◾

50 6 0
                                    

Elios menghembuskan nafas untuk yang kesekian kalinya. Pelajaran sejarah memang sangat membosankan, apalagi kalau gurunya juga membosankan. Sudah hampir dua jam pelajaran pak Dedi menerangkan, tapi tidak ada satupun kata-kata yang menempel di otak Elios. Cowok berwajah tampan itu menggunakan tanganya untuk menopang kepalanya yang hampir terjatuh karena mengantuk.

Berbeda halnya dengan Elios, gadis cantik berambut coklat itu justru terlihat serius mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pak Dedi. Azalia bahkan mencatat sesuatu yang menurutnya penting. Memang naluri orang pinter seperti itu, mencatat apapun yang penting untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba ada pertanyaan.

"Baik, sekarang kerjakan halaman 13. Boleh kerja sama, tapi jangan banyak-banyak berdua aja. Kalo banyakan nanti malah ngobrol."

Suasana kelas yang tadinya hening langsung ribut karena suara para murid dan suara tarikan kursi agar bisa duduk berdekatan dengan teman sekelompoknya. Elios bangkit dari duduknya dan menarik kursinya ke meja Azalia. Azalia mendongak, melayangkan tatapan tidak setujunya pada Elios.

"Gue sama lu ya." Elios mendaratkan bokongnya di kursi yang tadi ia seret, tidak peduli dengan tatapan tidak setuju yang dilayangkan Azalia.

"Ga." Ucap Azalia ketus.

"Nomor satu gimana?" Tanya Elios tanpa memperdulikan penolakan dari Azalia membuat Azalia mendengus pasrah.

"Cari ndiri."

Elios melirik halaman yang sedang dibuka Azalia dan membuka bukunya halaman yang sama dengan Azalia. Kali aja dia menemukan jawaban nomor satu. Sudah tiga halaman lebih ia baca, tapi cowok itu tidak kunjung menemukan jawaban pada nomor satu. Elios migren.

"Tau ah gue nyerah." Ucap Elios sambil mengangkat kedua tanganya ke atas.

Azalia yang sedari tadi menganggap kalau Elios itu tidak ada tidak peduli dengan Elios yang sudah migren akibat mencari jawaban nomor satu. Dari lima belas soal gadis itu sudah menjawab sebelas soal yang menurutnya mudah. Untungnya Elios bukanlah tipe orang yang seenaknya nengok jawaban orang, dia lebih memilih berusaha sendiri daripada mendapatkan jawaban yang bukan dari usahanya.

Azalia menghembuskan nafasnya, cewek itu sudah selesai mengerjakan ke lima belas soal.

"Gile udah selesai? Cepet banget anjir!" Ucap Elios terkejut.

Azalia melangkah ke arah meja guru dan menyimpan buku tulisnya di meja guru dan kembali ke kursinya. Azalia melipat kedua tanganya diatas meja dan menidurkan kepalanya di atas tanganya.

"Lo pinter banget si, gue aja belom ngerjain satupun, bantuin dong."  Elios menggoyangkan pundak Azalia agar empunya merasa terganggu dan akhirnya mau membantunya.

Azalia bangun dari posisi tidurnya dan mendelik ke arah Elios yang sedang mengangkat jari telunjuk dan tengahnya sebagai simbol damai.

Gadis cantik berambut coklat itu menulis sesuatu di halaman paling belakang buku tulisnya. Elios melirik tulisan gadis yang kembali ke posisi awalnya dan tersenyum.

Gadia itu menulis halaman yang terdapat jawabanya dari ke lima belas nomor tersebut. Elios langsung membuka halaman-halaman yang dituliskan oleh Azalia dan mulai mengisi soal-soal tersebut dengan kecepatan kilat. Azalia memang yang terbaik.

Anti Social GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang