Penentang

1K 30 7
                                    


            Tahun ajaran baru dimulai, aku berhasil masuk ke jurusan keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan tanpa perlu mengikuti tes terlebih dahulu karena nilaiku cukup untuk bisa masuk jalur prestasi. Awal tahun ajaran baru sebagai murid baru, teman tentunya belum ada karena aku sendirian mendaftar ke kampus ini. Aku hanya sekedar mendengar dari kabar burung yang mengatakan ospek di kampus ini cukup ketat dan keras.

Mendekati hari ospek kami mendapat pengarahan terlebih dahulu di aula kampus. Kami berkumpul di aula mengenakan pakaian putih hitam, sudah sepeti hendak masuk pabrik saja rasanya mengenakan pakaian seperti ini. Seorang dosen naik keatas podium ketika para mahasiswa sudah duduk semua dikursi yang disediakan. Kami duduk berdasarkan jurusan kami, dikampus ini ada lima jurusan yang berbeda – beda jenjang pendidikannya. Dari kelima jurusan yang paling mencolok hanyalah dari kebidanan yang semuanya cewek. Dosen perempuan paruh baya itu mulai menjelaskan apa saja yang akan kami lakukan di ospek nanti, ia juga menekankan agar kita mematuhi aturan yang ada dan mengikuti ospek selama 3 hari itu. Tak lama seorang berjas almamater kampus naik ke podium setelah si dosen turun, sepertinya dia adalah senior kami. Wajahnya tampak ramah menjelaskan syarat dan ketentuan yang perlu kami penuhi selama ospek, mulai dari rambut anak cowok harus dipotong pendek 2 cm, memakai ini, membawa itu, mengumpulkan ini, membuat itu, berangkat dari sana, pulang dari sini, bla bla bla.

Cukup banyak yang dijelaskan senior itu hingga akhirnya kita diminta keluar untuk melihat nama kelompok yang sudah ditempel di kaca aula. Aku ikut keluar dari aula, pergi dari satu kerumunan ke kerumunan yang lain mencari dimana kiranya namaku tertulis. Cukup sulit juga mencari diantara ratusan mahasiswa yang berjibun di satu sisi aula, ditambah kebanyakan dari mereka adalah cewek. Badanku yang lumayan tinggi cukup menguntungkanku untuk bisa melihat tulisan yang ditempel. Namaku kutemukan dikelompok 7, bersama beberapa orang lain yang kebanyakan cewek.

Selesai menemukan dimana kelompokku aku segera mencari orang – orang yang menjadi anggota kelompok 7 bersamaku. Suara teriakan – teriakan mencari anggota kelompok bersautan di samping aula sampai ke depan aula. Rasanya terlalu merepotkan untuk berteriak memanggil – manggil orang yang tidak kita kenali dalam keramaian seperti ini. Aku mengambil buku sketsaku yang selalu kubawa untuk mengurangi kebosananku ketika lama menunggu, ku tuliskan kelompok 7 dengan huruf besar dibuku lalu ku angkat tinggi – tinggi dengan tanganku. Beberapa orang cewek datang menghampiriku dan bertanya apakah aku kelompok 7. Beberapa orang datang lagi mendekat hingga akhirnya lengkap. Karena suasana tidak mendukung untuk berdiskusi aku menyarankan untuk berkumpul di kos siapa yang dekat untuk membahas bahan – bahan kelompok dan individu yang harus dibawa ketika ospek.

Dari 12 orang anggota kelompok ini hanya 2 orang yang cowok, aku dan Na'im yang kebetulan satu jurusan denganku. Sementara yang lain ada Asri dari jurusan terapis, orangnya supel dan cepat akrab dengan suasana baru. Lalu Dea, Diana, Sayfi yang juga dari jurusan keperawatan. Lalu ada Hana dan Anisa dari jurusan farmasi. Lalu ada Dita dan Yosi dari jurusan S1 keperawatan, terakhir ada Aprilia dan Eriska dari jurusan kebidanan. Dari kesemua cewek anggota kelompok ini aku hanya hafal Asri dan Aprilia, yang pertama karena Asri orangnya paling banyak bicara dan supel, kalo Aprilia karena menurutku dia yang paling cantik di kelompok ini. Sedangkan yang lain kebanyakan masih pendiam belum bisa berbaur dengan suasana baru ini, beruntung ada Na'im yang selalu bisa mencairkan suasana dengan gurauan – gurauannya.

Kami berkumpul dikos Hana yang ternyata satu tempat kos dengan Diana, Dea dan juga Dita namun berbeda kamar. Karena cowok hanya ada dua orang dikelompok ini akhirnya aku yang ditunjuk sebagai ketua kelompok, yah apa boleh buat. Mereka mengatakan aku terlihat lebih berwibawa dan pantas menjadi ketua kelompok daripada Na'im yang tidak pernah serius. Aku membagi kelompok ini menjadi beberapa peran untuk memudahkan nantinya menyiapkan amunisi untuk menghadapi para senior. Na'im, Asri, Hana dan Yosi sebagai tim logistik untuk menyiapkan apa saja yang perlu dibawa individu, karena untuk memudahkan jadi kita beli sama – sama untuk perbekalan individu. Dea aku tunjuk sebagai bendahara kelompok ini bersama Sayfi. Aprilia, Diana, Dita dan Eriska bertugas untuk membeli barang – barang yang perlu dibeli untuk tugas kelompok. sementara Anisa kuberi tugas untuk mencatat keperluan apa saja yang perlu dibeli dan yang sudah ada. Sore ini juga kami berpencar untuk menyiapkan amunisi ospek nanti.

Catatan Mahasiswa Calon PerawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang