"Silahkan di revisi lagi yg sudah saya tandai, ini bisa kamu ambil" ujar dosen pembimbing KTI ku.
"Baik pak, oh iya pak kalau untuk bab yg ini kan kemarin katanya bener kaya gini kok ini-"
"Iya itu dilihat saja yg sudah saya coret-coret, perbaiki dulu" potongnya.
"Baik pak terimakasih, permisi" ucapku dengan senyum kecut meninggalkan ruangan dosen. Berjalan kuseret kakiku dengan malas. Sudah seminggu aku meninggalkan proposal KTI ku dan hanya dijelaskan melalui coretan. Belum lagi antara pembimbing satu dengan pembimbing lainnya persepsinya berbeda. Jadinya dua kali kerja. Harusnya dari awal tuh dosen - dosen yang jadi pembing KTI bisa saling menyamakan persepsi jadi pendapat mereka sama. Kalau begini kami mahasiswa yang jadi korban perbedaan pendapat antar pembimbing. Iya kalau konsul boleh lewat email atau laptop, ini printout. Udah berapa puluh halaman yang terbuang percuma hanya untuk dicoret. Mubazir kertas, mubazir biaya. Bagaimana aku bisa paham coba kalau tidak dijelaskan secara langsung. Ah gelap. Rasanya ingin sekali ku berkata kasar. KASAAAAAAAAAARRRRRRR. Wajah lesu sehabis dinas malam sudah pasti terlihat jelas dariku. Kantung mata yanx menggantung kehitaman. Panda mungkin kalah denganku. Wajah kumal kusam melebihi kain gombalan yang tak terpakai. Bau badan yang, ah tak usahlah kujelaskan. Badanku pegal sekali, shift malam dengan tittle mahasiswa praktikan sudahlah pasti tidur bagai ayam, dengan posisi kuda - kuda, berbantal tangan, bertumpu dengan harapan "tidak ada keluarga pasien bilang infus macet atau habis". Melelahkan?. Ya pastinya. Jika memang tak benar - benar niat dari hati buat jalani 5 semester ini mungkin sudah DO dari dulu aku buat ternak lele dirumah atau pergi ke kalimantan. Berburu kuyang.
Ku ambil hp dari saku celanaku mengutak atik sebentar mencari kontak wa seseorang. Rasa penat seperti ini memang paling enak ketemu dengan Arfa.
Ping!
Ping!
Ping!
Fa siang ntar ato sore free kagak?
aq tnggu d tmpat biasa yak
Pngen nyegerin otak ma ati...
Aq tunggu...
pesanku sudah centang dua tapi sepertinya Arfa belum online. Ah lelah banget rasanya. Tidur sebentar enak mungkin kali ya. Aku menggendong tasku dilengan kanan dan berjalan menuruni tangga ke lantai 1. Berjalan sebentar diparkiran dan kembali menaiki tangga digedung organisasi. Hawa dingin ac menerpa wajah lelahku saat memasuki ruangan basecamp. Ah segarnya... Aku baringkan tubuh lelahku menikmati dinginnya ac. Perlahan mataku terpejam dan terlelap.
***
Malam ini begitu indah dengan tak adanya rembulan. Bintang berhamburan berpijar beradu siapa yang paling terang. Namun malam ini juga begitu menyebalkan. Menunggu tanpa kepastian. Menunggu tanpa kepastian pada seorang manusia yang kami panggil dosen. Sudah dua hari aku menghubungi, mengingatkan dan mencari keterangan untuk jadwal perkuliahan besok siang. Sudah dua pertemuan terlewati karena dosen yg bersangkutan banyak kesibukan. Entah sibuk apa kami juga tak tahu. Tapi setidaknya jika memang tidak bisa masuk besok berarti sama saja libur karena tak ada perkuliahan. Jam pagi juga tidak ada wacana memasukkan makul kosong. Nice weekend kalau seperti ini. Jam sudah menunjukkan pukul 23.33 WIB dan masih belum ada tanda - tanda wa ku dibaca oleh dosen. Aku update di grup kelas kalau belum ada balasan dari dosen jadi harap besok jaga - jaga untuk jangan pulang dulu bagi yang kos. Lelah menunggu aku perlahan tidur setelah menyetel alarm untuk subuh nanti. Yah walaupun seringkali antara aku dan alarm justru aku duluan yang bangun.
Udara pagi membangunkan tubuhku. Ku ambil sebotol air putih dan ku minum dua tiga tegukan. Sudah jadi kebiasaan buatku untuk minum air putih sebelum tidur dan ketika bangum tidur. Berdasarkan penelitian minum air putih sebelum dan sebangun dari tidur sangat baik buat kesehatan tubuh. Aku regangkan sedikit badanku lalu bangkit membuka jendela kamar dan berjalan ke kamar mandi. Adzan subuh berkumandang bersautan dari kejauhan merdu terdengar. Ku basuh mukau yg agaknya masih mengantuk dengan air wudhlu. Sejuknya begitu menyatu dengan udara pagi yang menakjubkan, menyejukkan. Ku sibakkan sajadah merahku dihadapanku. Sedikit menata sarung dan mulai mengangkat kedua tanganku seraya melafadzkan takbir mengagungkan nama-Nya.
Matahari masih terlihat malu - malu bersembunyi dibalik tabir awan. Kokok ayam jantan beradu siapa yang paling lantang bersautan. Deru kendaraan melindas aspal yang masih basah oleh embun pagi mulai terdengar. Sungguh pagi yang menakjubkan. Selepas sholat aku mengambil laptop hitamku. Ada sisa tugas yang harus ku selesaikan. Memang aku paling malas untuk begadang menyelesaikan tugas. Aku lebih memilih tidur lebih awal ketika anak - anak yang lain memilih begadang mengerjakan tugas. Seperti dulu ketika berada di asrama kampus, kamarku mungkin satu - satunya kamar yang tertutup paling awal ketika malam. Saat yang lain begadang buat tugas aku tidur, dan saat yang lain tidur aku yang bangun untuk mengerjakan tugas. Bukan karena apa - apa, tapi tidur yang nyaman itu bukan tidur setelah begadang. Lebih baik bangun lebih awal daripada tidur lebih akhir.
Jam sudah menunjukkan pukul 6.00 tapi belum juga ada konfirmasi kejelasan dari dosen. Aku berjalan ke dapur membuat segelas susu hangat. Tugas sudah selesai kukerjakan beberapa menit yang lalu. Aku kembali ke kamar menghadap laptopku, menunggu konfirmasi dari dosen sembari menonton film. Ku buka folder - folder di laptopku mencari film yang belum ku tonton atau sekedar film yang enak di tonton dipagi hari ini. Anime, action, hollywood, india, setelah ku pilih - pilih akhirnya aku memilih menonton anime movie koe no katachi. Film ini dalem banget pesan yang disampaikan. Nggak kalah sama kimi no nawa. Waktu semakin berlalu tanpa kejelasan. Di grup kelas sudah mulai riuh rusuh anak-anak kos yang menggonggong mau pulang. Kebun binatang udah kalah ramai sama grup kelas. Beberapa ada yang mengata-ngatai dosen. Lebih baik emang grup kaya gini di silent aja, banyak unfaedahnya yang dibicarakan di grup. Jam sudah menunjukkan pukul 8:30 WIB masih saja belum ada tanda dari dosen. Nggak ada kuota mungkin ni dosen.
Terrttt... Tert... Tert...
Sebuah pesan masuk, dilayar nampak nama dosen yang dari kemarin aku nanti - nantikan. Ah akhirnya.
Kuliah saya mulai jam 8 ya dilanjut sampai siang buat ganti yang sebelum - sebelumnya saya tidak bisa masuk, nanti sekalian buat minggu depan karena saya ada tugas keluar kota minggu depan. Hari ini nggak ada mata kuliah lain kan? Sampaikan ke teman - teman.
Aku meloncat dari tempat tidur membaca pesan dari dosen ini. Mulai jam 8? Pesannya aja baru masuk jam 8.40. Shit!. Aku segera membalas pesan dari dosen. Memohon maaf karena pesan baru masuk jam 8.40 dan meminta keringanan agar kuliah bisa diundur paling tidak jam 9.
Terrt... Terrtt... Tertt..
Saya nggak mau tahu, jam 9 tepat perkuliahan saya mulai. Walaupun hanya ada 1 atau 2 mahasiswa. Yang lain akan saya alfa.
Gila, gila, gila...!!!! Ni dosen maunya apa coba. Ah sial, sial, sial. Aku segera meng-ss chat dari dosen dan segera menshare ke grup. Tak lupa aku menambahkan kata untuk yang kos segera siapin kelas dan absen. Aku menyambar handuk dan berlari ke kamar mandi. Membasahi wajah dan memakai sabun pembersih wajah. Masa bodoh lah nggak mandi. Berlarian aku mengambil kemeja dan sepatu. Menyalakan motor dan melaju ke kampus. 10 menit lagi jam 9 dan perjalanku ke kampus memakan waktu 15 menit lebih. Ah sial. Motorku melaju sudah seperti kesetanan, klakson motor berulang kali ku bunyikan kencang. Aku tak peduli gimana reaksi anak - anak yang lain di grup. Sudah pasti banyak yang mencemooh dan misuh - misuh ga jelas di grup. Apalagi ada yang sudah pulang ke rumahnya dari kemarin sore.
Sesampainya di kampus jam menunjukkan 9.00 tepat. Dikelas belum terlalu banyak orang. aku sempatkan membaca chat di grup kelas. wih, kata - katanya bener - bener menyakitkan banget dibaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Mahasiswa Calon Perawat
Teen Fictionmenjadi mahasiswa sekaligus calon perawat memang memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga. terkadang apa yang dibayangkan tidak seperti kenyataan yang ada dilapangan. dicaci dan dimaki sudah biasa terjadi, merasa tak mampu apalagi, revisi dan remidi...