Hello! Nick

582 1 0
                                        

Malam ini aku ke minimarket dekat rumahku, aku membeli mie instan dan kubuat disana. Kulihat pemandangan malam dari balik kaca minimarket. Aku mencium aroma mie instan rasa bawang goreng yang kubuat, menurutku baunya harum dan menenangkan. Ya, aku memang suka membuat mie instan dan mencium aromanya saja dan tak kumakan. Hal itu sudah semacam kebiasaanku.

Dalam kesendirianku duduk di Minimarket tiba-tiba seorang pemuda dengan  kaos hitam, jeans hitam, sneakers hitam, rambut yang cukup panjang hampir menyentuh bahunya, dan terselip diantara telinganya duduk disampingku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam kesendirianku duduk di Minimarket tiba-tiba seorang pemuda dengan kaos hitam, jeans hitam, sneakers hitam, rambut yang cukup panjang hampir menyentuh bahunya, dan terselip diantara telinganya duduk disampingku. dia menatapku sebentar, lalu memakan mie instan yang dibawanya dengan cepat. Sesaat kemudian dia menyapaku, itu sangat membuatku kaget dan langsung membalas sapaannya.

"hei", sapa pemuda tersebut dengan ramah.

"hei", balasku singkat dan sedikit gugup.

"Kenapa kau hanya menciumi mie itu? Kau tidak memakannya?", Tanya dia heran

"Tidak, aku akan memakannya nanti" Jawabku berkilah

"Oh baiklah, emm aku rasa aku sering melihatmu disini. Apa rumahmu di dekat ?"

"Ya, maaf tolong jangan bicara lagi padaku, itu membuatku kurang nyaman", jawabku dengan tegas agar dia diam.

"Oh, maaf karena mengganggumu, namaku Nick. Kamu?" tanya pemuda itu yang terus saja bicara padaku.

Aku pun bangkit dari mejaku dan meninggalkan pemuda itu dengan wajah cuekku. Wajah pemuda itu tampak heran dengan yang kulakukan. Jujur saja pemuda itu memang cukup tampan, apalagi dengan mata biru dan lesung pipi yang muncul setiap kali dia tersenyum, dan jujur mungkin aku akan jatuh cinta dengannya jika aku terlalu lama bicara padanya. Akan tetapi aku selalu menepis hal-hal seperti itu dari pikiranku, aku yakin seseorang akan menderita bila menjalin cinta dengan orang yang bermasalah seperti diriku.

Aku membuka bungkusan plastik besar yang dibawa Kakaku tadi pagi. Sayur kangkung, ikan goreng, ayam goreng, sekotak biskuit, buah – buahan, kumasukan semua itu kekulkas agar tidak basi. Sebenarnya masih banyak lauk dan makanan dikulkas, tapi kakaku selalu saja membawa makanan tiap dia datang. Terkadang aku memberikan makanan itu ke tetangga samping apartemen agar terlihat seperti semua makanan itu kumakan, dan saat Kakak datang tidak ada kekhawatiran diwajahnya padaku. Aku sangat ingin sembuh dari anorexiaku, kadang-kadang aku paksakan makan banyak, namun perutku selalu muak dan memuntahkan semua yang kumakan.

Aku ingin menelpon Kakak untuk mengucapkan terimakasih atas makanannya. Ku cari Hp-ku di kamar, namun tidak ada. Kulihat di sofa juga tidak ada, dan kucoba mengingat dimana kuletakan Hp- ku.

"Oh sial, sepertinya hp-ku tertinggal di Minimarket", gumamku sebal.

"Bagaimana ini, mana sudah jam 10 malam".

Akhirnya aku memberanikan diri keluar dan mengambil Hp-ku di Minimarket. Sesampainya di Minimarket kulihat pemuda berbaju hitam itu masih duduk santai sambal memakan ice cream. Dia tersenyum kepadaku dan melambaikan tangannya menyapaku.

"Hai, kita bertemu lagi", sapa dia dengan ramah.

"Oh, hai, emm Hp-ku tertinggal jadi aku ingin tanya apa kamu melihatnya? tipenya Iphone xx, dan covernya pink, dan"

"Ya aku melihatnya" jawab pemuda itu tegas memotong penjelasanku.

"Oh, benarkah?dimana?", tanyaku gugup.

"ini", dia mengeluarkan hp-ku dari sakunya.

"terimakasih" aku mengambil Hp-ku dari tangannya, namun dia tiba-tiba mencengkram tanganku dan membuatku sangat kaget.

"terimakasih saja?", dia menatapku tajam

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku, dan aku kan sudah berterimakasih lantas apa yang salah".

"Aku sudah menunggumu mengambil Hp-mu disini selama 4 jam, kau sungguh jahat hanya berterimakasih. Aku ingin kau memberikanku makan malam, kau tahu aku sangat lapar setelah menjaga Hp-mu". jawab pemuda itu sambil terus memegang tanganku.

"Baiklah, aku akan memberimu makan dan membayar jasamu", jawabku dengan nada sebal.

"Dimana kita akan makan? Jangan bilang kamu akan memberiku mie instan disini", Tanya pemuda itu

"Aku tidak bawa uang, di rumahku saja. Disana banyak makanan".

"Oh oke ayo, kamu yang pimpin jalannya hehehe", pemuda itu tersenyum menampakkan lesung pipiya.

Sesampainya di rumah aku memberinya makan dengan lauk-lauk dari Kakaku. Terlintas dipikiranku untung juga kuajak pemuda itu sehingga bisa menghabiskan makanan di kulkas. Kulihat pemuda itu sibuk melihat-lihat sekeliling ruangan.

"ehm!ehm! apa yang kau lihat?"tanyaku mengagetkannya.

"uh anu Kau pasti bahagia, kau terlihat tersenyum lebar di foto itu", tangannya menunjuk foto lama keluargaku.

"Dulu, orangtuaku meninggal dan kakaku sudah menikah", tanpa sadar aku menceritakan itu.

Keheningan pun terjadi diantara kami.

"Maaf", ucap dia menyesal.

"Tidak apa-apa, emm ini makanlah!", jawabku sambil memberikan makanan padanya.

"Untuk seseorang yang tinggal sendiri , kau cukup banyak masak yah. Emm dan masakanmu enak juga",Puji dia sambil tersenyum padaku.

"itu bukan masakanku, itu masakan kakaku"

"Oh begitu, em siapa namamu?" tanya pemuda itu.

"Nadine, lalu kau?", tanyaku balik.

"Nick", Jawab dia.

"Kau kenapa serba hitam? Ehm maksudku apa kau suka hitam?", tanyaku penasaran.

"Bukankah sexy", jawab Nick santai.

Tanpa sadar kami pun tertawa bersama-sama.

"Kau tidak sesinis tadi", ucap Nick santai

"Aku ingin mengenalmu, maksudku bisakah kita berteman", lanjut Nick.

"Ya, berteman,,teman", jawabku gugup.

Nick melihat jam tangannya, "Uhm sudah malam aku akan pulang, kau tahu tidak enak dengan tetangga sebelah, dan.."

"Dan?",tanyaku.

"Uhm dan terimakasih makanannya, aku kenyang hehe", Sambung Nick sambil tertawa.

"Oke aku pulang dulu, selamat malam"

"Selamat malam", jawabku sambil melambaikan tangan.

Malam ini aku sungguh tidak bisa tidur, dalam otakku tersus teringat wajah Nick, senyumnya, lesung pipinnya, mata birunya yang bening seperti lautan, dan rambut coklat panjangnya yang selalu terselip diantara telinganya.

"Oh Tuhan kenapa denganku, apa aku suka dengannya", Gumamku sambil berguling-guling di kasur.

"Nggak, ini nggak boleh, aku nggak suka sama nick".

When I Meet YouWhere stories live. Discover now