Sesampainya di apartemen aku terduduk di sofa, pikiranku masih pada kejadian tadi. Masih teringat rasa bibir nick yang manis. Oh tuhan aku pasti sudah bener bener gila, bagaimana bisa ciuman itu terus terbayang. Dan kenapa nick menciumku? Bagaimana bisa dia menyukaiku padahal kita baru bertemu? Dan bagaimana bisa aku membalas ciumannya?..ahhh itu sangat memalukan. Rasa malu karena ciuman itu membuat mukaku panas. Ya tuhan nggk boleh aku jatuh cinta, aku terus menyangkal perasaan aneh yang kurasakan setiap bersama nick.
NICK POVE....
Ah bodohnya aku, kenapa tiba tiba aku mencium Nadine. Apa yang dia pikirkan tentangku. Mungkin dia akan berpikir aku cowok mesum yang baru kenal udah nyium aja. Tapi kenapa aku melakukan itu, apa aku suka sama nadine. Ah aneh banget aku ini, aku gatau mesti gimana kalo ketemu nadine, apa aku minta maaf. Benar aku akan kerumahnya nanti dan minta maaf kalo aku tidak sengaja menciumnya.
NADINE POVE...
Nadine lupakan kejadian tadi. Kamu ini belum normal, kamu juga punya anorexia, kamu harus fokus untuk hidupmu dulu. Lupakan nick dia bukan siapa siapa nadine. Aku terus berusaha meyakinkan diriku.
Hari ini kuputuskan untuk membersihkan apartemenku, menyibukan diriku agar tidak memikirkan tentang nick.
