0.1

391 59 77
                                    

"Malia dan Lukman"

●●●

"Malia!"

"Ya?"

"Ya? Kenapa? Dasar Putri Solo," kata Gia sambil naruh tas di atas meja sebelah gue.

"Yeh, lembut salah, garang dikatain bahaya, gimana sih, lo?" jawab gue datar sambil ngelepas sebelah earphone gue.

"Gimana kemaren tambahan Bionya?"

"Aduh, itu Si Bambang ngasih tugas abis itu tidur anjir!"

Iya, Si Bimbang itu, eh, Bambang, guru Biologi gue yang kerjaannya cuma masuk kelas, ngasih tugas, terus tidur. Karena gue terlalu pintar, jadi gue ikutan tidur juga, gue kerjain pas pembahasan.

"Kan, aturan lo ikut gue cabut aja," kata Gia sambil nyalin pr Geografi gue.

"ASSALAMUALAIKUM JAMA'AH!" suara Ashton teriak sambil masuk kelas.

"Aer mateng banyak lalat!"

"Chakep!"

"Michael ganteng mau lewat!"

"Taktuntuang, taktuntuang!"

Barusan Michael sama Calum yang ngikutin Ashton masuk kelas.

"Aduh, anjir, mati kek itu dua kutu tapir," Gia marah-marah.

"Selamat pagi Malia Sunshineku!" Michael ngambil pajangan bunga di atas meja guru, terus dikasih ke gue.

"Iya, pagi juga, Michael," gue senyumin Si Gila itu. Untung ganteng.

"Eh, ada Gia. Selamat pagi Gia! Yang semangat ya ngerjain prnya," kata Calum, tangan kanan nopang dagunya sambil senyum-senyum di meja Gia.

"Iye, udah sana, ganggu aja lo!" yang diganggu marah.

"Hii, Gia galak banget, ntar kalo Calum diambil orang, sedih lu," Michael ngerangkul Calum yang mukanya pura-pura shock.

"Ha ha ha. You wish! Udah, sana, ih!"

Pas banget Gia ngomong gitu, bel masuk yang nadanya kayak lagu Susu Na*sional bunyi.

"Akhirnya."

"Pr lo tuh."

"Oh, iya!"

Abis itu gue jalan ke meja guru, balikin pajangan bunga yang dikasih Michael tadi. Pas gue balik badan ada Luke lagi ngapus papan tulis. Bikin kaget anjir, udah mana tinggi banget ini orang.

Meja gue sama Gia emang paling depan, gue balik ke kursi gue, masih ngeliatin Luke.

"Kering tuh mata," kata Gia masih fokus nyalin.

"Ya kali kering, yang gue liat aja kesejukan," jawab gue.

"Najis."

***

"Malia dan Lukman."

"Lucas, Bu," koreksi Luke.

"Oh, iya, siapalah namanya. Tolong ambilin buku paket Geografi yang di perpus, lima belas aja."

"Udah salah, nyuruh-nyuruh lagi," gerutu Luke sebelum keluar kelas, tapi suaranya kegedean.

"Heh, Lukman!"

"Lucas, Bu," koresi Luke (2).

"Ya, itu maksudnya. Ngomong apa kamu barusan?"

"Itu, Bu, Ashton nyuruh-nyuruh saya, sekalian nitip jajanan. Gitu katanya, Bu."

Anjir, bisa banget ngelesnya!

"Lah?!" Ashton baru mau marah udah dimarahin duluan.

"Eh, bandel banget kamu Gaston."

"Ashton, Bu," koreksi anak sekelas serempak.

"Ya, itu maksudnya. Kamu tuh, ya ...."

Dan gue gak denger lagi kelanjutannya, keburu jauh melangkah bersama Abang Lukman.

"Nyampe gak lo ngambil?" tanya gue yang lagi ngeliatin rak paling atas perpustakaan, tempat bukunya ditaruh.

"Gua dilahirkan tinggi karena suatu tujuan," kata Luke masih dongak ngeliatin rak tadi, bareng gue di sebelahnya. Yang udah jelas kecil banget, sampe besok juga gak bakal nyampe.

"Doain Kakanda ya, Adinda," kata Luke pake muka serius, dia ngelap jidatnya yang gak ada keringatnya sama sekali. Gak lupa ngusap dada mencoba tegar.

"Mati, kek, lo. Lebay mampus, haha," kata gue.

Luke mulai naik tangga perpus yang bisa digeser-geser. Segala dia pose-pose cantik dulu di tengah tangga. Ngambil buku berasa naik gunung.

"Tangkep!"

"Eh, Lukman, lo tuh ngambil buku, bukan mangga."

Setelah proses ngambil buku yang sangat lama, gue dan Luke akhir balik ke kelas. Gue bawa 7 buku, Luke bawa 8 buku. Di tengah jalan, Luke ngambil 2 buku yang gue bawa.

"Kok, diambil?"

"Ya, gapapa, biar lu gak keberatan."

"Sekalian aja lah," kata gue sambil naruh sisa buku yang gue bawa ke atas tumpukan buku di tangan Luke.

"Yeh, sue lu, Malaria!"

"Gue ke kantin dulu!" kata gue sambil lari ninggalin Luke.


a.n

eh sisteurs or bradeurs, apa kabs?

jadi gini, krn kesibukan gue jadi maba dan jarang buka wattpad, jadi ya gak pernah bisa apdet cerita ini

dan sekalinya gue buka wattpad, gue dicak-cakin temen asrama :))) kzl

Collide ft. lrhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang