0.8

161 37 7
                                    

"udahan belom mas godain pacar saya?"

●●●


Gua sekarang masih di sini, di lokasi yang nantinya akan jadi tempat perayaan ulang tahun thania.

"abang, lapeeerr!" sherin merengek di pundak gua.

"yah, abang mana punya makanan, sih, sher. udah awas, abang mau bantuin kerja lagi."

gua melanjutkan bantuin panitia party planner ngedekor tempat acara. masalahnya, party plannernya itu punya tantenya michael, dan gua sama yang lain di suruh bantuin.

"mekel! beliin makan kek, kan gue udah bantuin party planner tante lo." protes Gia.

"nya unya uwit uwe," michael masang muka sok sedihnya, yang lebih mirip kayak meleleh.

"gue mau beli nasi padang nih, ada yang mau nitip gak?" malia menimang-nimang kunci mobilnya.

"kak, aku mau nitip dong!"

"mal, gue nitip mal!"

"gua juga, dong."

"sabar-sabar, gue catet dulu," sembari malia ngetik pesenan semua orang, gua nyamperin dia.

"lo yakin, mal, bisa sendirian?" gia naruh handuk kecil di pundaknya, cocok banget jadi supir kopaja.

"bisa, bisa, santai aja."

"gua anterin aja, yuk!" tawar gua, tangan kanan gua udah megang pergelangan tangan malia. sok asik banget gua.

"hoo, tidak bisa! lepas tangannya, lo gak bo-" omongan gia berhenti pas telapak tangan ashton nutupin mulut gia, tangannya melingkar di leher gia.

"bawel banget, sih, lu. udah sini, lu ikut gua aja," ashton narik gia yang masih berusaha lepasin tangan ashton dari mulutnya.

"ashton! lepasin!"

malia berjalan di damping gua yang lagi mainin kunci motor.

"ayo mal," gua memberhentikan motor di depan mobil malia.

"loh? naik motor? gak naik mobil aja?"

"gak usah, cepetan juga naik motor," gua menimang helm buat malia.

"yaudah, deh."

gua memacu motor gua dikecepatan 60km/jam.

"luke, jangan kenceng-kenceng bawanya!" malia teriak di sebelah lapisan helm gua.

"pegangan aja kalo kekencengan," jawab gua berusaha gak ketutupan suara angin.

***

"sebelas, dua belas. udah pas, mas."

gua liat mas-mas warung padang bantuin malia masukin semua bungkusan ke dalam plastik putih besar.

"tapi tadi ini udah dikasih tanda semua kan, ya, mas?"

"udah, mba," masnya nunduk aja sambil senyum-senyum.

"sayang, udahan belom?" gua nyamperin malia, tangan gua langsung melingkar di pundaknya.

"hah? eh, u-udah."

"udahan belom mas godain pacar saya? kalo udah, mau balik, nih," sebisa mungkin gua menonjolkan nada jutek.

masnya malah kalap.

"makasih, ya, mas," malia senyum ke masnya sebelum nyamperin gua yang lagi ngerokok sambil sandaran di motor.

"luke!"

"hm?"

"udah, yuk, balik."

"bentar, dikit lagi," kata gua mempercepat isapan gua di pangkal puntung rokok.

"lanjutin di sana aja ngerokoknya, kasian udah pada nungguin."

"gak enak kalo sambil jalan. kalo di sana nanti ketauan sherin."

"emangnya kenapa kalo sherin tau? wajar kan cowok ngerokok, lagian udah sma."

"ya, gak enak aja, masa di depan adek gua," gua mengisap keras puntung rokok sebelum gua buang dan gua injak. "yuk, balik."

update hal baru yang gua pelajari tentang malia: malia orangnya terbuka sama orang yang dianggap asik dan nyambung diajak ngobrol. selama jalan balik, gua cuma dengerin malia cerita tentang keluarganya, gimana lembutnya anjing- dion, serunya punya kakak perempuan.

"eh, eh," tangan malia di punggung gua, nahan badannya saat motor gua berenti tiba-tiba. "kenapa luke motornya?"

"gak tau juga, nih," gua jongkok, ngecek mesin.

"jalan aja, deh, luke. dikit lagi doang kan?"

"gapapa?"

"ya, gapapalah, emang kenapa jalan doang? gue kan princess yang merakyat."

"iya, deh, yang princess," gua narik kantong plastik isi nasi padang dari tangan malia. "gua aja sini yang bawa."

"heh, princess! buruan naik."

kepala gua sama malia langsung nengok ke mobil yang jalan dan jendalanya kebuka di sebelah kita.

isinya gia sama ashton.

"ayo, mal, masuk, mau-maunya lo jalan sama rakyat jelata!" teriak gia.

"yeh, tai ledig!" gua memukul atap mobil, berhubung tinggian gue dari mobil mini cooper gia.

"ih, rakyat jelata gak usah pegang-pegang mobil gue, please. sono lu, ton, turun."

"lah, kok gua turun?"

"iya, lo temenin itu rakyat jelata. ayo, mal, naik!"

dan dengan itu gua sama ashton ngeliat mobil yang dinaikin gia, malia dan nasi padang hilang di tikungan.

"ah, elu, sih, tong!"

"udah, dari pada lu gerutu, mending bantuin gua dorong motor."

Collide ft. lrhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang