"Mereka cocok, ya, lucu"
●●●
"Man, ajarin gua yang soal nomor ini, ini, sama ini, terus ini ...." Calum nyeret jarinya dari ujung halaman ke bawah.
"Itu mah semuanya, anjir."
"Lukman! Lu gak ada cemilan lagi di kulkas?" Mekel teriak dari dapur.
"Lah, yang tadi kita beli kemana?" teriak gua.
"Diabisin Calum!" gua langsung natap Calum tajam, kalo bisa tatapan gua bunuh ini imigran kek. Si Ipin cuma nyengir sambil ngumpetin keripik terakhir ke belakang punggungnya.
"Bisa-bisanya, ya, lu kampret!" tangan gua membuat keputusan buat mukul kepala Ipin. "Sher!"
Tarik napas. "SHERIN!"
"Apaan, sih?! Gak usah teriak-teriak!" kepala Sherin nongol dari arah dapur.
"Tolong beliin cemilan, dong."
"Males, ah, sendirian."
"Gua temenin!"
"Tuh, berdua," mata gua beralih lagi ke buku soal Calum.
"Ah, gak mau sama dia!" Sherin melipat kedua tangannya di depan dada.
"Beliin atau masakin?" gua, Calum, Michael, dan Ashton diem ngeliatin Sherin.
"Tai," Sherin ngambil kunci motor gua di atas meja kaca ruang tamu. "Heh, Clipboard! Jadi nganterin gak?"
"Siap, sayang!" Michael menangkap kunci motor yang dilempar ke arah dia. "Dadah para pecun-"
"Parah ngomongnya!" Ashton langsung nunjuk muka Michael.
"Gua mau ngomong pecundang!"
"Michael! Buruan, ih!" teriak Sherin.
***
besoknya 13:27
"YA ANJING DIA ADEK LO!"
"YAUDAH GAK USAH NGATAIN BANGSAT!"
"LO TUH ABANGNYA BUKAN?! LO HARUSNYA JAGAIN ADEK LO! BUKAN MALAH LO PACARIN!"
"YA ANJING GUA KHILAF!" *gua ketawa nulis ini:((*
"Stop! Stop!" Vianka nongol di tengah-tengah Calum sama Ashton yang udah gua lerai, ngapain sih ini cabe rendang?
"GUA KIRA SAHABAT!" Calum masih berontak di tangan gua, sedang Ashton mencoba tenang bareng Michael.
"Calum! Udah!" Vianka teriak lagi, gua sama Michael tatap-tatapan 'dia ngapain sih, njing?'
"Diem lu, Ve!" Ashton nunjuk muka Vianka. Mungkin Ashton emang tukang nunjuk.
"Tenang netizen, tenang!" ini si Thania nongol-nongol main nyuruh tenang-tenang aja lagi.
"Luke!" Gua nengok ke arah Malia yang udah di samping gua. "Ini pada kenapa, sih?"
"Ini, Calum sama Ashton berantem!" kata gua sambil teriak, biar suara gua gak ketutupan sama suara orang-orang.
"Eh, woi! Ini ada apaan, sih rame-rame?" Gia udah berdiri di tengah kerumunan.
"Gia, awas! Lagi pada berantem!" Malia mengisyaratkan biar Gia berdiri di sampingnya.
"Berantem kenapa, sih?"
"Pasar malem!" kata gua sambil berusaha megangin Calum dari belakang.
"Gua bantuin Mekel ngurus Ashton deh, Mal. Kasian itu rambut Mekel sampe ganti warna," dengan itu Gia nyebrangin kerumunan.
"Pin, udah ayo, balik aja," ajak gua.
"Calum, udah, ya, kita balik aja," Malia ikutan nenangin Calum.
Calum sempat ngeliat Malia sinis, sampai akhirnya dia mulai tenang. Yeh, si tai, giliran sama yang cantik aja jinak banget.
Gua sama Malia akhirnya bawa Calum ke arah kantin. Kita ketemu sama Michael, Gia, sama Ashton. Yah, goblok, ini mah pindah ring doang.
"Mpok Jubae, pesen siomay," gua liat si Ipin sama Aseton mesen siomay barengan.
Mereka cuma diem selagi nunggu siomay. Ashton main hp sambil setengah sandaran di meja kantin yang dari keramik. Calum narik kursi dan duduk dengan posisi menghadap sandaran kursi, ya duduk kebalik gitulah.
Gua, Malia, Michael, sama Gia cuma bisa ngeliatin keheranan.
"Ini baikan tercepat yang pernah gue liat," Gia nyeruput jus jeruknya.
"Cowok itu kocak, ya," Malia nambahin sambil makanin ciki gua.
"Kocak mana sama yang makanin ciki gua diem-diem?" gua ngeliatin tangan Malia yang baru keluar dari bungkus ciki gua.
"Gua ke Calum dulu, ye," Mekel nepuk pundak gua.
"Gue ngobrol sama Ashton aja deh kalo gitu, bye orang-orang jomblo, " Gia ikut-ikutan nepuk pundak gua.
"Wah, bau-bau pdkt nih!" teriak Malia yang dibalas acungan jari tengah dari Gia yang tengah tertawa.
"Makanya cari cowok Mal, biar bisa pdkt juga," gua mukul pelan tangan Malia yang masih ngambilin ciki gua.
"Ah, gue jelek gini, muka kayak Omas gini mana ada yang mau."
Elu? Kayak Omas?
Gua kayak apa dong anjir?! Adul?!
"Luke."
"Hm?" gua naikin sebelah alis gua.
"Calum sama Ashton kalo marah kayak tadi kok ganteng-ganteng, ya?"
"Gantengan juga gua."
"Emang lo bisa marah?"
"Nggak, gua mah anaknya baik dan sabar, buktinya kalo di rumah gua mulu yang dimarahin Sherin."
"Serius?"
"Nggak kak, boong," Sherin tiba-tiba duduk di sebelah Malia. "Kakak jangan mau diboongin sama pelanggan hotel Alexis kayak Luke gini, Kak."
"Hahaha."
Ih, si princess ketawa.
"Terus aja, terus! Pulang sendiri lu nanti," ancam gua yang langsung disambut kepanikan Sherin. Dia langsung pindah posisi duduk jadi di sebelah gua.
"Abang jangan gitu, kan bercanda."
"Pulang sama gua aja, Shay, eh, Sher," bagus banget Clipboard nongol-nongol modus.
"Yes, dadah pelanggan Alexis!" Sherin ngambil tasnya terus berjalan di samping Michael. Gua sempet liat tangan Michael yang mau ngerangkul tapi Sherin tepis. Yah, tertolack.
"Mereka cocok, ya, lucu."
Gua langsung ngeliat ke arah Malia. "Mereka? Cocok? Kalo sampe nikah, anaknya pasti mirip bulldog."
"Kok gitu?"
"Iyalah, liat aja tuh, ibunya galak, bapaknya jelek."
"Parah! Hahaha! Kalo anak gue nanti mirip Harry Styles pasti," Malia menyatukan kedua tangan di depan dadanya sambil senyum-senyum, gaya orang lagi berangan-angan.
"Gak mau mirip Luke Hemmings aja gitu?"
"Ha?" gaya Malia tadi langsung buyar.
"Iya, gantengan juga kalo anak lu nanti mirip gua," gua mendorong pelan jidat Malia pake satu jari. Dia masih melongo, bahkan sampai gua pindah buat duduk di samping Calum.
a.n
kenapa tukang bakso jualan bakso?
happy new year beautiful people!
![](https://img.wattpad.com/cover/132986966-288-k303288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Collide ft. lrh
Krótkie Opowiadaniajalan ke sekayu beli tutup botol these feelings for you are beyond my control tentang luke dan malia Copyright © 2017 by icanarry