Shadin dengan hati-hati meletakkan kertas surat yang sudah terlipat kecil di meja Lintang, sambil melirik kearah meja Arkan, berharap cowok itu tidak menyibak jaket yang menutupi wajahnya.
Gapunya rumah apa ish!
"Yak beres," gumam Shadin tersenyum kecil. Lalu kembali ke tempat duduknya. Arkan juga masih tak bergerak.
Selang beberapa menit, langkah dengan gerutuan yang beberapa hari ini sering terdengar mulai menelusup ke telinga Shadin. Itu LINTANG! Ya, dia sekarang sering datang pagi entah karena apa. Setahu Shadin, ia selalu menggumamkan, "gara-gara Dede" berulang kali dengan nada kesal.
Tap..
"Lintang!" panggil Arkan membuat Lintang yang baru saja menapakkan langkah pertamanya ke kelas langsung menoleh kearah Arkan.
"Duduk sini aja coy. Si kebo sawah ga masuk."
AISH!! ARKAN TAI BANGET!!
Lintang lantas tersenyum lalu melangkah ke meja Arkan.
"Shadin? Dateng pagi terus ya ternyata," ujar Lintang pada Shadin saat masih melangkah ke meja Arkan. Shadin hanya mengangguk dan tersenyum kecut, setelahnya menenggelamkan kepalanya di meja - mengumpat Arkan.
"Bisaan banget tu si kebo. Mentang-mentang hari ini ulangan matematika, sok-sok'an sakit anjir."
"Hahaha... Lu juga bilang aja kalo misal mau nyontek ke gue dodol!" Lintang mentuing kepala Arkan sambil tertawa.
Shadin sedikit tersenyum mendengar tawa ganteng itu. Namun setelahnya langsung memukul kepalanya sendiri, mengingat kertas suratnya masih ada di atas meja Lintang - tak tersentuh, lagi.
Tak lama, kelas mulai diisi satu persatu siswa. Shadin bingung, bagaimana kalau kertas kecilnya itu diketahui oleh murid lain, atau bahkan oleh teman sebangku Lintang, Cakra. Argghh... Bisa-bisa ia bakal jadi bahan olok-olokan satu kelas.
Kelas semakin ramai. Ga mungkin kan, kalau Shadin tanpa ada angin hujan langsung ke meja Lintang, yang pasti bakal bikin orang heran.
Argghh...
Shadin memutuskan mengambilnya sebelum kelas menjadi benar-benar ramai. Ia menoleh ke meja Lintang terlebih dahulu.
KERTASNYA HILANG!!
(Gapaham juga kenapa Shadin lebih suka Lintang😒)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore Him [Completed]✔
Conto[Private some chapter and ending. Follow me first for comfortable reading. Thanks!!] Hah! Dia terlalu sempurna. Meliriknya saja mungkin aku tak pantas. Lihatlah! Bahkan senyumnya lebih hangat dari matahari pagi. Wajah dengan lekuk sempurna itu juga...