🌜AH - XVII

624 88 1
                                    

Hari ini sudah berbeda. Shadin tak lagi mengirimi Lintang surat. Ia juga datang agak siangan.

"Pagi Din. Dateng siang nih?" sapa Lintang yang ikut mensejajarkan langkahnya dengan langkah Shadin.

"Oh. Eh, i-iya," jawab Shadin sambil menggaruk tengkuknya, menoleh Lintang di sampingnya, juga ada telinga gajah ternyata

Arkan? Bukannya biasanya udah ngebo di kelas? Ck!

Wajah Shadin berubah datar.

"Eh! Bentar, Kan. Gue lupa ngambil kunci motor gue anjir. Lo duluan aja sama Shadin ya." Lintang langsung berbalik kembali ke parkiran.

Tak lama terdengar teriakan menggema.

"SEMANGAT ARKAAANN!" pekik Lintang, yang membuat Arkan mendengus, tak peduli.

Shadin diam, lalu melanjutkan langkahnya, memilih tak mengabaikan Arkan.

Dan Arkan? Hah! Cowok tak tahu di apa-apa itu juga malah ikut-ikutan diam. Sambil lagi mikir keras gimana caranya ngajak Shadin ngomong.

Bisa mikir juga dia. Hmm...

Tep!

"E-e-eh!" seru Arkan karena hampir tertabrak Shadin yang berhenti tiba-tiba.

Cewek itu langsung berbalik menghadap Arkan.

"Ck! Lo bau, Kan!" ujar Shadin, dengan wajah kesal.

"Ck! Lo bau, Kan!" ujar Shadin, dengan wajah kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Inilah wajah Arkan pas Shadin ngomong gitu)

"Sini jaketnya. Gue cuciin!" Shadin mengulurkan tangannya ke arah Arkan.

Boleh culik Shadin ga nih? - batin Arkan. Setelahnya melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Shadin.

...

Unch ya mereka berdua.
Kayak achuu😚😚

Adore Him [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang