Wulan,
Dia cewek tersegalanya bagiku. Super pinter. Super cantik. Super menarik. SHE IS MY SUPER WOMAN. Tapi, dia juga super kebangetan. Aku sudah lama suka kepadanya dan sampai saat ini, dia terlalu tangguh. Coba bayangkan, selama enam bulan terakhir, dia hanya tiga kali tersenyum kepadaku. Pertama, saat kita baru kenal. Kedua, saat dia satu kelompok denganku di pelajaran Biologi. Dan yang terakhir, ah, mungkin ini bukan termasuk senyuman, saat aku bilang aku suka kamu, saat itu dia tersenyum, tapi sinis.
Mungkin Wulan terlalu indah untukku. Dia sangat mempesona. Di mana pun dia berada, semua orang tertawa. Dia tersenyum untuk semua kecuali aku, dan aku sadar, bahwa dia bukan hakku semata. Banyak yang menyukainya. Termasuk, kakak kelas. Kenapa harus dia?
"Gimana kalau kita pulang bareng?" dan sampai saat ini, aku tidak menyerah.
Pergi! Mata Wulan berbicara.
"Kalau gitu kita jalan bareng sampai gerbang, bisa?"
Pandangannya masih tetap.
"Bahkan kamu tidak berbicara sekarang."
Aku meninggalkan Wulan. Berjalan lebih dulu. Anak-anak SMA Permata berlalu lalang. Tanpa pikir panjang aku membalikkan tubuh. Sejauh lima meter di depanku, Wulan masih berjalan dengan santai.
"Wulan!"
Wulan berhenti melangkah.
Aku menghirup nafas "Aku suka kamu!" Dan pernyataanku yang kedua kali pun terucap.
"Aku gak suka" Aku ditolak lagi.
"Hahahaha, aku masih ditolak." Aku tertawa sambil mengacak-acak rambut. Wulan berjalan lagi dan tidak mengucapkan sepatah kata pun padaku.
======
Bella,
Nah, untuk cewek yang satu ini, dia juga cantik tapi aku tidak boleh jatuh cinta padanya, lagi pula aku tidak bisa serius jika bersamanya. Bella itu satu-satunya cewek yang tumbuh bareng aku, sejak kecil kita main bareng. Renang bareng. Dia itu aneh, selama ada aku, dia gak pernah mau main dengan teman-teman ceweknya. Lambat laun dia menjadi bagian yang selalu aku butuhkan kehadirannya. Dia selalu mengikutiku, aku main sepak bola, dia ikut main, aku main petak umpet, dia ikut main, dan pada satu waktu, aku jadi ikutan dia main masak-masakan. Uh,.. itu dulu ya...
Bella tahu banyak tentangku.
"Roy takut cicak!" Benar
"Roy gak suka daging kambing!" Benar
"Roy kalau udah ngantuk, tidurnya gak tau tempat!" Benar
"Roy nangisnya di kamar mandi" Benar
"Roy paling suka ke cewek yang tinggi" Benar.
"Roy gak mau pisah sama aku" Dan yang ini SALAH! yang benar Bella yang gak mau pisah sama aku. Yah, Bella gengsinya ketinggian. Bella itu sahabat yang baik, sejak SMP sampai saat ini, aku gak pernah lihat dia nangis sekali pun. Gak taulah. Dia suka senyum terus. Bahagia terus, seperti tidak punya beban hidup. Kalau aku lagi sedih, dia selalu mengelus pundakku dan itu yang sangat menyebalkan. Dia anggap aku anak kecil.
"Roy, kamu kok galau terus sih. Seminggu dua kali galau itu overdosis tau?"
"Namanya juga manusia normal. Gak mungkin sedih terus, juga gak mungkin seneng terus," Aku memandang Bella lalu dengan muka yang aku buat sok serius aku lanjutkan kata-kataku sambil mengelus dada "Sedih seneng itu berputar, saling mengisi hidup. Aku bersyukur jadi orang normal. Yang gak pernah sedih berarti gak normal, kayak kamu!"
"Plak" Bella memukul kepalaku, aku meringis. Dasar galak kayak Mak Lampir!
![](https://img.wattpad.com/cover/133278832-288-k783546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Girl
Teen FictionMendapatkanmu memang tidak mudah. Tapi bagiku ini kesempatan, untuk menunjukkan bahwa aku mencintaimu sepenuhnya. Mungkin saja, kamu juga tidak ingin aku cepat menyerah. Benar kan? Ngaku aja deh... Menyatakan 'Aku Suka Kamu' tidak akan membuat dirik...