Rumah itu besar sekali. Keluarga kaya raya. Di dalam ada pasangan suami istri yang serasi banget. Si istri cantik banget, model wanita elegan. Si suami gantengnya gak nanggung. Aku meleleh liatnya, andai dia ayahku. kata si kecil Bella yang lebay bin alay.
Ini cerita dulu banget ya, saat Roy, Rendi, dan Bella masih kecil. Masih kelas 3 SD, masih imut-imut, masih mbem-mbem. Pokoknya masih bikin gemes. Waktu itu hari Minggu pagi, sekolah libur. Mereka bertiga punya misi hebat. Misinya adalah mencari tahu tentang anak gadis seumuran mereka di dalam rumah besar yang saat ini sudah berada di depan mata.
"Bella! Kamu kok gak bilang kalau ada Pak Satpamnya." Roy menepuk pundak Bella.
"Kalau aku bilang, kalian gak bakal mau aku ajak" Bella cemberut, Oh, pipinya... pengen dicubit.
"Terus, gimana cara kita masuk?" Rendi berbicara sok serius. Dia masih pakai kaca mata. Berlagak jenius karena dia sadar punya otak yang berlian. Dia juga sering memegang bagian tengah kaca matanya. Menirukan gaya serial anime favoritnya. Detective Conan. Dan seperti biasa, Roy tidak tertarik dengan gaya terlalu serius seperti itu. Hanya Bella yang mau mengikuti alur sok kedetektifan Rendi. Yang terpenting saat ini, Roy ingin bertemu dengan gadis di dalam rumah besar itu, karena kata Bella, gadis itu cantik dan manis banget. Bisa membuat hati adem-anget setiap kali melihatnya. Nah, untuk urusan cewek cantik, Roy gak mau ketinggalan. Pokoknya cantik itu sesuatu yang spesial dan harus dibudidayakan dan dilestarikan keberadaannya. Dan lagi,
"Pokoknya anak itu harus jadi temen kita! Aku kan juga mau punya temen cewek."
"Roy, aku cewek!" Bella membela diri
"Ah, kamu gak ada manis-manisnya, ngomel terus sih tiap hari"
Meski suka ngomel aku suka kok, Bel. Rendi bergumam dan menyembunyikan senyumnya.
Rumah besar itu terlihat indah, tapi sepi. Mereka akhirnya berjalan di pinggiran rumah. Mengikuti jalanan di samping pagar yang indah. Sampai pada akhirnya, Rendi menarik tangan dua temannya. Tidak bicara, hanya memberi isyarat kepada dua sahabatnya untuk mengikuti arah pandangannya.
Di balik pagar itu, di halaman yang cukup luas, gadis seumuran mereka, menari-nari sendirian. Pun begitu, dia terlihat bahagia. Dia seperti memiliki teman yang ikut menari bersamanya. Dan itu adalah pemandangan yang sangat indah bagi Roy. Rendi tersenyum melihat reaksi Roy, dia menghela napas kemudian menoleh ke arah Bella, wajah Rendi seketika merona. Entah dia sedang membayangkan apa.
Kembali ke gadis di balik pagar. Dia memakai gaun putih bermotif bunga merah muda yang anggun. Tanpa sadar Roy berteriak,
"Woy, Cantik! Kita mau main sama kamu!" gadis itu seketika menoleh. Tersenyum manis. Rendi dan Bella seketika melotot, tidak mempercayai kenekatan Roy. Tapi, keterkejutan mereka berdua seketika menguap. Gadis itu pergi ke gerbang, dia berbicara sebentar dengan satpam kemudian berjalan menghampiri anak lelaki yang memanggilnya dan kedua sahabatnya. Tiga anak di luar gerbang seketika meloncat-loncat senang. Ternyata mengajak gadis itu berteman tidak sesulit yang mereka bayangkan.
"Aku mau panggil kamu Cantik. Jadi kamu jangan kasi tau nama kamu dulu. Aku Roy" Roy selalu menjadi yang terdepan. Dia seolah menjadi ketua tanpa dipilih.
"Aku Bella! Mau ya main bareng?" Bella mengulurkan tangan
Si gadis mengangguk sambil menjabat tangan lalu mendekat ke Bella, "Aku Intan" dia berbisik.
"Kalau aku Rendi." Hanya singkat perkenalan dari Rendi.
Roy mengambil tangan Intan, "Ayo, Cantik! Kita berangkat!" Roy membuat janji dengan dirinya sendiri. Tangan digenggamannya akan selalu ia jaga
Intan tersenyum geli, anak ini! Dia membiarkan tangannya digenggam. Sejak saat itu, Intan percaya bahwa hidupnya akan berubah. Tanpa Roy, Rendi dan Bella sadari, mereka adalah teman pertama bagi Intan. Dan hari itu adalah kali pertama Intan keluar dari rumahnya tanpa meminta izin kepada orang tuanya. Hari itu juga, sejarah panjang dimulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Girl
Roman pour AdolescentsMendapatkanmu memang tidak mudah. Tapi bagiku ini kesempatan, untuk menunjukkan bahwa aku mencintaimu sepenuhnya. Mungkin saja, kamu juga tidak ingin aku cepat menyerah. Benar kan? Ngaku aja deh... Menyatakan 'Aku Suka Kamu' tidak akan membuat dirik...