part 4

139 1 0
                                    

Matanya andra makin berkaca - kaca saat menceritakan kesedihan istrinya yang disebut orang istri sial, istri mandul dll. Telinga andra cukup pekak dengan semua tuduhan itu. Dia takut tika frustasi, beruntung Khumaira mengobati segalanya.

Sore itu dia membawa khumaira menghirup semilir angin dia masih tetap mampir dan menjemputku di kantor. Khumaira gadis kecil yang lucu, bicaranya membuatku tertawa. Anak yang polos itulah yang mungkin mengatakan jika ayahnya membonceng seorang wanita pada ibunya. Dan ayahnya mengajak kami menghirup udara di pantai dengan sunset yang indah. Entahlah aku tak tahu kenapa hatiku tak bisa menolak ajaknnya.

Esoknya Andra mengabariku jika Tika marah dan berantem dengannya. Aku mulai merasa jengah dengan kondisi ini, alam bawah sadarku seolah mencambukku keras menyadarkan jika persahabatanku ini palsu.

******

Sejak saat itu aku menutup akses masuk Andra dalam kehidupanku termasuk aku pindah kerja, dikarenakan ibu pindah rumah ke dekat ka Hilda. Kakak tertuaku, mungkin dengan ini andra tak kan menungguiku lagi. Tapi aku salah. Dia selalu tahu keberadaanku. Waktu itu dia sudah duduk manis di depan gerbang kantorku. Aku menghindar dan berusaha memanggil taksi. Tapi dia mencekalku.

"Audri tunggu, kita harus bicara."

"Bicara apa Kak, eh pak andra. Aku mau pulang. Ibu pasti menungguku."

"Please ikutlah denganku ada yang aku ingin sampaikan." Aku bergeming.melihat tatapan Andra yang seperti anak kecil ingin uang jajan. Aku mengangguk. Kunaiki motor itu, tanpa kusadari sepasang mata sendu menatapku iba

SURGA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang