part 10

240 4 0
                                    

Singkat cerita dua hari selanjutnya saat kondisi Tika makin memburuk. Aku dituntun ibu di dekat tika dan beberapa keluarga dekat.

Seorang ustadz telah datang aku didandani secara sederhana hari itu hari ijab kabulku disaksikan Tika. Sungguh aku tak sanggup menatap matanya yang begitu tegar saat mendengar suaminya mengucapkan kata yang merupakan tanda masuknya perempuan lain dalam hidupnya.

Tak ada airmata yang biasa meluruh ketika seorang wanita tahu dirinya diduakan. Entah terbuat dari apa hati wanita itu. Aku yang makin merasa bersalah dalam ketegarannya. Dia menyalamiku dan menyatukan tanganku dengan mas Andra.

"Selamat ya mas, semoga dia menjadikan hidupmu sempurna menjadi jannahmu di dunia juga di akhirat nanti. Bahagiakan dia mas, karna aku tak bisa membahagiakanmu, hanya ini kebahagianku yang terakhir." Bibirnya tersenyum.

Akhirnya audri kembali ke ruang rawat intensif untuk pemeriksaan. Dia melambaikan tangan padaku. Senyum itu tak henti menghiasi bibirnya.

Malam kini mulai beranjak. Aku masih setia menunggu mba Tika yang terbatuk dari tadi. Beberapa kali mas Andra mengoleskan transpulmin di tenggorokannya.

"Uhuk.. mas.. audri, sudahlah kalian pasti lelah. Istirahatlah, ada suster yang menjagaku. "

"Tapi Tik, aku akan tetap menemanimu. Kamu sakit." Telunjuk tika menghentikan bibir suaminya.

"Mas, kini kewajibanmu bertambah, aku ada yang mengurus. Lihatlah dia ini sekarang istrimu, malam ini malam pertama kalian, masa mas mau mengecewakan dia." Mata tika seakan memerintah pada suaminya.

"Mba, aku gak apa - apa lagian ga ada yang nemenin mba disini, biar mas andra menemani disini gantian. Aku mau ke mushola dulu." Aku membuat alasan agar andra menemani mba Tika.

"Mas, kamu kok biarin dia. Gimana sih, suami itu wajib loh menafkahi batin istrinya, mas aku tahu kamu ga tega ninggalin aku sendiri, tapi yakinlah mas, aku tahu. Aku sudah tak bisa memberikan hak ku sebagai istri. Sejak  sebulan setelah aku kecelakaan. Mas kita menikah tapi kamu tak pernah mendapatkan hakmu, kamu butuh itu mas. "Tangis tika pecah, andra membelai rambut yang semakin tipis di kepala tika.

"Aku tak pernah menyesali itu tik, semua udah takdir sang pencipta. Aku tak ingin menyakitimu dengan pergi sekarang bersama audri."

"Mas, mas udah janji bahagiain dia. Mulailah dari sekarang ayo mas, aku akan istrihat sekarang." Ucapnya mendorong tubuh suaminya. Andra terpejam mencium ubun ubun istrinya, ada beban yang kini dia pikul. 2 hati perempuan. 2 jiwa yang akan dia pertanggungjawabkan kebahagiaannya. Akhirnya dia melangkah senyum tika mengembang mengiringi kepergian suaminya.

Andra menemuiku di mushola, aku sedang melipat mukena saat dia masuk dan shalat. Setelah berdoa tangannya mencium jemariku lembut dan mengajakku berdiri.
"Yuk kita pulang." Aku tercekat.
"Pulang? Lah mba tika siapa yang jagain?" Andra memelukku seakan ingin menenggelamkanku dalam kegundahannya.

"Tika menyuruh kita pulang dan istirahat, aku udah nolak tapi dia bersikeras, katanya dia harus istirahat cukup."

Aku menurut saat suamiku menggandeng pinggangku. Ada rasa bersalah yang mengukir hatiku, aku kini merebut sebagian hidup mba tika, arghhh betapa kacaunya pikiranku.

Kami sampai di rumah mas Andra. Selama ini mba tika pindah ke rumah ibunya. Karna ingin ditemani jadilah rumah ini kosong.

Kulihat poto pernikahan mas andra dengan mba tika yang kokoh di ruang tamu, terlihat cantik dan gagah.

Andra menuntunku memasuki kamar yang sengaja disiapkan adikny siang tadi. Kamar yang lain adalah kamar mba tika.

Aku duduk di sudut ranjang. Pikiranku melayang tak tentu memikirkan takdir yang menepatkanku pada posisi yang kini kudapat. Andra membawakanku secangkir susu hangat, aku masih memegang kedua lututku mirip sekali adegan pengantin wanita india menunggu suaminya di malam pertama yang canggung. Bahkan aku tak berselera untuk meminum susu itu jika bukan mas andra yang membawa gelas itu ke bibirku. Aku mulai takut menghadapi malam aku ingin segera pagi.

Aku bergeser duduk saat suamiku mendekat rasa canggung menyergapku, dia kini suamiku yang harus kulayani tapi jujur dia hanya setengah milikku sebagian lagi milik mba tika. Aku memejamkan mata saat Andra mematikan knop saklar lampu kamar dan menyalakan lampu tidur. aku ingin tidur saja. Tapi itu dosa membiarkan suamiku.

Tangan Andra mengelus rambut panjangku, kurasakan nafasnya makin tak teratur.
"Tidurlah sayang, kamu pasti lelah." Suaranya berat bahkan mendesis di telingaku. Aku merebahkan kepalaku disambut tangan andra yang melingkar di pinggangku hidungnya menghirup aroma tubuhku dalam dalam.

Tika memejamkan mata, airmata itu kini luruh di pipi tirusnya. Dia membayangkan suaminya kini di pangkuan wanita yang dia ikhlaskan memiliki hati suaminya. Merasakan satu sembilu yang kini menusuk kalbunya dalam. Dia menghela. Ikhlas, ikhlaskan Tika.

Audri pun memejamkan matanya saat suaminya melepas semua beban yang tertahan selama 2 tahun tak dia lepas bersama tika, dia lelaki normal yang walaupun sabar menerima tika, tapi tak sanggup menghindar dari keinginan naluriah menyelami indahnya Audri.

Pagi buta disaat andra dan audri masih berselimut dalam lelah. Ponsel andra berdering. Secepat kilat andra membangunkan audri membersihkan diri dan bersiap memasuki mobil. Audri pun sama. Kabar dari suster Tika kritis.

Sesampai di rumah sakit , semua keluarga sudah berkumpul andra menyeruak menyerbu Tika yang sedang memanggil namanya lamat - lamat.

Dokter menyuruh andra memimpin doa dan zikir untuk tika, air mataku dan andra meleleh. Akhirnya mba tika pergi dengan tangan menggenggam suaminya senyum menghiasi bibirnya yang kaku. Andra aku bimbing dan aku kuatkan agar dia ikhlas melepas mba Tika.

"Ibu, ayah ayo pulang...." Nazla setengah berteriak memanggilku yang sedari tadi melamun di atas makam tika. Yang kami ziarahi. Putri kecil kami nazla anugrah terindah untuk andra yang kini berusia 3 tahun tampak lari menuju mobil.

Tamat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SURGA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang